XIX. Pangeran Misterius

65 12 2
                                    

Happy reading!

***

Sebuah cahaya yang bersinar terang mengganggu penghlihatan mereka. Asal dari cahaya itu ada di sebelah Timur. Saat mereka menoleh, sesuatu yang besar dan penuh wibawa datang mendekat.

Florin dan Edgar terpaku. Berkah bagai tengah menghujani mereka. Keelokan dan keagungan itu sungguh tak sebanding dengan permata yang paling berharga sekalipun. Bulu-bulunya yang putih menunjukkan kesuciannya. Sayapnya yang besar terbentang lebar. Dialah sang penguasa Actum Forest, penjaga agung yang dihormati. Sang White Winged Lion.

"GROAAARRR!!!"

Florin dan Edgar langsung menunduk hormat seketika. Mereka merasa keberuntungan tengah mendatangi mereka karena bertemu sang penguasa Actum Forest. Chenna yang sangat lemah pun terlihat menundukkan kepalanya memberi hormat.

"Aku tahu ini bukan kawasanku, tapi kalian sangat membutuhkan pertolonganku. Ikutlah dengaku, wahai para petualang!"

Singa agung itu tak berbicara secara langsung, suaranya terdengar berada di dalam benak mereka. Sungguh keajaiban lain yang mereka kagumi dari sang penguasa.

Myst Forest memang berada di dekat Actum Forest, atau bisa dibilang bagian Actum Forest yang dikutuk. Walaupun begitu wilayah ini sudah bukan kekuasaan sang White Winged Lion.

Di saat sang White Winged Lion itu mengambil langkah pergi, mereka bertiga mengikuti. Di hutan yang gelap ini sang singa agung bagai cahaya penerang. Mereka menyusuri hutan itu dan melihat sesuatu yang lebih bersinar di luar hutan sana.

Setelah melangkah keluar dari Myst Forest, barulah mereka bisa melihat dengan jelas White Lake yang bersinar terang. Terpaan angin sejuk menyambut mereka. Suara kicauan burung yang ada di sekitar danau meramaikan suasana.

Sungguh suasana yang berbeda dari sebelumnya. Kesunyian dan kegelapan Myst Forest telah tertinggal di belakang. Kini mereka bagaikan masuk ke dalam dimensi baru yang menyajikan pemandangan indah serta kesejukan.

"Tempat ini aman dan tak dapat dijangkau oleh mahluk jahat apapun. Kalian bisa berdiam di tempat ini sesuai keinginan kalian. Sembuhkanlah luka Panthermu dengan menggunakan air danau. Kalian juga bisa mengambil makanan dari pohon-pohon di sekitar sini."

Suara singa agung itu kembali terdengar dalam benak mereka. Suaranya yang begitu berat dan seperti ada sedikit geraman membuatnya terdengar lebih gagah.

"Kami sangat berterima kasih mendapat pertolongan dari anda seperti ini. Sungguh bagai keberkahan yang tak cukup dibalas dengan apapun," ucap Florin.

"Kalau begitu aku pergi,"

"Hormat kami pada penguasa hutan yang agung," Florin dan Edgar bersamaan memberikan salam hormat pada sang White Winged Lion.

White Winged Lion itu pergi, masuk ke dalam Actum Forest, menghilang dibalik pepohonan dan semak-semak.

Florin menoleh pada Edgar, laki-laki itu membalas tatapannya. Lalu Florin bergerak melangkah mendekati danau dan berjongkok di tepiannya. Sebuah wadah minum yang selalu dibawanya diisi air danau itu. Florin kembali, lalu meminumkan airnya pada Chenna.

Keindahan tempat ini bukan hanya pada danaunya saja. Pohon-pohon di sini berdaun hijau cerah dan berbuah banyak. Selain burung-burung kecil berterbangan sambil berkicau, kupu-kupu cantik juga terlihat kehdirannya.

Florin kembali ke tepi danau dan kini diikuti Edgar. Jika air sebelumnya digunakan untuk Chenna minum, maka kali ini air itu akan digunakan untuk mengobati luka-luka di tubuh Chenna.

Edgar ikut berjongkok. Laki-laki itu memasukkan tangannya ke dalam air. Air danau ini sangat jernih sampai-sampai dasarnya bisa terlihat apalagi di siang hari seperti ini. Entah bagaimana keindahan tempat ini di malam nanti.

ETERNUS [END S1]Where stories live. Discover now