20. J i w a || 1200 Detik ⏲

671 140 52
                                    

Keberadaan Aldebaran masih juga belum jelas dimana. Raharja dan Andin sudah mencari nya kemana-mana disetiap sudut rumah, bahkan Andin juga sudah mencari ke tempat dimana biasanya Al berada yaitu danau. Tetapi Al juga tak berada di sana. Lantas kemana perginya Aldebaran ? Mengapa ia pergi tanpa membawa Handphone dan juga mobil nya.
Keadaan ini membuat Raharja menjadi cemas, Andin pun berusaha untuk menenangkan Raharja. Mungkin saja Al sedang pergi jooging sebentar yang jarak nya lumayan jauh dari komplek tempat tinggal nya.

" om ga bisa tenang ndin, cemas banget ini. Kamu tahu Al kan anak itu gimana. Suka nekat " jelas Raharja.

Kecemasan Raharja sebenarnya juga membuat Andin cemas. Tetapi ia berusaha untuk tetap terlihat tenang, karena jika semua nya dalam keadaan panik maka tidak ada yang bisa berfikir jernih. Andin pun mengambil keputusan untuk menunggu Al selama 1 Jam, jika dalam 1 Jam Al tidak pulang juga, mereka harus kembali mencari Aldebaran.

Waktu sudah berjalan selama satu jam lamanya. Karena Al juga tidak menunjukan tanda-tanda kepulangannya, Raharja dan Andin pun memutuskan untuk mencari kembali keberadaan Al.

Tetapi baru saja keluar dari pintu rumah, terlihat seorang laki-laki berjalan tanpa alas kaki dengan tatapan kosong nya, tanpa menggunakan alas kaki. " Al! " Panggil Raharja dan Andin bersamaan. Mereka mendekat ke arah Aldebaran yang berjalan pelan itu.

" kamu dari mana si ?! " tanya Raharja dengan nada sedikit tinggi saking mencemaskan keadaan Aldebaran.

" Iya Al, kamu kemana sih ? Kenapa ngga pamitan sama orang rumah ? ga bawa Handphone pula, bikin cemas orang lain tau ngga ? Sadar akan hal itu ?! " tanya Andin sama panik nya.

Tetapi tak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut nya, ia hanya melanjutkan langkah kaki nya berjalan limbung memasuki rumah, dan menuju kamar nya. Andin pun berusaha mengejarnya sementara Raharja masih di buat bingung.

" Al! " Raharja dan Andin dengan cepat menahan tubuh Al agar tidak jatuh ke lantai.

" ka-kamu minum ya ? " tanya Andin pada Al, Al hanya membalas dengan kekehan kecil dan detik berikutnya Al memuntahkan semua isi perutnya.

Plak!

Sebuah tamparan mendarat sempurna di pipi Aldebaran dari tangan Raharja, tak habis fikir dengan putra nya itu karena pulang pagi dalam keadaan mabuk berat. Raharja menarik kerah piyama hijau yang Aldebaran kenakan. " Jadi semaleman kamu pergi untuk minum ?! Sampai semabuk ini! Dan baru pulang jam segini ?! Dari mana lagi kamu ?!" Tanya Raharja penuh emosi.

Andin pun berusaha menenangkan Raharja. " Om! Calm down, kita ga tau apa yang Al alamin sampai dia minum banyak begini. Nanti kalau Al udah sadar dari Alkohol nya, kita tanya lagi ya, sekarang kita bawa aja Al ke kamar " Ucap Andin. Raharja menghela nafasnya kasar, ia memapah Al berjalan masuk ke dalam kamar nya.

Andin pun pergi ke dapur untuk membuat kan Al minuman hangat. Sementara Raharja masih menemani Al di dalam kamar nya. " Al, maafin papa karena tampar kamu tadi " ucap Raharja seraya mengusap pipi kanan Aldebaran.

Diperhatikan nya wajah Al yang tak karuan itu, ia terus saja mengucapkan kata-kata yang tidak jelas dan sulit untuk di mengerti. " Kenapa harus minum alkohol Al ? Papa khawatir dengan kondisi ginjal kamu sayang " rasa khawatir itu muncul di dalam hati Raharja, wajar jika ia tadi menampar Aldebaran karena ia begitu mengkhawatirkan kondisi Al.

Andin pun kembali dengan secangkir teh hangat, dengan telaten ia membantu Al untuk meminum nya. Terlalu banyak meminum Alkohol membuat Al merasa mual mungkin karena Al juga tidak terbiasa, karena ini juga untuk pertama kali nya di dalam hidup Al ia mengkonsunsi Alkohol.

Muntahan itu membuat sprei dan pakaiannya kotor. Andin pun diminta keluar oleh Raharja karena ia akan membantu Al untuk mengganti pakaiannya. Andin pun menurut.

1200 Detik [ End ] ✅Where stories live. Discover now