6. Shooting stars

291 35 5
                                    

Selamat membaca💜
.
.
.
.
.

Tinggalkan jejak
👣👣👣

"Apa dia sampai di rumahnya dengan aman?"

"Ya, Tuan. Nona Naree sempat mampir ke toserba sebentar. Sepertinya membeli beberapa sosis dan ramyun instan. Kemudian baru pulang."

Taehyung menatap pria paruh baya selaku supir pribadi di hadapannya dengan sorot mata yang sulit diartikan. Mungkin sedikit rasa iba? Tentu, supir Jo tahu jika secuil rasa iba sedang menyempil di dalam pandangan Taehyung yang terarah padanya, tapi pria bernama lengkap Jo Pildu itu hanya membalas dengan tatapan datar. Acuh tak acuh.

Han Taehyung tidak boleh goyah. Semua rencana sudah disiapkan secara matang dan harus diselesaikan secepatnya.

Taehyung mengambil duduk di sofa ruang tamunya. Mengambil ponsel dan memainkannya.

"Aku ingin makan ramyun juga."

"Pipi anda akan membengkak, Tuan. Akan ada syuting malam ini di—"

"Belikan ramyun yang sama dengan yang dibeli Naree!" Taehyung memberi intonasi penekanan di akhir ucapannya. Meski pun jemarinya tergulung kencang di samping tubuh, Jo Pildu tak lagi membantah. Ia hanya mengangguk patuh lekas mengiyakan dan mungkur dari hadapan Taehyung. Ketika pria itu memijat pelipisnya untuk mengurangi pening, mendadak ia bermonolog, "Apa aku perlu meneleponnya?"

"Ini nomor ponsel nona Naree, Tuan."

Taehyung mendangak, sedikit terkejut lantaran mendapati bibi Jo yang entah sejak kapan berada di belakang sofa dan menunduk sembari menyodorkan selembar kertas notes bertuliskan sebuah nomor ponsel di atasnya.

"Dari mana kau mendapatkannya?"

"Nona Naree yang memberikannya. Ia juga sempat berpesan jika itu juga nomor yang dia pakai untuk dompet digitalnya. Tuan Taehyung bisa mengirimkan uang bayarannya hari ini ke nomor itu."

"Apa Naree berpesan seperti itu juga?"

"Dari nada bicaranya, saya tahu, jika nona Naree bermaksud seperti itu."

"Kau yakin? Apa dia sungguh meminta bayaran karena aku sudah mengambil perawannya?" tanya Taehyung sedikit geram dan tidak percaya.

"Jika tidak berniat meminta bayaran, nona Naree akan kembali bekerja dengan normal besok tanpa harus meninggalkan nomor ponselnya pada saya. Seharusnya dia bisa memberikannya langsung pada Tuan."

Taehyung mengigit bibir dalamnya. Alisnya menyatu dan wajahnya memerah.
Pria itu tampak menahan amarah. Tak lagi merespon perkataan bibi Jo dan melenggang ke kamarnya dengan langkah kasar. Melihat hal itu, bibi Jo hanya menghela napas sebelum akhirnya juga kembali ke dapur dengan dagu yang sedikit terangkat.

"Dia memang pelacur sungguhan. Oh, astaga! Demi ayahnya dia bahkan rela menjual tubuhnya padaku, padahal aku pernah mengajaknya kencan dengan tulus dan dia menolaknya. Menjijikkan! Dasar penjilat!"

Taehyung meremas surainya yang masih berantakan. Hal sama ia lakukan pada berbagai macam benda di atas  nakas tempat tidurnya. Bunyi gaduh tak dapat dielakkan. Saat bibi Jo menghampiri, kamar yang semula sempat ia rapikan kembali seperti kapal pecah.

(Un)Conditionally [M]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ