Most Exciting Experience.

96 2 0
                                    

Hargailah karya orang lain!!

Selamat membaca
_______________

Rembulan telah tergantikan oleh teriknya matahari, segerombolan anak sekolah yang duduk di atas jok motor mereka asik berbincang tentang banyak hal.

"Naka, bentar lagi lonceng berbunyi kita ke kelas yuk" ajak Ava sembari menarik-narik ujung lengan Naka.

Naka Langsung turun dari atas jok motornya dan menggandeng tangan Ava sembari tersenyum.

"Apinya udah padam ternyata" seru Kara sembari menatap langit-langit parkiran.

Naka hanya menunduk menyembunyikan senyumannya adiknya ini memang pandai sekali menyindir, tapi bagaimana Kara bisa tau?.

"Emang kapan nyalanya?" Tanya Deka penasaran.

"Kemarin, Lo sih pulang duluan jadi gak liat " sahut Kara sembari mengingat betapa marahnya abangnya kemarin tapi kini sudah lengket lagi seperti perangko.

"Mungkin pake kode 323 makanya udah padam" sahut Reyhan tanpa di saring dahulu.

"Jaga mulut Lo ya! Sebejat-bejatnya gue, gue gak mungkin ngelakuin itu ngerti!" Sentak Naka dengan nada dingin dan tatapan mata tajam.

Kara dan yang lainnya langsung terdiam saat mendengar suara Naka, setelah mengatakan itu Naka Langsung melepaskan gandengannya dan berjalan meninggalkan parkiran.

"Naka tunggu!" Seru Ava.

"Tu kan Naka marah" ucap Deka.

"Emang Kata-kata gue keterlaluan ya?" Tanya Reyhan.

"Jelas lah, Lo pikir Abang gue apaan 323, dah lah males sama kalian" seru Kara sembari melangkah keluar dari parkiran.

__________


Kara memasuki kelas 11.B ternyata sudah pada masuk dalam kelas dan tinggal dirinya yang masih di luar, Kara masih kelas 11 satu tingkat di bawah abangnya.

Seperti biasa Kara langsung berjalan tanpa menghiraukan tatapan para teman sekelasnya, berjalan dengan tenang menuju bangku kesayangannya yaitu pojokan.

Tak berselang lama guru bahasa Indonesia memasuki kelas, kelas yang awalnya ramai berubah menjadi hening.

Kara merasa bosan mendengar penjelasan Bu Susan hingga ia menguap berkali-kali karena mengantuk, Kara merebahkan kepalanya di atas meja semalam ia begadang sampai pagi karena bermain game, bukan sesuatu yang asing jika Kara tertidur di dalam kelas.

Kara tertidur pulas serasa penjelasan Bu Susan adalah alunan musik pengantar tidur yang sangat nyaman di dengar.

Tok tok tok.

Perlahan tetapi pasti mata Kara terbuka dan pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah tangan Bu Susan yang  mengetuk-ngetuk mejanya.

Dengan berat hati Kara mengangkat kepalanya dan tersenyum menatap Bu Susan yang Kini berkacak pinggang di depannya.

" Kamu dari tadi tidak memperhatikan saya? Sekarang kamu maju kedepan!" Titah Bu Susan dengan wajah garangnya.

"Ngapain Bu?" Tanaya Kara yang nyawanya belum sepenuhnya ngumpul.

The Power Of BrotherhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang