Chapter 12

294 43 5
                                    

Happy Reading 😉

Jangan lupa vote dan comment

Keringat dingin keluar dari tubuh Gulf, ia merasa badannya tidak bertenaga. Sesuatu mendekatinya dan mengelilinginya seakan ingin memeluknya. Gulf membuka matanya dan terkejut melihat sesuatu menyerupai asap mengelilinginya, ia menjauhinya. Mengambil sebuah pedang pusaka yang terpajang di dinding-dinding bangunan, menodongkannya pada asap itu. Namun seketika berubah menjadi seorang wanita cantik.
"Mae" Ucap Gulf sedikit tidak percaya kini ibunya ada dihadapannya. Pedangnya terjatuh menatap ibunya yang tersenyum.
"Kau masih hidup? Tapi...." Ibunya mengelus pipi Gulf, mencoba untuk bicara namun suaranya tidak keluar. Gulf mencoba menyentuhnya tapi tidak bisa, tangannya terus menembus.
"Apa ini? Kenapa? Mae!" Ketukan pintu terdengar membuat ibunya pun memudar dan perlahan menghilang.
"Tidak! Mae! Kembali!" Gulf berusaha meraih ibunya, tapi sekeras apapun usahanya tetap tidak dapat menyentuhnya.
"Yang mulia anda tidak apa-apa? Yang mulia!" Suara Bright terdengar dari luar. Gulf hanya terdiam, tidak mempedulikan Bright yang terus memanggilnya.

Mew masuk ke dalam istana, tampak sepi hanya ada beberapa penjaga saja. Ia pun merasakan sesuatu yang aneh dari halaman belakang dan langsung berlari berharap tidak ada hal buruk yang terjadi.

Mew melihat orang-orang berkumpul tampak gelisah dan beberapa orang tak sadarkan diri. ia mengenal aura tekanan ini, sangat persis sama dengan yang Gulf keluarkan saat membunuh Off. Mew melihat Bright yang terus menggedor pintu dan berusaha untuk membukanya, Mew pun mendekatinya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Mew. Ia melihat wajah Bright yang sudah sedikit pucat.
"Yang mulia ada di dalam, dan aku mendengar teriakannya tadi. Aku takut terjadi sesuatu padanya, apalagi dia tidak menjawab panggilanku" Jelas Bright. Mew langsung melihat seluruh bangunan, berharap ada jalan yang bisa ia masuki.

Mew menaiki atap bangunan itu, sedikit menghancurkannya untuk jalan masuk.
Mew berhasil masuk dan keseimbangannya langsung goyah karena aura yang cukup kuat. Ia melihat sekelilingnya dan menemukan Gulf yang terdiam dengan tatapan kosongnya.
"Gulf! Kau tidak apa-apa?" Tanya Mew namun tidak ada respon sama sekali.
"Gulf! Sadarlah!" Teriak Mew. Gulf sedikit meliriknya
"P'Mew" Seketika aura yang menguar itu langsung menghilang.
"Apa yang terjadi?" Tanya Mew.
"Mae!" Tanpa mempedulikan Mew, Gulf teringat ibunya. Ia pun bangun dengan sekuat tenaga menyingkirkan peti mati itu dan langsung menggali tanah. Mew melihatnya tidak mengerti.
"Gulf kenapa kau menggalinya?"
"P'Mew bantu aku. Ibuku, dia masih hidup. Cepat" Sedikit tidak mengerti namun Mew menurutinya.

Setelah mencapai peti mati dibawah tanah, Gulf sedikit ragu untuk membukanya. Namun ia pun tetap membukanya. Ia terkejut melihat hanya tulang belulang yang ada di dalam peti mati itu.
"Gulf ibumu sudah meninggal"
"Tapi aku tadi melihatnya. Sungguh" Gulf melihat cincin yang ada di jari tulang manusia itu, menunjukkan jika tulang itu memang milik ibunya. Ia tidak mengerti, jika sekarang ia melihat ibunya lalu siapa yang dia lihat tadi. Apa ia berhalusinasi? Gulf terdiam banyak pertanyaan didalam otaknya yang entah harus ia tanyakan pada siapa. Mew masih melihat ke dalam peti, baginya yang seorang pemburu ia tahu ada yang aneh dengan tulang-tulang itu.
"Gulf boleh aku tanyakan sesuatu?" Tanya Mew sedikit ragu, Gulf menatap Mew.
"Ibumu.... Seorang vampire?" Tanya Mew. Gulf tentu saja terkejut dan juga marah karena Mew bertanya seperti itu.
"Omong kosong apa itu?! Kau mengatakan ibuku seorang vampire?!" Tanya Gulf mencengkram baju Mew.
"Tenanglah Gulf, aku hanya bertanya. Kau tahu? Tulang manusia dan tulang seorang vampire berbeda. Sekarang semuanya jelas, kau bisa melihat para vampire kau juga mempunyai kekuatan sendiri, semua itu karena kau punya darah seorang vampire" Emosi Gulf semakin memuncak, ini terlalu tiba-tiba, kepalanya terlalu pusing untuk memikirkannya.
"Diam!! Ibuku seorang manusia! Aku juga seorang manusia!Sebaiknya kau pergi dari sini!!"
"Tapi Gulf-"
"Pergi!!" Gulf mendorong Mew hingga ia mundur beberapa langkah. Mew terdiam menatap Gulf yang terlihat sangat marah namun dengan air matanya yang mengalir. Mew pun menurutinya membuka pintu dan ia langsung melihat Bright yang cukup terkejut, namun ia pun langsung melewatinya dan pergi.

Bright menyimpan gelas berisi teh hangat di depan Gulf. Setelah beberapa jam akhirnya Gulf tenang kembali.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Gulf yang sedikit membuat Bright terkejut.
"Aku baik. Bagaimana denganmu? Kulihat tadi Mew langsung pergi. Kalian bertengkar?" Gulf menyesap tehnya.
"Jangan sebut namanya"
"Baiklah. Jadi apa yang terjadi tadi? Aku memanggilmu beberapa kali tapi tidak ada jawaban"
"Aku melihat Mae tadi" Bright terkejut tentu saja.
"Ratu? Tapi ratu sudah meninggal. Kau berhalusinasi?" Ucap Bright.
"Aku juga tidak tahu. Bahkan aku menggali kuburannya tadi"
"Apa? Kau menggali kuburan ratu? Kau gila?" Bright menghembuskan nafasnya berat, ia tidak habis pikir dengan rajanya itu.
"Aku hanya ingin membuktikan apa yang kulihat"
"Jadi apa hasilnya?"
"Mae ada di kuburannya"
"Lihat, kau hanya berhalusinasi. Sebaiknya kau istirahat sekarang" Ucap Bright pergi meninggalkan Gulf sendiri.

Mew memandang langit malam, malam ini dia tidak bisa tidur, pikirannya terus berkecamuk.
"Kenapa kau belum tidur?" Tanya Mile yang datang.
"Aku belum bisa tidur phi. Bagaimana denganmu?"
"Hanya ingin mencari udara segar" Mew hanya mengangguk paham.

Keduanya terdiam, Mile sesekali melirik Mew, ia sangat tahu jika Mew sedang memikirkan sesuatu namun ia tidak ingin bertanya dan memilih untuk menunggu Mew berbicara sendiri.
"Phi ada yang ingin aku bicarakan"
"Akhirnya" Mew mengerutkan dahinya tidak mengerti.
"Kau tahu kenapa daritadi aku tidak kembali? Aku menunggumu bicara" Mew tersenyum.
"Maaf phi. Kau memang yang paling tahu tentangku hehe"
"Tentu saja. Jadi ada apa? Kau bertengkar lagi dengan Gulf?" Mew mengangguk.
"Tapi ada yang lebih penting. Apa kau tahu jika ratu di kerajaan Kanawut adalah seorang vampire?"
"Apa? Apa maksudmu?"
"Aku melihat tulang sang ratu tadi. Aku semakin yakin jika Gulf adalah setengah vampire"
"Benarkah? Jadi dia memiliki kekuatan sendiri karena memang dia memiliki darah seorang vampire?" Mew mengangguk.
"Dan seingatku dia pernah memberitahuku jika dia bisa menyembuhkan diri sendiri dengan cepat, sama seperti para vampire" Mile tampak berpikir.
"Hmm jelas dia seorang vampire dan juga tulang vampire...."
"Kau berpikir hal yang sama denganku?" Tanya Mew.
"Umumnya mayat seorang vampire akan melebur tanpa jejak atau menyusut, tapi jika itu menjadi tulang seperti manusia..."
"Kematiannya disertai dengan ritual" Sambung Mew. Mile mengangguk.
"Oh ya bagaimana jika besok kau membawanya kemari?" Mew sedikit terkejut.
"Phi. Kau... Tidak akan..."
"Tidak. Dia tidak pernah menyakiti manusia jadi tidak akan aku lenyapkan kau tenang saja"
"Kau benar. Tapi aku rasa aku tidak bisa menemuinya. Dia marah padaku"
"Ada apa?"
"Saat aku bilang ibunya adalah seorang vampire, dia sangat marah dan langsung mengusirku"
"Hm bagaimana jika besok kau ikut denganku menemuinya? Kau bisa minta maaf padanya" Mew terdiam berpikir.
"Jangan terlalu dipikirkan. Besok kau ikut denganku tidak ada penolakan. Sekarang istirahatlah. Orang-orang masih membutuhkanmu. Jangan sampai kau sakit juga" Ucap Mile menepuk pundak Mew dan langsung pergi menuju kamarnya.

Gulf menatap sekelilingnya melihat buku yang berjejer rapi di sebuah rak. Hingga ia melihat sebuah pedang yang menarik perhatiannya, ia mendekat namun semakin ia mendekat pedang itu bergerak keluar dari sarungnya dan
Jlebbb
Gulf menahan nafasnya melihat pedang itu menusuk perutnya.

TBC

Next???

King GulfWhere stories live. Discover now