9. Unpredictable Secret

5.5K 721 114
                                    

"Ta?"

"Hm?"

"Bisa.. lepas dulu tidak? ini sudah 15 menit kamu memeluk phi.. sesak.."

Tannakun yang mendengar keluhan kakak iparnya segera bangkit dari posisi dan berdiri sambil berkacak pinggang. "Habisnya, Phi Jak wangi, aku suka!" ujarnya.

Jakapan menghela nafas panjang sebelum akhirnya tersenyum hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakapan menghela nafas panjang sebelum akhirnya tersenyum hangat. Kedatangan tokoh novel lain yang begitu ia sayangi sedikit mengusir kekesalan dalam dirinya atas perilaku kurang ajar Wichapas. Pria alpha yang pergi di tengah pembicaraan serius mereka itu rupanya mendapat telfon dari sang daddy untuk menjemput adik satu-satunya dari bandara.

"Ya sudah, nanti malam kamu boleh tidur di kamar phi. Nanti, phi akan peluk kamu lama sekali," Tawar Jakapan.

"Benarkah?!"

"Ben-"

"Tidak boleh! Jakapan tidur bersamaku! dia istriku, kau tidurlah di kamar tamu."

Baik Jakapan maupun Tannakun menoleh secara bersamaan ke arah sumber suara dengan raut wajah masam. 

"Sejak kapan phi peduli? memangnya phi selama ini tidur di kamar yang sama dengan Phi Jak?" Tannakun nampak jengah dan sengaja mendudukan dirinya di samping Jakapan. Dihadiahkannya pelukan manja yang melingkar pada salah satu lengan kakak iparnya itu.

"Untuk apa kau mencampuri urusan rumah tanggaku? bukankah kau datang kemari pun sudah merupakan ganggu-"

"Wicha, sudahlah. Ta sedang libur dan dia ingin menemuiku, tidak ada yang salah dengan hal itu." Jakapan melerai. "Lagipula, kamu sebenarnya kenapa? selama disini aku selalu tidur sendiri. Berhentilah mempermasalahkan hal yang biasanya kamu abaikan. Jangan pedulikan apapun yang aku lakukan, bersikaplah seperti biasanya," lanjutnya kemudian.

Tannakun yang merasa menang setelah mendapat pembelaan dari Jakapan pun menoleh ke arah Wichapas dan menjulurkan lidah merah mudanya. Alpha muda dengan kategori resesif itu benar-benar menunjukkan perilaku yang sama persis seperti dalam novel. Jahil, ketus, nakal, tiga kata itu yang berulang-ulang kali penulis gunakan untuk mendeskripsikan tokohnya.

"Phi Jak! aku rindu sekali dengan Phi Natt. Malam ini bisakah kita makan malam diluar bertiga?" Tannakun menoleh ke arah Jakapan dengan wajah berbinar, total mengabaikan keberadaan kakaknya yang sudah mulai mendidih sampai ke ubun-ubun.

"Hm.. harus malam ini? kamu tidak jet lag? perjalanan dari Paris ke Thailand itu lama sekali. Lebih baik kamu istirahat dulu untuk hari ini," timpal Jakapan.

Ekspresi penuh semangat yang ditunjukkan Tannakun perlahan luntur. Sebenarnya, Jakapan tidak tega untuk menolak ajakan adik iparnya yang menggemaskan itu. Mengingat ia benar-benar tahu bagaimana penulis menciptakan karakter Tannakun dan Nattawin sebagai dua orang yang sangat dekat layaknya kakak-beradik, ikatan itu pasti terjadi juga saat ini.

THE VILLAIN (BibleBuild)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang