Chapter 25

259 34 3
                                    


"Jadi kau benar-benar sakit?" Tanya First yang kini berada di kamar Win.
"Maafkan aku tidak bisa menemanimu uhukk uhuuk"
"Hah.. Sudahlah. Kenapa kau begitu lemah. Dasar pecundang benar-benar mengesalkan" Win duduk dari tidurnya.
"Kenapa? Kau tampak gelisah"
"Aku muak harus disuruh-suruh oleh orang aneh itu. Bahkan sekarang dia melarangku untuk menemui ayahku, memangnya siapa dia? Kenapa ayahku begitu tunduk padanya. Dia hanya terus menyuruhku untuk mencari jenderal payah itu" Win sedikit menegang, sedikit melirik tempat bersembunyi Bright.
"Orang aneh siapa maksudmu?"
"Aku tidak tahu dia berasal darimana? Tapi aku pernah diam-diam melihatnya bersama ayahku di rumah sebelumnya. Kenapa begitu mencurigakan? Ayahku selalu mengiyakan apapun permintaannya, termasuk membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Bukankah itu sama saja dengan raja aneh itu"

Dug!

Walaupun pelan First maupun Win mendengar suara itu yang langsung mengalihkan perhatian First.
"Kau mendengarnya?" Win hanya menggeleng cepat.
"Baru saja aku mendengar suara"
"Oh itu paling hanya kucing liar. Kau tahu sendiri banyak kucing liar disini" Ucap Win sedikit gugup. First menatap Win sedikit mencurigakan, namun Win berusaha untuk tetap tenang.
"Huh kalau begitu cepatlah sembuh dan segera temui aku" Ucap First langsung pergi keluar. Win melihat kepergian First hingga ia menghilang dari pandangannya.

Brakk

Bright membuka pintu lemari Win dengan sedikit kasar, ia kesal karena First menyebutnya payah, apalagi mengatakan rajanya aneh. Win langsung menahannya yang akan menyusul First.
"Aku harus menghajar anak kecil itu!" Ucap Bright penuh dengan penekanan.
"Tenanglah. Rencana kita tidak akan berhasil jika kau menghajarnya sekarang" Bright menatapnya.
"Jadi dia benar-benar menemuimu begitu tahu kau sakit. Bagaimana kau bisa berteman dengannya? Dia sendiri mengataimu didepan langsung"
"Yah. Aku rasa dia hanya kesepian dan butuh teman"
"Dia tidak akan mendapatkan teman dengan sifat keras kepalanya itu" Ucap Bright yang masih kesal.
"Ya ya lupakan. Jadi bagaimana? Besok kita bisa berangkat?" Bright mengangguk.
"Terimakasih kau membantuku"
"Bukankah terlalu dini untuk berterimakasih" Ucap Win tersenyum dan meninggalkan Bright.

Bright dan Win pergi bersama untuk menemui Mew dan Boat.
"Siapa dia?" Tanya Mew.
"Dia Win anak dari tuan Pan. Dia akan membantuku keluar dan ini untukmu. Jika kau butuh bantuan datanglah ke kediaman tuan Pan" Ucap Bright memberikan tanda pengenalnya.
"Bagaimana cara kalian keluar?"
"Ayahku punya bisnis pengiriman, biasanya setiap hari akan ada pengiriman barang keluar. Tuan Bright bisa masuk bersama barang yang akan dikirim"
"Kalau begitu aku juga akan ikut keluar untuk membawa para pemburu masuk"
"Apa? Jika menyembunyikan satu orang mungkin aku bisa bantu tapi untuk banyak orang, aku tidak menjaminnya. Mereka akan curiga" Ucap Win.
"Kita belum tahu jika belum mencoba. Aku akan membawa beberapa orang untuk melakukan formasi sihir"
"Win kau bisa membantu kan?" Bujuk Bright yang akhirnya Win pun mengangguk.
"Baiklah bagus. Boat kau tetap jaga disini. Tunggu aku membawa yang lainnya" Ucap Mew.

Gulf memejamkan matanya mencoba untuk mengumpulkan kekuatannya. Sedangkan disisi lain Apo tampak mengawasinya. Kemajuan Gulf sangat pesat walaupun baru beberapa hari. Ia pun membuka matanya dan keluar dari kolam tempat latihannya.
"Kau cepat menguasainya" Puji Apo.
"Aku sedikit mengingat ketika tubuhku diambil alih. Lagipula aku harus secepatnya kembali ke istana"
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Apo.
"Yah semua orang tidak menyukaiku, jadi tidak heran jika banyak yang memberontak di kerajaanku"
"Apa karena kematian Gil?"
"Emm. Aku yang membunuhnya"
"Tidak sepenuhnya salahmu. Aku sudah mendengar kejadian saat itu. Aku sudah mengatakan pada mereka jika kau perlu dilatih sejak masih kecil, tapi selalu saja mereka mengatakan jika menginginkan kau hidup normal seperti manusia pada umumnya. Aku mengerti maksudnya tapi tidak bisa dipungkiri jika kau setengah vampire" Gulf menatap Apo meminta penjelasan lebih.
"Kau mungkin tidak ingat, tapi saat kau masih bayi aku membawamu kesini. Aku berniat akan mengurusmu dulu sampai kau bisa mengendalikan kekuatanmu, tapi Min mendatangiku dan membawamu kembali ke istana. Dia benar-benar keras kepala"
"Kau tidak ingin berurusan dengan kerajaan hanya karena itu? Benar-benar kekanakan"
"Tidak. Ada yang lebih penting. Mungkin ini saatnya kau mengetahui hal ini" Raut wajah Apo menjadi serius.
"Sebenarnya bagus kau membunuh ayahmu itu. Dia begitu kejam dan tidak masuk akal. Dia hanya orang gila yang merelakan istrinya untuk dijadikan tumbal" Gulf mengerutkan keningnya, ia tidak mengerti.
"Apa? Tumbal apa maksudmu?"
"Kau sendiri mungkin ingat dulu kerajaanmu itu tidak seluas sekarang, bahkan kerajaanmu bisa dibilang hanyalah kerajaan kecil. Kau pikir kenapa bisa menjadi luas dalam waktu yang singkat?"
"Bukankah kami berhasil memenangkan peperangan dan wilayah kerajaan lain berhasil kami kuasai"
"Ya memang. Tapi itu berkat bantuan dari para vampire. Ibumu memiliki kekuatan penghancur yang sangat langka, sehingga dilakukan ritual darah vampire. Dia diikat darahnya dipaksa keluar dan ribuan vampire yang bersiap untuk berperang berebut untuk meminum darahnya. Saat itu aku terlambat menolongnya. Mick menghalangiku, dia cukup kuat. Aku tidak bisa membunuhnya" Hanya mendengarnya saja membuat Gulf kesal.
"Bukankah Mae meninggal karena ia sakit?"
"Kau pikir setelah ayahmu melakukan itu, ia akan berkata jujur padamu?" Gulf terdiam. Ia kesal selama ini ia telah dibohongi.
"Lalu, aku dengar Mick sudah mati"
"Ya. Sebenarnya ada hal yang tidak dia ketahui mengenai ritual itu. Vampire yang meminum darah ibumu semuanya mati termasuk Mick. Karena ibumu sangat kuat, darah yang seharusnya menjadi penguat tapi beberapa bulan setelahnya menjadi racun untuk mereka yang meminunya"
"Itu bagus. Dia terlalu bodoh"
"Kau berhati-hatilah atau kau juga mungkin akan menjadi tumbal selanjutnya. Jika aku dengar apa yang terjadi di kerajaanmu itu, mungkin nanti orang yang bernama Weir itu akan membutuhkanmu sebagai tumbal. Atau bahkan Nick sendiri yang akan menjadikanmu sumber kekuatannya"
"Tidak akan terjadi, jika dia mencariku saat itu juga aku akan membunuhnya"
"Ya sekarang fokuslah untuk berlatih dan jangan lupa minum darahmu" Ucap Apo menepuk pundak Gulf untuk menyemangatinya. Gulf yang menjadi sangat semangat pun langsung meminum habis sebotol darah yang sedari tadi dia diamkan. Baginya masih belum terbiasa meminum darah langsung dan ia pun kembali berlatih.

Bright dan Mew melihat orang-orang yang sibuk menaikan barang ke kereta kuda, hari ini rencana mereka haruslah berhasil.
"Kau siap?" Tanya Mew.
"Sangat siap" Win menghampiri keduanya mengajak mereka untuk segera menaiki kereta barang.

Semuanya berangkat Win menggunakan kudanya, hingga mereka sampai di gerbang perbatasan.
"Oh tuan muda Win" Sapa salah satu penjaga membungkuk hormat.
"Ayahku menyuruhku untuk mengawasi pengiriman hari ini. Kau tahu sendiri barang yang ku kirim untuk kali ini tidak perlu diperiksa bolehkan? Aku buru-buru waktuku tidak banyak harus segera kembali ke asrama" Ucap Win.

Sedangkan Bright maupun Mew terdiam mendengarkan obrolan Win.
"Tentu tuan muda tidak masalah. Buka gerbangnya!" Ucap penjaga itu. Win lega mendengarnya, ia tidak menyangka bisa melewatinya dengan mudah.
"Tunggu!" Teriak seseorang menghentikan beberapa kereta barang yang dibawa Win.
"Kenapa kau tidak memeriksanya?" Tegur jenderal yang bertugas di gerbang perbatasan itu.
"Maaf jenderal. Ini pengiriman barang keluarga tuan Pan. Sudah sering kami periksa lagipula tuan muda Win sedang terburu-buru dan harus segera kembali ke asramanya tuan" Jenderal itu menatap Win.
"Maaf atas ketidaknyamanannya tuan muda tapi ini perintah dari istana. Kami harus melaksanakannya"
"Tapi ini hanya barang yang biasa kami kirim. Akan sangat lama untuk pemeriksaan" Ucap Win.
"Hanya sebentar. Tuan muda mohon tunggu. Buka penutupnya!" Beberapa penjaga langsung mendekati kereta barang itu. Didalam Bright maupun Mew bersiap untuk mengeluarkan pedangnya.

Semua penutup dibuka, Win memegang pedangnya bersiap untuk mengeluarkannya. Para penjaga melihat barang-barang itu dan membuka beberapa peti di dalamnya. Jenderal itu pun ikut memeriksa ia menyingkirkan beberapa karung dan matanya langsung menangkap seseorang tengah bersembunyi. Sial bagi Bright yang dapat diketahui jenderal itu, keduanya saling bertatapan. Perlahan Bright mengeluarkan pedangnya, namun ia pun tertutup lagi oleh karung-karung yang sebelumnya menutupinya.
"Baik anda bisa lewat tuan muda" Ucap jenderal itu membuat Bright yang mendengar dari dalam cukup terkejut karena dia bisa selamat walaupun ia ketahuan. Win yang lega pun menyuruh kereta barangnya berjalan.

Semuanya sudah cukup jauh dari gerbang perbatasan. Mew maupun Bright keluar dari tempat persembunyiannya.
"Kita beruntung tidak ketahuan. Aku tadi sempat khawatir ketika mereka meminta dilakukan pemeriksaan" Ucap Win.
"Yah kita beruntung"
"Tidak. Aku ketahuan" Ucap Bright.
"Apa?"
"Jenderal Nodt melihatku tadi, tapi kenapa dia tidak menangkapku?"
"Jangan terlalu dipikirkan. Itu bagus, mungkin saja dia ada dipihak kita" Ucap Mew.
"Bagaimana jika dia melaporkannya?" Tanya Win khawatir.
"Tidak. Untuk seorang jenderal aku rasa jika dia bukan di pihak kita, dia akan langsung menangkapmu" Ucap Mew.
"Emm. Aku rasa aku harus pergi sekarang" Ucap Bright, ia tidak ingin memikirkannya karena ada hal yang lebih penting untuknya. Win pun menyerahkan kudanya dan sebuah kantong besar untuk Bright.
"Perjalanan kesana membutuhkan waktu hampir seminggu, di dalamnya sudah ada makanan dan obat-obatan. Berhati-hatilah" Ucap Win.
"Terimakasih Win"

Bright pun sudah pergi, Mew mengajak Win pergi ke mansion para pemburu.
"Mew bagaimana kau bisa datang kesini? Aku dengar kau menjadi orang yang dicari disana. Bagaimana disana? Gulf sudah ditemukan?" Tanya Mile.
"Ini Win, dia yang menolongku" Mile dan Win berjabat tangan.
"Gulf sudah ditemukan, tapi sekarang dia bersama klan vampire. Dan juga aku datang kesini untuk membawa beberapa orang pemburu. Terlalu banyak vampire disana dan yang memimpin mereka adalah Nick anak dari Mick. Aku harus membuat formasi sihir untuk membunuh mereka" Win hanya terdiam menatap Mew, ia tidak mengerti apa yang sedang di bicarakan. Mile terdiam saat mendengar Gulf sudah ditemukan.
"Kenapa kau tidak membawanya kembali?"
"Tidak sekarang phi. Dia akan berlatih disana, setelah beberapa bulan aku akan membawanya kembali"
"Oh.. Eum.. Baiklah. Aku bersyukur dia sudah ditemukan. Kau bisa membawa mereka. Berhati-hatilah"
"Ayo Win. Kau bisa menanyakannya nanti saat diperjalanan" Ajak Mew, ia tahu dari raut wajah Win yang begitu banyak pertanyaan di kepalanya. Sedangkan Mile masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia membutuhkan Gulf sekarang, tapi jika dipikirkan semakin kuat Gulf itu akan bagus untuknya. Ia pun menahan dirinya.
"Mile bersabarlah" Gumamnya.

Mile memasuki ruangannya melihat seseorang yang tengah menatap keluar jendela memperhatikan Mew yang tengah mengatur orang-orangnya.
"Dia orangnya?" Mile hanya mengangguk.

TBC

King GulfWhere stories live. Discover now