Part 12

4.3K 487 75
                                    

Gulf POV

Aku berguling ke sana kemari di atas tempat tidurku seperti orang gila.

"Sialan,aku jadi tidak bisa tidur karena terus memikirkannya"

"Siapa sebenarnya mereka? Apa hubungan wanita dan anak itu dengan tuan Suppasit?"

"Kenapa tuan Suppasit sangat bahagia di dekat mereka berdua? Ekspresinya berbeda dari biasanya,itu terlihat seperti akhirnya dia membuka topeng yang selama ini dia kenakan"

"Apakah mereka istri dan anak tuan Suppasit?"

"Tidak,tidak,tidak,jika dia mempunyai keluarga kenapa dia selalu datang ke rumah bordil ini?"

"Tentu saja dia mencari kehangatan lain bodoh!!!"

Baiklah,aku mulai terlihat benar-benar menyeramkan sekarang berbicara sendirian seperti orang gila.

"Seharusnya aku tahu,pria seperti tuan Suppasit tidak mungkin sendirian"

Maksudku,dia pria muda,tampan,dan yang paling penting,dia adalah pria kaya.

Sudah pasti dia memiliki pacar,tunangan,atau bahkan istri dan paling menyeramkan,mungkin saja dia juga sudah memiliki anak.

Aku menghela nafas.

Aku menutup mataku menggunakan lenganku,cahaya lampu dari jalan membuat mataku sakit.

Hiks...

Ini bukan pertama kalinya harapanku hangus terbakar,ini juga bukan pertama kalinya aku merasakan patah hati seperti ini.

Tapi kenapa rasanya berbeda? Rasanya begitu menyakitkan.

Rasa sakitnya terlalu banyak untuk aku tangani,setiap detik rasa sakitnya terlalu mencekikku.

Perasaan ini,aku membencinya.

Aku tertidur setelah banyak menumpahkan air mata,aku yakin pasti besok aku akan bangun dengan mata sembab,tapi aku tidak cukup perduli,karena hatiku sangat sakit sekarang untuk memperdulikan hal yang tidak penting seperti penampilanku.

Camellia merah.

Jika biasanya aku akan bersemangat setiap kali kiriman bunga dari tuan Suppasit datang,berbeda dengan sekarang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika biasanya aku akan bersemangat setiap kali kiriman bunga dari tuan Suppasit datang,berbeda dengan sekarang.

Dengan marah aku membuang bunga itu ke dalam tong sampah.

Kenapa dia memberikannya padaku? Kenapa tidak dia berikan saja bunga sialan itu kepada istrinya.

Sial,aku jadi merasa kesal lagi.

Aku berjalan pergi menjauh dari tong sampah yang seperti mengejekku,kalau selama ini ternyata aku hanya mencintai sendirian.

Aku berjalan sudah cukup jauh,tapi aku menghentikan langkahku dan berbalik berjalan kembali ke tong sampah itu.

Setelah berdiri di depan tong sampah,aku mengambil bunga yang tergeletak di dalamnya.

Sialan,kenapa juga aku harus marah dengan bunga ini,dia kan tidak bersalah,yang bersalah itu orang yang memberikannya.

Sunflower In The Dark // MewgulfWhere stories live. Discover now