Masih banyak pertanyaan yang mereka lemparkan, Calluna hanya melambai dan tersenyum, ia ingin segera memasuki ruang bandara agar wartawan tak mengejarnya lagi. Kenapa rasanya sungguh jauh, padahal hanya beberapa langkah menuju dalam bandara.

International Wolen Airpot, sebuah bandara yang sedang ia singgahi, melayani penerbangan baik dalam maupun luar negri. Ini adalah bandara udara utama di kotanya.

Dirinya bernafas lega saat kakinya telah memasuki bandara dan wartawan berhenti mengejarnya. Memang sudah peraturan mereka hanya diperbolehkan meliput diarea luar dan bukan didalam bandara. Hal itu bertujuan agar tidak mengganggu aktivitas pengunjung serta pelayanan bandara.

Penerbangan masih 30 menit lagi, ia akan mencari minuman hangat untuk merilekskan badannya yang gemetar sejak tadi, bahkan ia masih merasakan kakinya yang lemas. Mungkin ini efek panik attack miliknya, ia tak bisa membayangkan jika wartawan menyerangnya dan mengerubuninya saat terjadi masalah. Bisa-bisa dirinya langsung pingsan ditempat karena tidak bisa mengontrol dirinya yang ketakutan.

Dicerca apalagi dimaki oleh reporter adalah ketakutannya, memang awalnya hanya akan terjadi satu atau dua orang namun saat berita naik dan tersebar di dunia maya semua akan menjadi sangat menyeramkan. Calluna bahkan teringat beberapa artis yang bunuh diri hanya karna bulian dari haters atau stranger. Semoga ia tidak akan pernah mengalami hal demikian.

Calluna membawa mug jasmine tea yang baru ia pesan, kakinya melangkah menuju ruang tunggu sambil mencoba menenangkan diri, tak mungkin ia menghancurkan waktu liburnya yang hanya 2 hari ini hanya karena perasaannya saja.

Panggilan nomor pesawat penerbangannya mulai menggema, Calluna buru-buru bangkit melangkah menuju loket keberangkatan. Saat dijalan ia yang kurang fokus tanpa sengaja menubruk seseorang dengan badan kekar. Hingga tasnya bercecer, pria itu ikut berjongkok memunguti barang bawaan Calluna. Bisa-bisanya Clluna berjalan dengan ceroboh.

"Maaf nona saya tak sengaja," ucap sosok pria itu, menyerahkan ponsel dan beberapa mini book milik Calluna yang tak sengaja terlempar keluar.

"Saya juga minta maaf, Tuan. Terima kasih dan permisi," balas Calluna yang menatap sekilas pria itu lalu pamit undur diri. Ia segera melangkah menuju tempat keberangkatan.

***

Calluna tiba di salah satu tempat yang hari ini menjadi tujuan berliburnya. Sebuah pulau yang sering dikunjungi wisatawan dari berbagai negara. Ia mengerti kenapa Calluna memilih tempat ini, sudah jelas karna lokasinya yang memang aman untuk artis sepertinya, warga lokal tak terlalu memperhatikan para pengunjung. Lebih tepatnya mereka sulit membedakan mana artis atau hanya turis lokal maupun mancanegara biasa.

Perempuan tiba di sebuah hotel berbintang, badannya terasa lelah padahal ia hanya tertidur saja selama di pesawat. Namun tak ayal tubuh Calluna tetap terasa pegal. Sebelum beristirahat Calluna memilih membersihkan diri terlebih dahulu, baru nanti agak sore ia akan keluar untuk berkeliling tempat ini.

Pukul tiga sore Calluna baru keluar dari hotel tempatnya menginap, niat hati ingin tidur sebentar namun selama dua jam dirinya tak terbangun sama sekali. Tujuannya kali ini hanya akan berjalan ke pesisir pantai, jarak hotel dan pantai hanya 15 menit jika berjalan kaki. Karena ia ingin menikmati sore hari ini, Calluna memutuskan untuk berjalan kaki saja.

Suasana sekitar cukup ramai namun tak juga padat hingga mengganggu, sesekali Calluna memotret sekitar untuk diunggah dalam insta storynya nanti.

Tanpa diduga kakinya telah memasuki area pantai, angin berhembus lembut me yentuh kulitnya, area ini ternyata cukup ramai pengunjung. Dirinya kurang nyaman dengan keramaian. Calluna melangkah menuju area pojok pantai yang lumayan sepi pengunjung.

Another Life an Extra Antagonist (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang