"Ah iya, mulutmu belepotan!" Spontan tangan Justin mengusap bibir Revela yang terdapat coklat di bibirnya. Mereka beradu pandang. "Kau sungguh cantik!"

Justin hendak mendaratkan bibirnya di bibir wanita cantik itu. Namun Revela segera berdiri menghindarinya. Justin menarik tangannya dengan agak kasar hingga kaki Revela terkilir.

"AH!!" Revela jatuh ke pangkuan Justin dengan tangan menelapak di dadanya. Mereka kembali saling beradu pandang. Revela menatap dalam mata hijaunya hingga wajah Justin merona. Revela dapat merasakan debaran jantung pemuda itu yang begitu cepat di telapaknya.

Kenapa jantungku ikut berdebar??

"Kau tidak apa-apa?" Justin memecah keheningan.

"Eh? Aah aku ... aku tidak apa-apa! Terimakasih. Lepaskan pelukanmu!" Wajah Revela memerah menahan malu.

"Ah ... maaf." Justin membantu Revela berdiri tegak kemudian melepaskan pelukannya. Mereka berdua saling gugup.

"Maaf aku harus pulang! AH!!"

"Kau kenapa?"

"Sepertinya kakiku terkilir!" Revela meringis menahan sakit.

"Benarkah? Coba aku lihat!" Kekhawatiran tampak di wajah pemuda itu. Justin mendudukkan Revela sedang ia berjongkok dibawahnya.

"Kau mau apa?"

"Memeriksa kakimu!" Justin membuka sepatu Revela mengangkat kakinya yang terkilir hingga kaki wanita itu berada diatas pangkuannya. Pemuda itu mulai memijatnya.

"AH! Pelan-pelan ... sakit sekali!!"

"Kakimu bengkak. Harus dikompres dengan air es. Ayo kita pulang ke hotel. Aku akan menggendongmu!"

"Ah tidak usah!"

Justin tak mengindahkan Revela. Ia menggendongnya dan mencari taksi.

"Justin lepas!! Kau apa-apaan sih cepat turunkan aku!"

"Aku tak mau. Aku tak kan membiarkan kau terluka lagi seperti dulu!"

"Maksudnya?" Revela tak mengerti. Namun mulut pemuda itu tertutup rapat. Tak lama mereka menemukan sebuah taksi dan pulang menuju hotel.

Sesampainya di hotel, semua orang di lobi menatap mereka. Pria blasteran Amerika-Belgia itu terus menggendong Revela.

"Justin turunkan aku! Apa kau tak malu dengan pandangan semua orang?"

"Listen Sweetheart, kau tak bisa berjalan dengan benar jika kakimu terkilir! Jika dipaksakan cederanya akan bertambah parah!"

Justin membawa Revela masuk ke dalam kamar hotel dan membaringkan tubuh wanita itu dengan hati-hati dan mulai memijatnya.

Justin membawa Revela masuk ke dalam kamar hotel dan membaringkan tubuh wanita itu dengan hati-hati dan mulai memijatnya

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"Justin aku harus pergi sekarang! Aku takut suamiku pulang!"

KRAK

"AAAAAAAAAAAAAAA!!" teriak Revela. "Kau jahat. Kenapa tak memberi aba-aba dulu?!" Revela terisak.

"Maafkan aku Sweetheart. Jika aku memberi tahumu mungkin kau akan menolaknya!" Justin mengusap air mata Revela. Kemudian ia mengompres kakinya dengan es. Setelah mengoleskan salep, Justin membalut kaki Revela dengan perban.

"Nah ... sudah selesai! Setidaknya kau bisa berjalan sedikit demi sedikit!" Dirasa tak ada jawaban, Justin mendongak. Dilihatnya Revela tengah tertidur pulas. Justin tersenyum. Ia memandangi wajah Revela yang tertidur lelap. Wajah bahagia terpatri disana. Seketika wajahnya berubah menjadi sendu. Senyum manisnya lenyap begitu saja.

"Revela ... setelah 7 tahun lamanya akhirnya aku menemukanmu! Namun kau telah menjadi milik orang lain! Tapi aku tak peduli. Aku tetap akan selalu mencintaimu dan aku akan merebutmu darinya. I love you Sweet heart ...!" Justin mencium kening Revela.

Pemuda itu bergegas menuju dapur hotel. Setelah mendapatkan sesuatu dirinya kembali ke kamar hotel.

Revela mulai membuka matanya perlahan. "Astaga aku ketiduran!! Jam berapa ini? Kenapa kau tak bangunkan aku?!"

"Kau tidur nyenyak sekali. Aku tak tega membangunkan mu. Tenanglah kau hanya tidur sebentar saja!"

"Emm ... wanginya!!"

"Cobalah wafel ini selagi hangat! Kau akan ketagihan! Ini lebih enak dari yang tadi loh!"

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"Cobalah wafel ini selagi hangat! Kau akan ketagihan! Ini lebih enak dari yang tadi loh!"

"Benarkah? Wow, ada toping es krimnya! Kelihatannya sangat lezat!" Revela mulai memakannya.

"Bagaimana?"

"Mmm, sangat enak! Belum pernah aku merasakan wafel seenak ini!"

"Ya sudah habiskan! Aku mandi dulu. Badanku sangat lengket!" Setelah melempar senyuman manis, pemuda itu melenggang pergi masuk kedalam kamar mandi.

"Dia pasti sengaja ingin membunuhku dengan senyum manisnya! Bisa gila kalau terus disini!"

10 menit kemudian ...

Revela menutup kedua matanya melihat Justin yang baru saja keluar dari kamar mandi bertelanjang dada dengan handuk yang asal menutupi tubuh bagian bawahnya saja. Revela mencoba mengintipnya. "AH! Kau gila! Mengapa kau mengganti pakaianmu disini?!" Revela menutup rapat kedua matanya kembali dengan telapak tangannya.


"Ini kan kamarku!"

"Kenapa tidak di kamar mandi saja?!"

"Terserah aku dong! Kalau kau mau melihatku telanjang bulat dengan senang hati aku akan memamerkan tubuh indahku ini padamu!"

"KAU ...! SHIT!" Revela beranjak pergi.

"Kau mau kemana?"

"Aku ingin keluar dari sini!!"

"Tapi kakimu belum sembuh! Sebaiknya kau istirahat dulu di kamarku beberapa hari!"

"Dasar gila!! Menyesal aku menurutimu! Ini sudah tengah hari!Suamiku bisa membunuhku jika dia tau aku berada di kamar seorang pria! Aku pergi!"

"REVELA TUNGGU!!"

Wanita itu tak menghiraukannya. Dengan tergopoh-gopoh dirinya meninggalkan kamar itu menyusuri kamar-kamar yang berderet sepanjang koridor.

***

BERSAMBUNG 💖

Published Okt 24, 2022 7:06 AM

BLIND OBSESSIONTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon