406 - Cyerum Nectar yang Mungkin Berbahaya

35 13 7
                                    

Langit sudah gelap, suara ombak berderu menemani ketujuh orang yang sedang berkumpul di dalam gua, serigala yang bersama mereka tampak berukuran kecil tiduran di pangkuan Gahyeon. Api yang membakar kayu menjadi penerang di dalam gua tersebut.

“Aku masih tak mengerti, makhluk hitam itu sebenarnya apa?” tanya SuA yang memulai percakapan, ia kembali membahas mengenai apa yang terjadi sebelumnya.

“Entahlah, tapi api berefek padanya.”

“Dan tebasan Yoohyeon.” Siyeon menambahkan.

SuA mengangguk. “Dan tebasan Yoohyeon.”

Karena hal ini, mereka sedikit mengetahui kekurangan atau kelemahan yang makhluk itu miliki.

“Apa ada di antara kalian yang tahu apa itu?” tanya SuA pada JiU dan Gahyeon.

“Kenapa kamu tanya kami?” tanya JiU tampak agak tak nyaman saat mendapatkan tatapan dari SuA.

“Karena kamu yang biasanya berurusan dengan monster dan semacamnya, lalu Gahyeon biasanya memiliki data atau suatu informasi yang dibutuhkan.”

“Aku tidak tahu apa-apa.” JiU buru-buru menggelengkan kepalanya. “Apalagi makhluk itu bukan monster, mungkin saja salah satu dari ras alien atau semacamnya.”

Setelah mendapatkan penuturan JiU, SuA kemudian beralih memandang ke arah Gahyeon. “Lalu bagaimana dengan Gahyeon?”

Gahyeon agak memajukan bibirnya lalu menggelengkan kepala.  “Aku juga tak tahu apa-apa. Aku tak memiliki informasi apa-apa soal yang kalian lawan.”

“Apa kamu bisa mencari informasinya?” tanya SuA lagi.

Gahyeon membelai kepala White menggunakan tangan kanannya lalu menjawab. “Bisa saja kulakukan, tapi kemungkinannya keberadaan kita akan diketahui. Pria yang jadi musuhku itu bukanlah orang bisa diremehkan, aku harus sangat berhati-hati dan serius saat menghadapinya.”

“Begitu, jadi kita tidak tahu apa-apa soal makhluk itu ya.”

“Hmm, tadi saja aku memindai semua benda jatuh, tak satu pun yang berguna, apalagi sebagian sudah membeku akibat terbakar saat jatuh. Lalu seseorang menghancurkan komponen penting dari pesawat itu.” Gahyeon menoleh ke arah Handong, ia tak menyebutkan secara spesifik siapa yang menghancurkan bangkai pesawat yang dikendarai oleh makhluk hitam itu.

“Apa? Itu bukan salahku. Apalagi tadi aku sempat diserang.” Handong membalas dengan nada yang ketus. Seperti biasa, ia tidak mau menjadi orang yang disalahkan atas sesuatu yang terjadi. Egois memang.

“Ya, ya, ya. Terserahlah, toh semuanya sudah terjadi.” Gahyeon melambai acuh tak acuh, ia mengatakan kalimat itu disertai sedikit nada ejekan.

“Omong-omong, aku penasaran sesuatu.” Siyeon angkat bicara, ia kemudian beralih memandang Handong. “Kau tak terinfeksi sesuatu bukan? Siapa tahu makhluk itu meninggalkan sesuatu pada korban yang terkena serangannya.” Ia mengungkapkan kekhawatirannya.

“Ini sudah sembuh.” Handong membalas dengan nada yang acuh tak acuh.

JiU beranjak mendekat ke arahnya. “Mana kulihat.”

Kedua tangan JiU terulur, tapi Handong langsung menepisnya. “Sudah kubilang sudah sembuh.”

“Aku hanya ingin memastikan kalau tak ada materi yang masuk ke dalam tubuh kamu.” JiU memperjelas maksud dari apa yang dilakukannya.

“Ya Handong. Jangan kasar. Kamu lihat sendiri kalau makhluk itu berbentuk cairan, siapa tahu saat menyerangmu, ada sebagian yang masuk.” SuA menasihati pada gadis kasar itu.

Nightmare - Escape the ERA 4th Stories (DreamCatcher)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang