11

1.1K 130 16
                                    

Haruto melihat waktu di arlojinya sudah menunjukkan pukul sepuluh. Yang artinya, putra kecilnya itu sudah pulang sekolah.

Haruto berdiri dari duduknya. Mengambil kembali kunci mobil yang semula tergeletak di atas nakas samping ranjangnya.

Haruto mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Sesekali ucapan sang ayah tadi pagi terus terputar di otak Haruto bagai kaset rusak.

"Jangan janji sama kami, Haruto. Janji sama diri kamu sendiri dulu. Janji sama diri kamu, kamu gak bakalan nyakitin Doyoung sama anak kalian lagi"

"Aku janji, Doyoung. Nak, papa janji gak bakal nyakitin kamu sama bunda lagi" gumamnya begitu lirih.

Mobil mewah berwarna hitam itu menepi kala pagar tinggi dengan sebuah gerbang besar bertuliskan Autumn's Kindergarten di atasnya, itu terlihat.

"Papa!!"

Saat turun dari mobil, Haruto langsung disuguhkan pemandangan sang put— ah salah, kedua putranya sedang duduk di luar gerbang yang terdapat satu bangku panjang di sana. Ya, Jeongwoo dan Junghwan. Jeongwoo yang memanggilnya dengan penuh semangat, sementara Junghwan sedang makan cokelat.

Haruto tersenyum tipis. Menghampiri kedua anak kecil itu, dan berjongkok di bawah keduanya.

"Papa, ayyo pulang"

Haruto terkekeh gemas melihat Jeongwoo yang bersemangat untuk segera pulang. Bukan tanpa sebab, kemarin Haruto sudah berjanji kepada Jeongwoo untuk mengajaknya pergi ke mall hari ini.

Pandangannya kemudian beralih kepada Junghwan yang duduk di samping Jeongwoo. Bocah itu sedang makan cokelat dan memandang Haruto dengan tatapan polosnya. Jangan lupakan wajahnya yang kotor karena cokelat yang ia makan.

Haruto mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya. Mengelap wajah Junghwan yang penuh remahan cokelat.

"Telimakaci om" ucap Junghwan meskipun sedikit terkejut karena sang ayah tiba-tiba mengelap wajahnya menggunakan sapu tangan.

Junghwan bukan tak ingin memanggil ayahnya dengan panggilan yang seharusnya. Tapi Junghwan tak mau membuat Jeongwoo bersedih jika anak itu mengetahui mereka memiliki ayah yang sama. Ibunya mengatakan itu kepadanya meskipun sempat ragu apakah sang anak mengerti ucapannya atau tidak. Namun Junghwan sedikitnya paham maksud dari ucapan sang ibu. Junghwan tak ingin menyakiti perasaan Jeongwoo kalau sampai ia mengatakan bahwa mereka berdua bersaudara. Memiliki ayah yang sama, namun ibu yang berbeda.

"Om?"  batin Haruto. Merasa sesak saat putranya itu memanggilnya dengan sebutan 'Om' lagi.

Haruto mengangguk. Melirik Jeongwoo yang sedari tadi memperhatikannya dan Junghwan.

"Papa" panggilnya.

"Iya Uwoo?"

"Papa, gimana kalo kita ajak Juwan juga?! Pasti seluuu!"

"Juwan mau yya?" Jeongwoo melirik Junghwan dengan tatapan penuh harap. Berharap Junghwan mau ikut bersamanya dan Haruto.

Haruto terdiam, sedang Junghwan menganga tak percaya.

"Eum, Juwan nda bisa Uwoo. Nanti buna nna Juwan malahin Juwan kalo Juwan nda ijin dulu"

"Yahh padahal Uwoo mau Juwan ikut. Eum, gimana kalo ajak juga buna nna Juwan?! Boleh yya papa? Pwisss" Jeongwoo memasang puppy eyes andalannya. Berharap sang ayah luluh karena selama ini Haruto tak bisa menolak permintaannya berkat jurus andalan Jeongwoo itu.

Haruto tersedak ludahnya sendiri. Jeongwoo, putranya dari Junkyu ini, ingin dia mengajak Doyoung? Mengajak ibunya Junghwan, di mana Junghwan adalah anaknya juga.

DAD | HaruBby Where stories live. Discover now