401 part 6

28 8 8
                                    

Lirik spoiler muncul. Meski dikit, tapi musiknya udah mantap banget. 👍

***

Masalah sebelumnya sudah diselesaikan, tapi pada saat itulah alarm bahaya berbunyi di gedung asosiasi hero. Para hero yang ada di sekitar sana segera datang, apalagi ketika muncul informasi bahwa ada penyusup yang melakukan serangan.

Anehnya, tak ada kerusakan, tak ada ledakan, tak ada pertarungan yang terjadi. Para hero diperintahkan mengejar penyusup yang melarikan diri, Gahyeon dan tim Dreamcatcher tak ikut pergi dikarenakan Gahyeon yang malah bergegas menuju ruangan penelitian.

“Kenapa kamu malah masuk? Bukankah kita harus mengejar penyusup itu?” tanya JiU pada Gahyeon yang bergegas menuju ruangan penelitian di mana kedua gadis yang bekerja berada.

“Tidak perlu, sudah banyak kok yang melakukan pengejaran. Kita tak akan dibutuhkan nantinya.” Gahyeon menjawab masih bergegas berjalan.

“Lalu apa yang mau kau lakukan?” tanya Hanmi. Entah mengapa meski ia keberatan, tapi dirinya malah tetap ikut bersama Suyeon dan Jiyoo menyusul Gahyeon yang berlari secepatnya.

Gahyeon yang berlari kecil, ia menjawab pertanyaan Hanmi.  “Memeriksa hasil penelitian, mereka tidak juga memberikan informasi, padahal ini sudah satu jam.”

Ya, Karselle dan Winning sebelumnya menyanggupi bahwa mereka akan bekerja selama satu jam sebelum nantinya akan menginformasikan setelah mereka selesai. Tapi nyatanya mereka masih juga belum memberikan kabar pada Gahyeon.

“Bisa saja waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil lebih lama dari yang diperkirakan.” Suyeon menduga hal tersebut.

“Mungkin, tapi aku hanya ingin memastikan.”

“Ya sudah, kita temani.”

Setibanya di sana, Karselle dan Winning terkapar dalam keadaan tubuh yang terluka, mereka seperti sudah diserang, tapi kemungkinan besarnya mereka sudah bertarung dikarenakan keduanya bukan hanya ilmuan jenius biasa, mereka memiliki kekuatan dan kemampuan untuk bertarung. Meski begitu, keadaan mereka tampak begitu lemah karena sudah mendapatkan serangan kejutan yang kuat.

“Apa yang terjadi di sini?!” seru Gahyeon yang langsung menghampiri.

“Kalian baik-baik saja? Bertahanlah.” Jiyoo langsung menggunakan kekuatan pemulihannya untuk menyembuhkan Karselle.

Suyeon mengangkat tubuh Winning untuk duduk. “Ya ampun, lukamu cukup parah.”

Saat JiU memulihkannya, Karselle menggeleng menolak. “Jangan pedulikan kami, ini bukan luka yang mengancam nyawa.”

“Tapi tetap saja perlu dipulihkan.” Jiyoo membalas, ia menghentikan usahanya karena penolakan itu.

“Kami bisa menunggu untuk itu. “

“Bagaimana bisa kalian ...” Gahyeon sengaja menggantungkan kalimatnya.

Karselle kemudian mengungkapkan apa yang terjadi. “Ateez, mereka datang ke sini mengambil batu kristal itu. Mereka ... mereka datang melalui teleportasi.”

Mereka tampak tak tekejut saat mendengarkan hal itu, kalau penyusupnya adalah Ateez, maka hal itu akan menjadi wajar dan jelas bisa dilakukan. Asosiasi hero yang memiliki pengamanan dan pertahanan bagus akan bisa ditembus oleh mereka. Ateez adalah tim villain yang kuat sehingga asosiasi hero mempermasalahkan gencatan senjata yang kemarin dilakukan oleh tim Dreamcatcher.

“Pantas saja tak ada yang rusak.” Jiyoo menggumamkan itu sambil menoleh ke sekitar ruangan itu.

“Apa pemblokir teleportasi tak berfungsi?” tanya Suyeon tanpa tertuju pada siapa pun.

Tanpa diminta, Gahyeon mencari tahu mengenai apa yang terjadi, ia mengaktifkan komputernya, hanya dalam beberapa detik saja ia langsung mendapatkan hasil. “Sepertinya ada yang mengganggu sistemnya sehingga pemblokiran rusak.”

“Sudahlah, jangan banyak bicara, kalian kejar mereka.” Karselle kembali mengusir mereka.

“Hmm, kami akan pergi.” JiU membalas.

“Gahyeon.” Winning memanggil nama gadis itu sambil mengulurkan tangan kanannya yang memegang sesuatu.

“Ya?”

“Ini hasil penelitian kami.” Gadis itu memberitahukan, itu adalah chip kecil.

“Terima kasih banyak, aku berhutang pada kalian.” Gahyeon tersenyum sambil menerima benda itu.

“Kau akan melunasi utangmu kalau menghajar mereka untuk kami.” Karselle berucap dengan kekesalan. Ia sepertinya begitu geram atas apa yang Tim Ateez lakukan pada mereka.

“Akan kulakukan.” Gahyeon mengangguk setelah mengamankan benda itu pada dronenya.

“Harus.”

Setelahnya, keempat gadis bersama bayi serigala di pelukan Suyeon langsung meninggalkan tempat.

Jiyoo menerbangkan semua anggota timnya, mereka bergerak menuju ke mana kemungkinan Ateez berada. Ya, seperti itulah mereka bergerak menuju satu tempat ke tempat lain tanpa membutuhkan transportasi.

“Ke mana kita akan mengejar mereka?” tanya Suyeon pada mereka.

“Selain itu, dengan waktu yang sudah berlangsung lama, mungkin mereka sudah pergi terlalu jauh.” Hanmi menimpali.

“Aku sudah menandai batunya, lihat.” Gahyeon memperlihatkan layar hologram yang menampilkan peta kota. Ternyata Gahyeon sudah memasang pelacak untuk antisipasi terhadap kejadian yang seperti ini.

“Kerja bagus.” Jiyoo memuji, maka ia mengikuti arah yang ditampilkan pada peta.

Sambil bergerak, Gahyeon membaca hasil penelitian Karselle dan Winning, ternyata banyak sekali hasil yang didapat sehingga Gahyeon harus membaca secara cepat. Dari banyaknya data yang didapatkan, Gahyeon melihat sesuatu yang paling penting.

“Batu itu bisa menyatukan dua jenis makhluk hidup, memiliki kekuatan yang sangat besar. Batu itu, hanya makhluk berkekuatan kosmik yang bisa mengendalikannya.” Gahyeon berucap dalam benaknya.

“Apa bisa lebih cepat?” tanya Hanmi tak sabar.

“Oke.” Maka Jiyoo mempercepat terbangnya sehingga dalam waktu singkat mereka sudah berada di luar kota.

Di dalam hutan, sebuah portal berukuran besar sudah terbuka, Yeohwa sedang melakukan sesuatu terhadap batu kristal itu, ia menggunakan perangkat canggih yang sepertinya sedang menggunakan alatnya untuk mengekstrak energi dari batu lalu ditembakkan ke dalam portal itu.

Drone-drone hitam berbentuk serangga beterbangan di sekitar pepohonan hutan. Tiga pria lainnya tampak bersiaga takutnya ada pengganggu yang merusak apa yang sedang mereka kerjakan.

“Pemindahannya sangat lambat, sudah selama ini tapi masih 10% saja.” Yeohwa bergumam agak menggerutu saat layar hologram memperlihatkan statistik perkembangan perangkatnya.

“Kau perlu melakukan upgrade pada perangkatmu.” Jongsan bergumam sambil menyilangkan tangan di dada, ia ikut memperhatikan layar hologram itu.

“Memang, aku butuh perangkat yang bisa dengan mudah memperlakukan benda kosmik.”

Pada saat mereka sedang mengobrol, tiba-tiba dari langit memelesat sebatang pohon berukuran sangat besar menuju ke arah di mana Yeohwa dan seluruh perangkatnya berada. Jongsan lalu mengambil alih, ia mengayunkan tangannya sehingga tercipta kobaran api bertekanan tinggi yang sangat besar.

Akibat suhu dan tekanan yang kuat, batang pohon yang akan menghantam pun langsung berubah menjadi abu dalam sedetik saja. Baru selesai dari serangan itu, terjadi getaran di sana lalu serbuan es di daratan meluas menyebar menuju ke tempat mereka berada.

Jongsan menggandakan diri, jumlahnya jadi ada sepuluh lalu mereka serentak mengentakkan kaki mereka sehingga dari tanah muncul kobaran api yang membakar daratan, dua elemen yang berbeda itu langsung bertabrakan menghasilkan suaranya yang keras.

Pepohonan dalam jumlah banyak terangkat lalu memelesat menuju ke arah mereka, Yungi membuat terjangan angin di hutan itu begitu kuatnya, angin yang tercipta menjadi tornado pasir besi yang menghasilkan petir yang sangat kuat. Pepohonan yang masih berdiri, bahkan banyaknya pepohonan yang dilontarkan ke arah sana langsung hancur seketika.

Belum berhenti di situ, tebasan api panjang muncul dalam jumlah cukup banyak memotong menghancurkan tornado angin pasir besi itu. Woojoong yang sejak tadi diam, ia ikut beraksi sambil menembakkan cahaya dalam jumlah banyak, Jiyoo muncul di sana sambil menebas semuanya. Ledakan beruntun tetap terjadi di hutan itu sampai merusak lahan.

Hasilnya, daerah sekitar tempat tim Ateez kini sudah menjadi lahan kosong  dengan keadaan tanah rusak parah, tak ada pohon yang tersisa dalam radius lebih dari seratus meter. Meski masih banyak asap mengepul, keempat gadis sudah muncul di sana.

“Akhirnya tamu kita datang juga.” Jongsan menyapa para gadis itu sambil tersenyum.

“Sambutan yang meriah.” Jiyoo bertolak pinggang dengan satu tangan, sedangkan tangan yang menegang katana teracung ke bawah.

“Kalian ke mana saja? Kami sudah menunggu sangat lama sampai bosan.” Yeohwa ikut bicara sambil memandang ke arah para gadis.

“Kalian menyebalkan, kenapa kalian kenapa begitu suka memancing kami?” seru Gahyeon.

“Karena kalian ikan yang berkualitas premium.” Jongsan membalas sekenanya.

“Ikan premium hah?” Hanmi langsung menyerang ke arah para pria itu, maka Suyeon dan Jiyoo juga ikut bergerak, mereka maju bertarung, Gahyeon bersama White juga ikut bertarung melawan para pria, pertarungan mereka cukup dahsyat.

Jiyoo menghadapi Woojoong, Suyeon menghadapi Yungi, Hanmi menghadapi Jongsan. Hutan yang lebat itu langsung berubah menjadi dataran tandus dalam waktu singkat akibat pertarungan mereka. Semuanya sama-sama menjadi over power akibat penyatuan yang terjadi, serangan-serangan dari kedua kubu menghasilkan serangan yang menghasilkan daya hancur yang begitu besar.

Di sisi lain, Gahyeon sedang bertatapan dengan Yeohwa, ada perisai khusus yang dibuat oleh Yeohwa, drone dan White menemani Gahyeon saat itu. Perisai yang dibuat membuat keduanya terlindungi dari efek pertarungan yang bagaikan terjadi bencana alam dahsyat.

Sejenak Gahyeon memperhatikan jalannya pertarungan dua kubu itu, ia tak menyangka bahwa penyatuan yang terjadi membuat mereka semua menjadi over power semua.

“Kenapa ini bisa terjadi? Seharusnya penyatuan hanya membuat dua kekuatan menyatu, tak menjadi lebih kuat. Malah kalau dua jenis energi bertentangan akan saling melawan.” Gahyeon mempertanyakan mengapa semua orang menjadi begitu kuat. Gahyeon juga teringat pada dua hunter sebelumnya, serangan mematikan tak terlalu berefek pada mereka. Meski sudah dibuat rusak bagian tubuh mereka, tak ada tanda-tanda bahwa kedua hunter turun tingkat kekuatan dan staminanya. Pemulihan otomatis juga berlangsung begitu cepat.

“Dia malah menonton pertarungan, apa dia tak takut kalau aku menyerang dari belakang?” tanya Yeohwa dalam benaknya.

Kembali pada Gahyeon, ia terus berpikir selama beberapa detik sampai kemudian ....

“Ah, itu dia jawabannya. Ledakan menciptakan wadah baru yang lebih besar dan lebih kuat sehingga dua kekuatan yang menyatu menjadi berlipat. Ini tidak seperti mencampur dua minuman dalam satu gelas baru dengan ukuran sama, tapi mencampur semua minuman dalam gelas yang ukurannya lebih besar.”

Maksud Gahyeon adalah, ketika ada tiga gelas berukuran sama, dua di antaranya berisi dua jenis minuman berbeda, ketika penyatuan terjadi, gelas kosong akan diisi masing-masing setengah cairan dari dua gelas itu. Tidak seperti itu, yang terjadi adalah, gelas yang kosong berukuran kapasitas dua kali lipat dari dua gelas yang sudah berisi minuman, lalu saat penyatuan, isi kedua gelas dimasukkan ke dalam gelas berukuran besar. Maka volumenya akan besar dan banyak.

“Pantas saja, sepertinya energi dari batu itu membuat gelas kosong berukuran besar, jadi dua cairan berbeda bisa mengisinya dengan baik.”

Gahyeon berbalik badan lalu memandang Yeohwa tampak bosan.

“Oh, astaga, aku hampir lupa ada satu lawan di sini.” Gahyeon bergumam saat melihat pria itu.

“Kau mau mengatakan sesuatu? Atau mau langsung bertarung saja.” Yeohwa yang pertama kali buka suara.

Gahyeon menggaruk belakang kepalanya. “Sebenarnya, aku sedang malas bertarung.”

“Oke, kita mengobrol saja kalau begitu.” Yeohwa malah begitu santainya duduk, tak curiga atau khawatir kalau-kalau Gahyeon mengacaukan operasi perangkatnya.

“Apa yang sedang kalian lakukan?” Gahyeon mengangguk ke arah portal yang menerima energi yang terpancar.

Yeohwa menoleh ke arah yang ditunjuk Gahyeon selama dua detik sebelum kembali mengalihkan tatapannya kembali pada gadis itu.

“Oh, kami ingin mengacaukan universe.” Dengan santai dan acuh tak acuh, ia mengatakan yang sejujurnya.

“Untuk apa kalian melakukannya? Dilihat dari sisi mana pun, kalian tidak memiliki keuntungan atau manfaat apa pun dari melakukan ini semua.” Gahyeon mengajukan pertanyaan itu sambil memiringkan kepalanya. Ia agak kebingungan dengan tujuan dari perbuatan para pria ini.

“Entahlah, hanya cari kesenangan.” Yeohwa angkat tangan sambil angkat bahu. “Kami hanya bosan, punya kekuatan besar tapi tak tahu harus digunakan apa.”

“Hanya karena itu, kalian membahayakan banyak hal?” sergah Gahyeon tampak menjadi kesal akibat pengakuan pria itu.

“Ya.” Yeohwa mengangguk, ia lalu menambahkan. “Dan kami senang kalau ada yang coba menghentikan,” ucapnya acuh tak acuh.

“Kenapa?”

“Itu olahraga yang menyenangkan. Kegiatan yang menghibur kami.”

“Astaga, aku tak mengerti pikiran kalian.” Gahyeon sampai menepuk kening mendapatkan jawaban dari pria itu.

Yeohwa beranjak berdiri lalu meregangkan badan seolah melumaskan persendian setiap bagian tubuhnya.

“Nah, ayo kita bertarung saja. Aku sudah tak sabar.” Yeohwa mengajak gadis itu bertarung.

Gahyeon bersama White melawan Yeohwa, wujud monster berukuran besar itu dihadapi oleh White, monster perwujudan Yeohwa mirip seperti serigala, tapi bersisik sangat tebal, pada bagian rahang bawahnya ada lubang napas seperti insang, pada punggungnya terdapat empat sulur tentakel. White juga berubah ukuran menjadi sangat besar dengan bulu-bulu warna hitam. Pertarungan antara dua binatang raksasa terjadi.

Gahyeon sendiri langsung mencoba melakukan peretasan terhadap semua perangkat milik Yeohwa, selain senjata yang terdapat di dekat punggung kiri dan kanan monster Yeohwa, drone-drone yang beterbangan, Gahyeon juga mencoba meretas perangkat yang mengekstrak kekuatan pada batu kristal itu.

Drone-drone yang coba menyerang Gahyeon sebagian berjatuhan lalu rusak, sebagian lagi dihadang dan dihancurkan oleh drone milik Gahyeon yang setia menemani. Sedangkan pertarungan yang terjadi di belakang terjadi begitu mengerikan meski hanya terdengar suaranya.

“Gila, kuat sekali. Tapi aku bisa menembusnya.” Gahyeon berucap dalam benaknya. Ia berusaha menembus pertahanan yang dipasang oleh Yeohwa, hingga pada akhirnya usahanya berhasil.

Gahyeon belum menaklukkan senjata Yeohwa, dronenya juga, tapi ia berhasil mematikan perangkat yang mengekstrak energi dari batu itu, bahkan portalnya langsung tertutup.

“Berhasil!” teriak Gahyeon.

Pada saat yang sama, pertarungan di sana tiba-tiba berhenti. Gahyeon yang merasa heran, ia membalikkan badan lalu mendapati bahwa daerah sana sudah memiliki begitu banyak jurang akibat tanah terbelah, banyak juga kawah yang berbagai ukuran, kubu pria dan wanita tampak terhenti.

“Apa yang terjadi di sini?” tanya Gahyeon yang membawa batu kristal itu. Saat itu, ia menghampiri White yang berubah menjadi bayi serigala lagi, monster Yeohwa juga sudah berubah menjadi manusia lagi.

“Hei! Kau merusak perangkatku!” sergah Yeohwa, ya, ia malah mempermasalahkan alat-alat canggihnya yang Gahyeon retas daripada batu kristal yang sudah Gahyeon ambil.

“Maaf, kelepasan.” Gahyeon tersenyum polos, interaksi keduanya malah sama sekali terlihat seperti bukan musuh.

“Kau menyebalkan, ganti rugi!”bentak Yeohwa yang kesal akibat perbuatan Gahyeon.

“Ih, kenapa harus? Sejak kapan hero ganti rugi pada villain?” Gahyeon yang keberatan tentu ia memprotes.

“Sejak sekarang, ganti rugi!”

“Tidak ya, terima kasih.” Gahyeon menyilangkan tangan di dada sambil mengangkat dagu.

“Kalau begitu perbaiki.”

Gahyeon kali ini tak bjsa menolak untuk yang ini, ia tak mau ganti rugi karena harganya pasti mahal, tapi kalau memperbaiki, ia masih sanggup melakukannya.

“Huh, iya iya, aku perbaiki nanti.” Gahyeon akhirnya menyanggupi meski ia cemberut tak senang. Setelahnya ia memandang sekitar melihat semua orang sedang bersiaga. “Omong-omong apa yang terjadi?”

“Kau sama sekali tak merasakannya? Ada makhluk super kuat yang mendekat.” Yeohwa memberitahu.

“Maka dari itu kalian bersiaga?” tebak Gahyeon.

“Ya.”

Barulah pada saat itu Gahyeon merasakan ada sensasi aneh yang terasa pada tubuhnya. “Woaaahh aku merinding.”

“Terlambat, kenapa instingmu sangat tumpul?”

“Jangan meledekku.”

“Datang.” Yeohwa dan semua yang ada di sana mendongakkan kepala, Gahyeon juga ikut angkat wajah memandang langit, di sana ia melihat ada titik hitam yang mendekat dalam kecepatan yang cukup tinggi.

Dari langit itu, AleXa terbang turun ke lokasi mereka bertarung.

“Akhirnya kutemukan juga, jadi di sini sumber masalahnya.” AleXa bergumam saat memandang ke arah Gahyeon berada.

“Ternyata pendek.” Gahyeon berucap seenaknya saat menilai penampilan AleXa yang memang lebih memiliki tubuh lebih pendek dan lebih kecil darinya, hasilnya ia sakit kepala seketika. AleXa melakukannya hanya dengan tatapan saja.

“Woaaahhh! Ampun! Ampun! Aku minta maaf!” Gahyeon berteriak sambil berlutut, kedua tangan memegang kepala.

“Jangan seenaknya bicara makanya.” AleXa berucap, ia benar-benar kesal atas perkataan Gahyeon yang meledaknya.

“Iya iya maaf, sensitif banget.” Gahyeon membalas seenaknya, setelah sakit kepalanya hilang, ia kembali berdiri lalu dengan gaya yang sok akrab, ia memandang AleXa. “Jadi, kamu siapa?”

“Kenapa dia malah terlalu santai ya?” Yeohwa bergumam dalam benaknya.

“Aku? Pejuang di semesta, aku butuh batunya.” AleXa membalas tanpa menyebutkan namanya. Ketika mereka berbincang santai seolah kerabat, yang lain tampak sangat mewaspadai AleXa sehingga mereka memasang penjagaan tanpa mengatakan apa-apa, semuanya siap menghadapi AleXa kapan saja andai gadis dari luar angkasa itu akan melakukan sesuatu yang tidak diinginkan.

“Tidak boleh, ini punya aku.” Gahyeon menolak, alasan utamanya adalah ia terlebih dulu ingin mengembalikan semua orang seperti sedia kala.

“Dengar, gadis muda, kau harus menyerahkan benda yang kau bawa, makhluk-makhluk kosmik mengalami masalah karenanya.”

“Aku tak lihat kau bermasalah.”

“Bagaimana kau tahu aku ini makhluk kosmik?” tanya AleXa yang paham maksud perkataan Gahyeon.

“Kau turun dari langit. Hanya makhluk kosmik kuat saja yang bisa menjelajahi luar angkasa tanpa pesawat.”

“Cerdas juga.” AleXa bergumam, lalu ia kembali meminta batu kristal itu. “Pokoknya serahkan kristal itu. Aku akan memperbaikinya, akan kukembalikan semuanya seperti sedia kala, penyatuan ini ... tidak seharusnya terjadi.”

Gahyeon pun ingat dengan catatan Karselle dan Winning yang mengatakan bahwa batu itu hanya bisa digunakan dan dikendalikan oleh makhluk kosmik saja, maka Gahyeon berpikir kalau ia menyerahkan pada gadis mungil ini, semuanya akan kembali seperti semula.

“Kalau niatmu mengembalikan semuanya seperti semula, ya sudah. Tak ada alasan bagiku menyimpan batu aneh ini.”

Gahyeon berlari kecil menuju AleXa sambil memegang batu kristal yang sudah dirinya dapatkan.

“Hati-hati, benda itu sangat sensitif.” Gahyeon berpesan, tapi sekitar dua langkah lagi akan tiba di hadapan AleXa, Gahyeon malah tersandung lalu menjatuhkan kristal itu.

Hasilnya, terjadi ledakan energi untuk kedua kalinya, dan sudah dipastikan akibat hal tersebut menyebabkan terjadinya lagi penyatuan, kini antara pria dan wanita. Gahyeon bersama AleXa juga menyatu. Mereka menjadi Galexa, baru saja terjadi transisi penyatuan itu, sesuatu kembali terjadi, yaitu terjadi penyatuan berikutnya. Yang menjadi masalah adalah yang berada paling dekat dengan Galexa adalah Yeohwa, maka dari itu tanpa bisa dihindari,  Galexa langsung menyatu lagi dengan Yeohwa, mereka menjadi Galhwa.

Di sisi lain, Suyeon menyatu dengan Yungi, menjadi Sungi. Hanmi menyatu dengan Jongsan menjadi Hangsan, Jiyoo menyatu dengan Woojoong menjadi Jiyojoong. Bahkan gender menjadi tak jelas, mereka tampan sekaligus cantik, semuanya berambut panjang, hanya bentuk tubuh yang membedakan gender. Dari semua, hanya Hangsan yang tampak seperti pria, apalagi rambutnya hanya sebahu. Ini diakibatkan gaya rambut Dami dan Handong yang memang pendek ditambah karakter pria lebih dominan didapatkan.

White pun yang tak menyatu langsung pingsan karena penyatuan antara semakin banyak orang jelas membuat individu baru jadi semakin linglung dengan latar belakang mereka. Ditambah semua orang memiliki multi kepribadian, memang mereka memiliki banyak kekuatan dan kemampuan sekaligus, tapi yang menjadi masalahnya adalah tubuh itu memiliki banyak kepribadian dan pemikiran berbeda. Keseimbangan semesta menjadi runtuh karenanya.

“Entah kenapa aku merasa sudah membuat kesalahan kecil.” Galhwa bergumam saat menyaksikan orang-orang yang dirinya kenal sekaligus asing baginya.

***END***

Ini adalah spesial chapter terpendek yang pernah kubuat, tapi lumayan lah lebih dari 15.000 kata meski hanya 6 part. Aku jadi membayangkan para tokoh yang menyatu malah muncul di cerita utama, kekuatan mereka over Power semua. Ini akan jadi masalah berat buat para cewek pemain utama. 😵

Setelah ini kita akan masuk ke pengenalan setiap tokoh utama dulu ya sebelum lanjut ke cerita utama.

Nightmare - Escape the ERA 4th Stories (DreamCatcher)Where stories live. Discover now