19. Obat Perangsang'21+

Start from the beginning
                                    

Revela berdecak kesal melipat kedua tangan dan menyilangkan kaki dengan wajah tertekuk.

"Sayang ... tak ada wanita lain dihati ini! Only you!!"

Pierre duduk disebelah istrinya yang cemberut. Memeluknya dari samping. Menghirup aroma tubuh yang selalu membuat candu. "Mmh ... harum tubuhmu membuat Mas bergairah!"

"Apa sih Mas! Kita tidur saja tak usah aneh-aneh!"

"Kau terlalu naif, Sayang! Baru saja kau terbakar api cemburu!"

"Siapa yang cemburu!"

Pierre tersenyum melihat Revela semakin tertekuk.

TING
(Bunyi bel kamar hotel)

Pierre membuka pintunya. Datanglah dua wanita paruh baya membuat Revela tertegun. "Bukankah mereka cantik-cantik??" Pierre tersenyum. "Tenanglah tak usah cemburu, mereka seumuran ibuku." Pierre terkekeh. "Mereka akan memijat kita, Sayang!"

Kedua wanita paruh baya itu tersenyum membuat Revela malu. Kedua pasangan itu menelungkup diatas tempat tidur untuk dipijat. Selesai dipijat mereka mandi air hangat untuk menghilangkan rasa pegal ditubuh secara bergantian.

Udara malam begitu dingin hingga menusuk tulang. Revela menenggak satu sloki wine untuk menghangatkan tubuh. Lalu menaikkan suhu penghangat ruangan. Dirinya kembali menenggak beberapa sloki wine karena suhu udara di benua Eropa semakin dingin. Tiba-tiba kepalanya pusing. Revela merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Sensasi aneh mulai dirasakan. Jantung berdebar tak karuan. Aliran darah terasa panas bergejolak. Revela merasakan lonjakan gairah yang begitu menggebu.

Pierre baru saja keluar kamar mandi dengan handuk yang asal ia balut dipinggang dan hampir melorot. Rambut basahnya membuat parasnya terlihat seksi. Dengan penuh kekaguman, mata biru itu menatap liar sang wanita yang tengah terbaring diatas ranjang. Dengan gaun tidur tipisnya Revela terlihat begitu seksi. Dadanya membusung dengan napas terengah-engah. Revela tersentak saat merasakan tubuhnya dikungkung Pierre.

"Mas sudah tak tahan ingin menghangatkan tubuh bersamamu ...!" bisik Pierre mendesir.

"Rambutmu masih basah ... keringkan dulu ...!"

"Tak usah, nanti juga bakal basah-basahan lagi ...!" bisik Pierre mesra.

"Maksudmuh ...?" Revela mulai tak fokus karena sudah tak nyaman dengan tubuhnya.

"Masa tak mengerti! Mas minta jatah dong Sayang ... kemarin kita tak melakukannya karena kecapean! Ini kan honeymoon masa cuma jalan-jalan?!"

"Hee." Revela tertawa kecil setengah teler. Pikirannya sudah melayang. "Tak bisakah kita tidur saja?"

"Malam ini Mas ingin kamu ...!" Pierre asik menyesap leher jenjang istrinya.

Revela mulai terangsang. Tubuhnya memanas. "Ahh ... nngghh ... ya sudah pakai a-"

Pierre langsung menyambar bibir Revela dengan tangan yang meremas gundukan kenyal. Dengan mata terpejam, Revela menikmati ciumannya yang begitu panas. Setelah satu menit, Pierre melepas pagutannya.

"Bagaimana Sayang ... kau menyukai ciumanku bukan?"

Revela terdiam menatapnya. Ciumannya memang membuatku nyaman. Tapi aku tak mau punya perasaan untuknya!

Lampu dimatikan. Handuk yang membalut kejantanannya sudah terlepas. Seluruh busana istrinya sudah berserakan di lantai. Desahan nikmat mulai terdengar. Revela tak mengerti mengapa disaat bersamanya kegelapan tak membuatnya takut. Ia malah menikmati setiap sentuhan yang diberikan.

Revela menggigit bibir bawahnya meremas seprai menahan rasa ngilu bercampur nikmat. Seperti biasa sang suami selalu asik memainkan puting berwarna merah jambu itu dengan mulut dan giginya. Setelah meninggalkan tanda cinta kemerahan, lidahnya turun ke sekitar area perut. Tibalah pandangannya di sekitar area bawah. Pierre menelan salivanya saat membuka area itu yang sudah dibanjiri air kenikmatan. "Maass, cepat masukkann sajjah!"

Pierre tersenyum nakal. "Apanya yang dimasukkan Honey?"

Pierre menjilati dan menyecap seluruh area kewanitaannya. Revela mendesah, menggelinjang merasakan geli dan ngilu serta kenikmatan disaat bersamaan. Begitu menikmati permainan di area bawahnya. Pierre melakukan seks oral dengan jarinya pada area itu. Napas Revela menderu. Dadanya semakin membusung membuat kedua gunung itu terlihat sangat indah. Revela mengerutkan dahi. Desahan panjang terdengar. Pierre menatap puas ekspresi istrinya. Jarinya merasakan area intim istrinya sudah begitu licin. Ia hendak menjilati kembali area sensitif itu.

"JANGAN MAAS! Cepat Masukkan sajjah!!" Revela sudah tak sabar ingin dimasuki Pierre.

Aneh tumben-tumbenan dia yang meminta? Biasanya aku selalu memaksanya!!

Mata Pierre tertuju pada sebotol wine yang sudah berkurang dari terakhir kali ia minum. Pierre menyeringai.

Heh pantas saja wanita ini begitu ingin cepat kumasuki! Wine itu telah ku campur dengan obat perangsang!!

Pierre kembali menyusu dengan jari yang bermain dibawah sana. Revela meremas rambut Pierre. Sudah tak tahan lagi dengan hasrat seksual yang begitu menggebu.

Kenapa aku seperti wanita gila?! Uuh ... aku tak tahan lagi ingin segera 'disiksa' pria ini!!

Revela mengerutkan kening dan hampir menangis. "Mass ... aku moh-honn!!"

Pierre melepas pagutannya. "Mohon apa Sayang ... hmm??" Pierre tersenyum pura-pura tak mengerti. Ia merasa puas telah mengerjai istrinya.

Revela kesal karena peringainya. "Masukki akkuh Mass ...! Aku moh-honn!!" Revela terisak.

Pierre tak tega melihatnya tersiksa seperti itu. Hasrat itu sudah tak tertahankan. Desahan nyaring keluar. Sang pria telah memasukinya. Pierre mulai memompanya. Merasa kurang puas, Revela mendorong Pierre hingga tubuh pria itu berada dibawahnya. Pierre melenguh dan meraung saat Revela melakukan seks oral pada organ intimnya.

Pierre kembali menguasai ranjang. Menyerangnya dengan kasar. Hingga desahan itu terdengar nyaring. Dirasa kurang puas, Revela kembali menyerang Pierre. Mereka berguling-guling di ranjang. Seprai itu sudah tak karuan. Bantal, guling berjatuhan. Mereka bagai hewan buas, liar tak terkendali. Kehilangan akal. Terbakar gairah bersama. Suhu dingin pun tak terasa, hanya keringat yang menyelimuti mereka.

 Suhu dingin pun tak terasa, hanya keringat yang menyelimuti mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mereka saling bercumbu dan bercinta dengan peluh bercucuran. Ruangan gelap dengan cahaya remang-remang membuat mereka begitu menikmati percintaan malam itu. Saling beradu kasih dibawah sinar rembulan yang menembus dinding kaca. Mereka menghabiskan waktu bersama sepanjang malam.

***

BERSAMBUNG 💖

Published Okt 22, 2022 1:02 PM

BLIND OBSESSIONWhere stories live. Discover now