"I want to order carbonade and stoemp!! And get me some bir!!" Pierre menghunus tajam matanya.

Pemuda itu berlalu mengambil pesanan mereka. Melihat pipi Revela merona, Pierre naik darah. Mereka bercekcok cukup lama. Pierre berdiri hendak menemui pemilik restoran. Namun Revela menahan tangannya. Pierre menarik tangan Revela dengan kasar. Tiba-tiba sebuah tangan menahannya.

"Lepaskan tangannya!" Pemuda itu mencengkeram kuat tangan Pierre membuatnya meringis.

Pierre melepas tangan Revela dan menghempaskan tangan pemuda itu. "Jadi kau bisa bicara Indo? Baguslah!" Pierre mencengkeram kerahnya. "Eh, Cecunguk! Dia itu ISTRIKU mau aku apakan itu URUSANKU!!"

Semua orang mulai gaduh. "Sayang, ayo kita pergi!"

"Maaf Tuan, makanan yang saya buat tidak bisa dibuang begitu saja!"

"Heh lucu sekali! Seorang pelayan rendahan sepertimu berani bicara seperti itu padaku?? Berikan saja bill-nya padaku! Aku akan membayarnya 10x lipat!!" Pierre kembali mencengkeram kerahnya. "Panggil bos mu! Kau akan dipecat hari ini juga!"

"Maaf Tuan! Anda tidak bisa memecat saya, karena saya pemilik hotel juga kepala chef disini!"

"HAAHAHAHAHA! Anda benar-benar lucu saya sungguh terhibur! Kau dengar itu Sayang?"

"Saya tidak bercanda Tuan. Sebaiknya anda kembali duduk dan mencicipi hidangan yang saya sajikan selagi hangat!" Pemuda asing itu menatap tajam. Revela menarik Pierre duduk. Pemuda itu berlalu pergi.

Revela menatap heran melihat suaminya dengan lahap menikmati hidangannya. Pierre menghentikan santapannya. Pandangannya teralih pada istrinya. "Kau tak makan, Sayang??"

Revela menggeleng. Pierre menatap hidangan istrinya. "Kenapa?"

"Hidangan ini mengingatkanku pada bekicot! Ini semua gara-gara kamu Mas!" Revela mengerutkan kening menahan rasa mual. "Aku ingin ke toilet!"

Pierre panik menggenggam tangan istrinya. "Duh sebentar Sayang ... kemana para pelayan disini sih?"

"Mas, Vela tak tahan!! Hoeek!"

Pierre semakin panik. "WAITER!!" Laki-laki tadi kembali menghampiri mereka.

"Kau lagi?? Bukankah kau bos disini? Kemana pelayanmu?"

"Pelayanku semua sibuk."

"Restoran di hotel seperti ini mana bisa kekurangan pelayan! Sudahlah, dimana toiletnya? Istri saya mual-mual!"

"Mari ikut saya."

"Ayo Sayang!"

"Biar aku sendiri saja. Mas kan lagi enak makan. Nanti selera Mas hilang gara-gara aku!"

"Tapi-"

"Sudahlah Mas. Aku tak apa!"

Revela bergegas mengikutinya. Mereka menuju toilet yang tempatnya tidak jauh dari sana. Tanpa pikir panjang Revela masuk kedalam toilet dan muntah-muntah. Setelah beberapa menit, ia dapat menghirup napas dengan lega.

TOK TOK

"NYONYA, ANDA TIDAK APA-APA?!" teriak pria asing dari luar toilet.

Kenapa pria itu terus menungguku?

"SAYA SUDAH TIDAK APA-APA! PERGILAH TUAN!!" teriak Revela dari dalam toilet.

"SAYA TIDAK MAU! KALAU ANDA KERACUNAN GARA-GARA HIDANGAN DISINI BAGAIMANA?"

Sialan. Bertambah satu lagi pria menyebalkan dalam hidupku!

BLIND OBSESSIONحيث تعيش القصص. اكتشف الآن