Chapter 26

252 33 3
                                    

Update lebih cepat, takutnya besok gak bisa update
Jangan lupa vote dan comment oke 😉

Di tempat lain di sisi lain istana.
"Kau belum menemukannya?" Tanya Nick.
"Belum. Tapi pemburu itu setiap hari terus membunuh orang-orang kita" Ucap Kao orang kepercayaannya.
"Biarkan dia bersenang-senang. Dua orang pemburu tidak akan membuat kita kekurangan orang. Mempercayakan pada manusia-manusia itu sangat tidak berguna mereka hanya fokus untuk mencari pedang bodoh itu. Percepat pencariannya, kita juga harus mendapatkan kembali pedang ayahku" Bawahannya pun pergi. Nick menatap foto Gulf yang terpajang di sebuah lorong istana.
"Sebaiknya kau cepat kembali, atau kau akan segera kehilangan orang-orang kesayanganmu" Gumamnya.

Mew dengan cepat mendapatkan orang-orang yang dia butuhkan, ia langsung sibuk mengatur orang-orangnya dibeberapa kereta barang. Semuanya siap untuk berangkat.
"Phi maaf aku tidak bisa berlama-lama disini"
"Aku mengerti pergilah dan selalu berhati-hati. Jika kau sudah membawa Gulf, segera ajak dia kesini" Ucap Mile. Mew hanya mengangguk dan ia pun pergi dari mansion.

Dalam perjalan begitu hening tidak ada yang berbicara sehingga membuat suasananya sedikit tegang.
"Apa kau yakin tidak akan ada pemeriksaan saat kembali?" Tanya Mew.
"Ya. Sudah biasa kami membawa kembali hadiah-hadiah dari tempat lain. Lagipula kalaupun kita dicurigai, pasti jenderal Nodt akan membiarkan kita masuk"
"Kau yakin dengannya?"
"Emm. Aku pernah mendengar jenderal Nodt dan jenderal Bright bekerja sama dalam perang. Aku yakin pasti karena mereka bersahabat jenderal Bright kemarin di biarkan lewat" Mew tampak berpikir.
"Apa benar sahabat seperti itu? Bahkan Bright sendiri terlihat tidak percaya" Gumamnya.
"Kau pemburu vampire?"
"Kau benar" Win hanya mengangguk.
"Kau percaya?"
"Kenapa tidak? Jadi apa yang sebenarnya terjadi? Tadi aku mendengar pembicaraan kalian tentang vampire? Apa mereka benar-benar ada?"
"Ya aku bingung harus menjelaskannya darimana, tapi kau percaya vampire ada berdampingan dengan kita?"
"Tentu saja aku percaya! Aku sering membaca buku-buku tentang vampire. Aku sangat menyukainya, mereka sangat keren sangat kuat" Ucap Win bersemangat sedangkan Mew hanya melongo, ia tidak percaya reaksinya akan jauh dari ekspektasinya.
"Katakan tuan Mew, mereka nyata? Bisakah aku bertemu dengan mereka?" Mew hanya tertawa sedikit canggung.
"Dengar, mereka nyata tapi tidak semuanya baik. Kau bisa saja bertemu vampire yang ganas dan siap menghisapmu hingga kau kehabisan darah"
"Kalau begitu aku akan membunuh mereka. Kau tahu? Di sekolah aku jadi salah satu yang pandai berpedang" Mew rasanya lelah melihat Win yang seperti anak kecil, ia begitu semangat dengan obrolannya tanpa tahu kenyataan yang sedang dihadapinya.
"Kau harus berhati-hati. Bisa saja mereka menghilangkan keberadaan mereka dan saat kau tidak bisa melihat, detik itu juga kau akan kehilangan nyawamu" Win terdiam ia sedikit merinding mendengarnya.
"Lalu dimana vampire-vampire itu?"
"Mereka tersebar di dalam istana. Weir bekerja sama dengan mereka. Orang-orang yang menghilang, semuanya dibawa ke istana untuk dijadikan makanan para vampire"
"Apa? Itu keterlaluan. Mereka makhluk yang kejam"
"Tidak semua. Sebenarnya... Raja kalian juga seorang vampire" Win menatap Mew tak percaya.
"Tenang dia tidak seperti vampire lainnya. Walaupun yang kau dengar saat itu dia membunuh orang-orang, itu bukan karena keinginannya, namun karena ada sesuatu yang mengendalikannya saat itu"
"Tapi.. Bagaimana bisa yang mulia raja adalah seorang vampire?"
"Ibunya adalah seorang vampire. Jadi bisa dikatakan sekarang ia setengah vampire"
"Lalu bisakah aku menemuinya nanti? Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan padanya" Ucapnya antusias.
"Tentu. Jika dia menginginkannya" Win mengangguk, ia belum terlalu paham detailnya tapi secara garis besar ia tahu apa yang terjadi sekarang.

"Bagaimana rencanamu sekarang? Kau juga seorang manusia, tapi pasti ada caranya kan? Kau bisa melihat mereka?"
"Rencanaku untuk melenyapkan langsung semuanya. Karena aku seorang pemburu. Kami bisa melihat mereka walaupun mereka menghilangkan keberadaannya"
"Apa aku bisa menjadi seorang pemburu?" Tanya Win.
"Apa? Kau yakin?" Tanya Mew.
"Jadi bisa? Kalau begitu aku sudah putuskan akan menjadi seorang pemburu sepertimu. Boleh aku memanggilmu phi?" Mew tertawa dengan semangat muda Win. Win bahkan lebih semangat dari dirinya di masa lalu.
"Tentu. Saat semuanya menjadi normal kembali, aku akan bicarakan dengan p'Mile"
"Bagus. Terimakasih phi" Mew hanya tersenyum mengangguk.

King GulfWhere stories live. Discover now