The Unwanted Queen || 51

Start from the beginning
                                    

Dalton mulai merapalkan sebuah mantra. Angin bertiup sangat kencang hingga menimbulkan sebuah angin topan yang justru memutari tubuhnya. Saat itu juga Dalton mulai merubah wujudnya disertai suara gemuruh dan raungan keras yang berasal dari makhluk itu.

Evan dan Alissya saling bertukar pandang. "Aku akan melawan Dalton. Sekarang kau yang akan memimpin pasukan." ujar Evan dan langsung dijawab anggukkan oleh Alissya.

Saat itu juga Evan melangkah maju dan mulai terbang bersamaan dengan wujudnya yang berubah menjadi seekor naga. Ini kedua kalinya Alissya melihat perubahan wujud suaminya. Namun ini bukan saatnya untuk ia mencemaskan keadaan suaminya. Ia harus segera bertindak untuk mengalahkan pasukan Dalton.

Alissya mulai merapalkan sebuah mantra, wujud wanita itu pun perlahan mulai berubah. Bahkan semua orang dapat merasakan kekuatan besar dari wanita itu. Alissya pun berbalik dan menatap seluruh pasukannya. Tangannya terangkat untuk menyalurkan kekuatan miliknya.

"Aku telah memberikan sedikit kekuatanku pada kalian, maka jangan kecewakan aku. Berperanglah dan habisi seluruh pasukan musuh hingga tak tersisa." ujar Alissya tegas, namun terdengar sangat lembut di telinga mereka.

"Sesuai perintah anda Yang Mulia Ratu." sorak mereka semua sambil menunduk hormat.

Perangpun dimulai. Para klan vampire, warewolf  dan makhluk bawah telah melesat menembus pasukan Dalton. Diikuti oleh klan demon, phoenix dan wizard yang menyerang dari atas. Alissya terus memperhatikan peperangan yang terjadi dihadapannya. Ia tidak boleh lengah sedikitpun. Pandangannya pun tidak pernah lepas dari sosok naga yang terbang mengitari monster Dalton.

Alissya yang melihat Evan sedikit kesulitan menyerang Dalton tanpa berpikir panjang langsung mengeluarkan kedua sayapnya. Tetapi ia memastikan keadaan di medan perang terlebih dahulu sebelum ia terbang menuju Evan dan berdiri di samping sosok naga itu.

"Sepertinya kau sedikit kesulitan Lord. Aku akan membantumu." ujar Alissya sambil mengusap kepala naga itu.

Saat itu juga Alissya merapalkan sebuah mantra hingga sebuah pedang muncul bertengger dipinggangnya. Evan mulai terbang dan menyemburkan api biru. Alissya tak ingin kalah, ia langsung terbang dan memotong salah satu lengan monster itu saat ia lengah. Membuat monster itu meraung keras.

Alissya tersenyum senang karena ia berhasil melukai monster itu. Namun senyuman wanita itu seketika luntur saat hampir saja monster itu berhasil menangkapnya, jika saja Evan tidak segera melingkarkan ekornya untuk menahan tangan monster itu.

"Beraninya kau!" geram Alissya yang kemudian melesat untuk memotong sisa satu tangan monster itu lagi. Kini monster itu pun sudah tidak memiliki tangan untuk menyerang mereka.

Namun harapan mereka untuk segera memenangkan peperangan ini pun pupus. Karena saat itu juga Alissya melihat kedua tangan monster itu kembali tumbuh dengan cepat.

"Bagaimana mungkin?" gumam Alissya tak percaya.

"Queen."

Alissya menoleh ke  arah Evan saat mendengar mindlink dari pria itu.

"Dia memiliki regenerasi yang sangat cepat dari monster yang pernah aku temui. Sepertinya memotong tangannya hanya akan membuang waktu kita."

Alissya mengangguk menyetujui ucapan pria itu, "Lalu apa yang harus kita lakukan?"

"Kau melihat cahaya yang ada di dalam mulutnya?"

Alissya memicingkan matanya untuk melihat ke arah tempat yang dikatakan oleh suaminya. Saat itu juga ia melihat sebuah batu kristal berwarna merah terpancar di dalam mulut monster itu. Lebih tepatnya, batu kristal itu tertanam tepat di langit-langit mulut monster itu.

The Unwanted Queen || COMPLETED ✔️Where stories live. Discover now