Alex merasa bersalah karena ia pernah menghina Bella dan merendahkan wanita itu.

"Tolong maafkan aku," bisiknya tulus.

Bella melepas pelukan dan menatap ke arah beberapa pelayan wanita yang sibuk membersihkan seisi rumah, padahal sejak tadi mereka selalu  mencuri pandang secara diam-diam ke arah Alex dengan tatapan kagum.

"It's ok, aku sudah memaafkanmu sejak lama."

"Terimakasih, honey. Aku sangat mencintaimu dan aku berjanji takkan menyakitimu lagi seperti dulu."

Alex bisa bernafas lega setelah mendengar jawaban Bella yang sudah memaafkan segala perbuatan dan hinaannya dulu.

Bella mengangguk mantap dan langsung mengecup pipinya mesra.

"Sama-sama."

                   
     
                           ***

BELLA POV.

Alex memberikan hadiah yang bernilai fantastis untukku yaitu sebuah rumah yang bagus dan kami akan menginap semalaman di sini sebelum esok kembali lagi ke mansion. Setelah menikmati makan siang yang lezat, kami bergegas menuju taman di belakang rumah untuk menikmati pemandangan alam. Rumah ini letaknya jauh dari perkotaan, udaranya segar dan dikelilingi pepohonan lebat membuatku betah tinggal di sini.

Sebenarnya aku tak menyangka ia akan memberi kejutan sebesar ini karena aku merasa kurang pantas menerimanya.
Apalagi kami belum punya status hubungan yang jelas.

Ini sungguh berlebihan.

Aku tak menginginkan harta kekayaannya, aku hanya ingin ia tak berpindah ke lain hati karena aku sudah jatuh cinta kepada Alex. Aku hanya bisa berharap, semoga ia sudah berubah dan bisa menutup masa lalunya yang kelam itu, menjadi orang yang baik dan tidak menyiksa atau membunuh orang lagi karena perbuatan itu sungguh kejam dan selalu membuatku trauma mengingat ia pernah membunuh seorang bayi mungil tak berdosa secara sadis.

Untuk sementara aku memutuskan untuk menyimpan perasaan ini dan jika waktunya sudah tepat, aku pasti akan mengutarakan perasaan cintaku ini kepadanya.

Udara segar sangat sejuk terhirup oleh indera penciuman kami, aku mengajaknya duduk di bangku taman yang menghadap ke arah bukit. Menariknya, di dekat kami terdapat beberapa ekor angsa yang berjalan beriringan. Rupanya disini ada danau buatan yang sangat indah memanjakan mata.

Aku menunjuk ke arah danau yang berjarak cukup dekat dengan kami.

"Kau ingin ke sana?" tanyanya sambil mengelus pipiku.

Aku tersenyum dan mengangguk.

"Ya, aku ingin menelusuri danau itu."

Aku meraih ponsel dan bersiap hendak mengabadikan momen indah ini.

"Bolehkah?" ijinku dengan tatapan memelas.

"Tentu saja boleh, apapun yang kau inginkan pasti aku turuti."

"Terimakasih."

Aku memeluknya erat dan ia mencium bibirku sekilas. Dadaku mendadak berdebar tak beraturan. Sebelum ia terbuai nafsu dan bertindak mesum, aku menyudahi pelukan kami.

"Sama-sama, my love."

Lagi-lagi pipiku merona mendengar sebutan sayangnya. Oh Tuhan, aku sungguh mencintainya.

Kami berjalan sambil bergandengan tangan dan ia  merekam video kebersamaan kami melalui ponselnya.

"Aku akan mengirim video kita ke Instagram agar semua orang tahu kalau aku memiliki seorang wanita yang sangat cantik dalam hidupku," ucapnya sambil mengecup keningku.

My Psychopath HusbandWhere stories live. Discover now