15

1K 118 53
                                    

"Lo yakin, ini bunga kesukaan Doyoung?" tanya Chaeryeong sambil menunjukkan sebuket bunga matahari yang ada di tangannya.

Saat ini keduanya sedang berada di sebuah toko bunga. Yedam yang meminta kakak sepupunya itu untuk menemaninya membeli bunga.

Yedam mengangguk singkat.

"Ya. Gua masih inget. Di hari kelulusan gua, dia ngasih buket bunga matahari terus dia bilang dia suka bunga ini" tunjuknya pada bunga di tangan Chaeryeong.

Chaeryeong mengangguk paham.

"Yaudah, bayar sono"

Yedam mengambil alih buket bunga matahari itu dari Chaeryeong. Berjalan menuju meja kasir hendak membayarnya.

"Selamat pagi! Wah, bunga matahari di hari yang cerah ini ya tuan" seorang florist itu memandang bunga yang ada di tangan Yedam, lalu mendongakkan kepalanya untuk melihat orang yang menggenggam buket bunga itu.

"Bang Yedam?!"

Yedam menatap sang florist. Terkejut melihat seseorang yang turut andil dari perginya sosok yang begitu ia cintai beberapa tahun lalu, sebelum akhirnya takdir kembali mempertemukan mereka.

"Kim Junkyu?"





























•••

"Tante tante! Uwoo mau dicuapin dong" pinta Jeongwoo dengan wajah memelasnya.

Haruto, Jeongwoo, Doyoung dan Junghwan sedang berada di sebuah restoran saat ini. Karena sekarang adalah hari libur, jadi Jeongwoo meminta ayahnya itu untuk sarapan bersama Juwan dan tante Doyyie nya.

Doyoung melirik sekilas sang putra. Takut anaknya itu merasa tak nyaman. Junghwan mengangguk. Membuat Doyoung mengambil alih garpu yang ada dalam genggaman tangan mungil Jeongwoo.

"Aaaaaaaaaa~" Jeongwoo dengan semangat menerima suapan daging steak dari Doyoung.

Pipi anak itu semakin mengembung lucu. Tak lupa menampilkan senyum manisnya saat Doyoung yang kembali menyuapinya.

Melihat Doyoung yang sedikit kesusahan saat menyuapi Jeongwoo karena kursi mereka yang saling berhadapan, Haruto berdeham singkat. Doyoung mengernyitkan dahinya.

"Kamu duduk di samping Jeongwoo, biar aku di samping Junghwan"

Lagi-lagi Doyoung melirik Junghwan yang kembali mengangguk.

Akhirnya Doyoung beranjak dari duduknya, menuju kursi tempat Haruto duduk tadi. Haruto juga duduk di kursi samping Junghwan, tempat Doyoung tadi duduk.

Haruto melihat Junghwan yang hanya memotong-motong daging steak nya tanpa berniat memakannya. Membuat Haruto menarik pelan pisau serta garpu dari tangan Junghwan. Anak berpipi tembam itu menatap Haruto dengan mata bulatnya yang melotot lucu.

"Sini, ayah suapin"

"Buka mulutnya, pesawat mau masuk. Aaaaaaaaa~"

Haruto tersenyum lebar saat Junghwan menerima suapannya.

Junghwan mengunyah daging yang ada di mulutnya, dengan pandangan yang tak lepas dari sang ayah.

Karena gemas melihat pipi tembam sang putra yang sedang mengunyah, Haruto tanpa sadar mencubit pelan pipi tembam itu.

"Ihh ayah! Pipi Juwan melah nih!" kesal Junghwan karena pipinya yang sedikit memerah ulah dari cubitan gemas sang ayah. Untung saja Junghwan sudah menelan makanannya.

DAD | HaruBby Onde histórias criam vida. Descubra agora