3. I Am Pete Jakapan

Start from the beginning
                                    

Melihat bagaimana seorang pria manis mengucapkan kalimat-kalimat aneh dan bertingkah laku seakan ia adalah orang asing, pria yang tiba-tiba tertuduh sebagai penyusup pun tertawa remeh. Ia kesal, kebenciannya mengalir semakin deras seiringan dengan kepalan kuat pada kedua tangannya. 

"Jakapan, stop wasting my time. This kind of drama isn't my cup of tea." Bangkit dari posisi duduknya, pria asing itu mendekat ke arah Build seraya menempatkan satu jari telunjuk pada dahi tertutup poni yang pria manis itu miliki. "Kau pikir, dengan berpura-pura amnesia begini, aku akan memaafkanmu yang sudah mencoba untuk mencelakai Tawan?" tanyanya lagi.

"HEH!" Build menepis kasar tangan pria asing di hadapannya. 

"Kamu sakit, ya? kamu kabur dari rumah sakit jiwa, kan? oh, atau.. ini kamu menculik aku untuk memaksa aku ikut reality show? mana kameranya? kalian menyalahi aturan! seharusnya ini semua dilakukan atas persetujuan Phi Ping!"

Mendengar nama pria lain disebutkan dalam percakapan mereka, pria asing di hadapan Build tiba-tiba saja meradang. Salah satu sudut bibirnya terangkat dan menambah kesan tidak ramah dari ekspresi wajahnya menjadi semakin kuat. 

"Ping? kau memaksa agar ayahmu dan ayahku menikahkan kita, lalu sekarang malah berkata bahwa semua hal yang terkait denganmu adalah atas kehendak pria lain?!"

Build tak ingin kalah. Meski ia tak memahami arah pembicaraan mereka, pria manis itu tetap membenci siapapun yang berbicara tanpa etika kepadanya. Menghadapi orang gila harus menjadi orang gila juga, pikir Build.

"TAPI AKU TIDAK PERNAH MENIKAHI KAMU! AKU JUGA TIDAK PUNYA AYAH! AYAHKU SUDAH DIKREMASI!" Build berteriak seraya melempar bantal di sampingnya hingga membentur wajah pria asing itu dengan cukup kuat. 

"Kalau kamu mau mengolok-ngolok aku karena sekarang aku lumpuh dan tidak berguna, lakukan saja! potret aku sebanyak mungkin dan sebarkan di media sosial bahwa anak durhaka seperti aku mendapat karma dan hidupnya hancur! tidak usah menuduhku ini dan it-"

"PETE JAKAPAN!"

Berhenti.

Dimensi waktu seketika terhenti. Bukan karena bunyi denting jam di ruangan itu tak lagi terdengar, bukan juga karena bumi berhenti berotasi, tapi karena nama yang baru saja ditangkap dengan jelas oleh indera pendengaran Build. Ingatan tentang bagaimana ia meregang nyawa di dalam kondiminium miliknya, dan tentang bagaimana ia mengucapkan harap untuk menjalani hidup sebagai tokoh 'Pete' secara brutal mendesak muncul ke permukaan.

"Tawan demam karena kau dorong dia ke kolam. Pada akhirnya, kau terkena getah dari ulahmu sendiri dan turut terpeleset hingga pingsan. Satu mansion gempar karena ulahmu. Tapi apa kau tahu? tak ada satupun pekerja disini yang menolong Tawan!" Pria asing itu menatap nyalang ke arah Build dengan nafas memburu. 

"Tipu muslihat murahanmu itu yang membuat semua orang di dalam mansion ini hanya berpihak kepadamu dan semakin sering untuk membangkang ucapanku. Sekarang, drama apalagi? apa yang kurang dan belum kau dapatkan hingga harus berpura-pura seperti sekarang?!"

Build diam. Mulutnya terkunci rapat dan tatapannya kosong menerawang. Sekuat tenaga nalarnya berusaha untuk mencerna situasi dan memahami maksud dari kegilaan yang menghampirinya. Tentang ruangan berhias simulasi hamburan bintang, tentang pernikahan paksa, tentang Tawan dan tentang.. Pete Jakapan. Semua itu sinkron bila terjadi dalam satu dunia yang Build ingat.

"Novel.. Novel Stay With Me." Build bergumam seraya menurunkan kedua tangannya untuk meraih masing-masing satu dari kaki yang masih berbalut selimut. "Tidak mungkin.. kan?" Membuat penyatuan antara ibu jari dan telunjuk, sekuat tenaga Build mencubit kedua kakinya untuk memastikan suatu hal.

THE VILLAIN (BibleBuild)Where stories live. Discover now