Chapter 23

252 35 5
                                    


Bright dengan sigap mengeluarkan pedangnya membuat bekapannya terlepas.
"Tenang Bright, ini aku"
"Tuan Mew. Maaf aku kira kau para penjaga itu" Bright sedikit meringis menahan sakit.
"Selama ini kau ada dimana? Aku mencarimu di istana tapi tidak dapat menemukanmu. Kau tidak apa-apa?" Tanya Mew khawatir melihat beberapa bagian tubuh Bright yang dibalut dengan perban.
"Aku baik-baik saja. Aku dikurung di dalam penjara dan seseorang menolongku. Maaf aku baru bisa keluar sekarang. Bagaimana? Kau sudah menemukan petunjuk tentang yang mulia?"
"Aku belum menemukannya, tapi aku menemukan Weir bekerja sama dengan para vampire"
"Apa?"
"Istana dipenuhi para vampire sekarang, dan aku lihat orang yang memimpin vampire itu adalah Nick. Jika aku tidak salah dia adalah anak dari Mick" Bright masih sedikit bingung banyak pertanyaan didalam kepalanya sekarang.
"Sebaiknya kita pergi sekarang, akan bahaya jika kita ketahuan disini. Tidak hanya kau, aku pun sedang di cari oleh istana"
"Bagaimana bisa?"
"Para pemburu sudah tidak diperbolehkan masuk ke kawasan kerajaan. Pasti Nick yang menyuruh Weir untuk menutup akses para pemburu. Ayo cepat" Ajak Mew.

Pete menatap Gulf yang menekuk wajahnya, seperti biasa ia harus memberinya makan. Saat Pete mendekat, Gulf langsung menatap wajahnya.
"Yang mulia aku hanya ingin memberimu ini" Ucap Pete. Gulf meminum darahnya.
"Kenapa kau memanggilku yang mulia?" Tanya Gulf. Pete terkejut dan senang karena Gulf mengajaknya bicara.
"Kau sudah mengingatku?" Tanya Pete antusias.
"Siapa kau?" Pete mengerutkan keningnya.
"Ah kau belum mengingatku. Tapi aku bersyukur kau sudah menjadi tenang sekarang. Kau seorang raja, makanya aku memanggilmu yang mulia"
"Aku? Tapi kenapa kalian mengikatku dan mengurungku seperti seorang tahanan?"
"Disini klan Nattawin. Tuan Apo adalah sepupumu dan kau memang seorang raja, namun bukan raja disini. Melainkan raja di kerajaanmu sendiri. Terlalu panjang jika harus diceritakan, tapi apa kau tidak mengingat tuan Mew?"
"Mew?" Gulf tampak terdiam, nama itu terasa tidak asing untuknya tapi ia tidak bisa mengingatnya.
"Dia pemburu vampire. Dia sangat dekat denganmu" Gulf berpikir bagaimana bisa seorang vampire bergaul dengan seorang pemburu vampire? Ia pun tidak ingin repot memikirkannya.
"Aku tidak tahu. Sampai kapan kalian akan mengikatku? Biarkan aku menemui orang itu"
"Siapa?"
"Orang yang mengikatku"
"Tuan Apo? Nanti dia akan datang kesini. Kau harus tenang, ini semua untukmu yang mulia" Gulf malas untuk mendengar Pete berbicara, ia pun melanjutkan minum darahnya.

Apo memasuki ruangan Gulf. Tidak disambut dengan baik, Gulf hendak menyerangnya, namun ia tidak bisa karena rantai yang mengikatnya.
"Jangan membuang-buang tenaga" Ucap Apo mendekati Gulf.
"Bagaimana mengatakannya padamu jika kau sendiri tidak tahu tentang dirimu sendiri" Gumamnya. Apo mencoba menggunakan beberapa mantranya namun tak membuat Gulf kembali seperti semula.
"Lepaskan aku!!" Teriak Gulf.
"Jika kau ingin dibebaskan, kendalikan dirimu sendiri!!" Ucap Apo kesal. Tak lama kemudian Pete datang. Gulf menatap Apo dengan smirknya dan kini ia menjadi lebih tenang.
"Baiklah baiklah aku turuti tapi lepaskan ikatan ini. Aku dengar kau sepupuku. Kau tidak boleh melakukan hal ini padaku" Apo melihat Gulf yang sudah bisa di ajak bicara, sedikit tidak yakin namun ia pun melepaskan rantai yang mengikatnya. Gulf langsung merentangkan tangannya untuk menghilangkan rasa pegal ditubuhnya.
"Tuan bagaimana jika kita pertemukan dengan orang yang dekat dengannya?" Tanya Pete pelan, Apo menatapnya.
"Terserah. Kau urus dia. Kita tidak bisa berbuat apa-apa jika dia belum kembali" Ucap Apo meninggalkan ruangan itu, begitu pun Pete ia memutuskan untuk keluar hari ini. Gulf yang melihat keduanya sudah keluar, perlahan mencoba mendekati pintu keluar. Namun tentu saja ia tidak bisa membukanya, kini ruangan itu diberi sebuah penghalang oleh Apo. Ia pun kembali diam dengan kesal.
"Apa bedanya dengan mengikatku? Sialan!" Kesal Gulf.

"Jadi pedang itu milik vampire bernama Mick dan sekarang anaknya melakukan kerjasama dengan tuan Weir untuk membantunya menduduki tahta kerajaan? Hah aku tidak habis pikir dengannya, bahkan dengan kasus kemarin mereka....." Ucap Bright menghela nafasnya, ia tidak menyangka hal ini semuanya begitu jauh hingga melibatkan para vampire. Bright kini ikut bergabung di tempat Mew dan Boat bersembunyi.
"Ya tapi aku masih belum mengerti kenapa pedang itu bisa ada di istana? Apa mungkin berhubungan dengan ratu? Apa sebelumnya ada hal aneh di istana?" Tanya Mew, Bright tampak berpikir . Ia sendiri berada di istana saat Gulf diangkat menjadi raja, sebelumnya ia selalu berada di kamp melatih para prajurit.
"Aku tidak tahu"

Brukk
Boat kembali menangkap seorang vampire dan membawanya ke hadapan Mew.
"Jangan membunuhku, aku mohon"
"Diam!!" Mendengar suara keributan, Mew menatap vampire yang di seret oleh Boat. Mew membulatkan matanya terkejut melihat Pete yang ditangkap Boat.
"Tunggu Boat!" Mew mendekatinya, Boat mengerutkan keningnya tidak mengerti.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Mew.
"Phi dia seorang vampire aku melihat dia mengendap-endap datang kesini. Kita harus segera membunuhnya. Dia pasti salah satu dari mereka" Ucap Boat.
"Tidak tuan jangan membunuhku. Aku kesini untuk membawamu" Mew menenangkan Boat.
"Ada apa?"
"Yang mulia Gulf sekarang ada di klanku. Aku ingin kau ikut kesana menemuinya" Mew terdiam jantungnya berdetak lebih cepat.
"Dia bersamamu? Bawa kami kesana!" Ucap Bright antusias.
"Maaf terlalu berbahaya untuk seorang manusia, tapi tuan Mew aku rasa bisa mengatasinya"
"Bright aku akan membawanya kembali kau disini bersama Boat. Bawa aku kesana" Ucap Mew. Pete pun mengangguk, keduanya pun pergi.

Mew memasuki kawasan dengan penuh vampire, ini pertama kali untuknya. Saat memasuki kawasan itu, Mew sudah mendapatkan tatapan kelaparan dari vampire yang ada disana. Lebih tepatnya vampire yang masih dilatih untuk mengontrol nafsu mereka.

Pete membawanya ke depan pintu ruangan yang ia yakini Gulf berada di dalam sekarang. Ia terdiam, entah harus bagaimana ia mengekspresikan rasa senangnya kali ini. Mew memegang gagang pintu itu.
"Tuan, sebelumnya.... Aku minta jangan terkejut dengan kondisinya sekarang" Ucap Pete menghentikan Mew yang akan membuka pintu itu.
"Apa maksudmu?"
"Susah untuk dijelaskan, tapi yang pasti mungkin dia akan berbeda dari yang mulia yang dulu. Aku harus menemui tuan Apo. Kau bisa mengatasinya?" Mew belum cukup paham dengan apa yang Pete jelaskan, namun ia pun hanya mengangguk.

Mew membuka pintu itu dan ia melihat seseorang yang tengah duduk di sofa, ia langsung tahu jika itu adalah Gulf. Perlahan ia mendekatinya. Gulf yang merasakan seseorang datang meliriknya tajam menghentikan langkah Mew.
"Gulf" Panggil Mew. Gulf menatapnya, memperjelas penglihatan Mew jika Gulf di depannya sudah terasa sangat berbeda.
"Siapa kau?" Tanya Gulf.
"Kau tidak mengingatku? Aku Mew" Gulf menertawakannya.
"Apa lagi yang akan dia lakukan? Dia menyuruhmu untuk melakukan apa? Tunggu, kau.... Seorang manusia" Gulf dengan smirknya menelah ludahnya seakan langsung merasa lapar melihat Mew. Mew sedikit tidak suka dengan nada suara Gulf, membuatnya ragu apakah yang ada bersamanya sekarang adalah Gulf yang ia kenal atau bukan. Namun mengingat apa yang tadi Pete jelaskan, sedikitnya ia mengerti apa yang terjadi walaupun ia tidak tahu apa penyebabnya.

Mew memberanikan diri untuk mendekati Gulf dan ia langsung memeluknya erat. Tak ada respon dari Gulf, melainkan ia menatap leher Mew yang terbuka. Ia tersenyum dan siap untuk menggigitnya.
"Kau bisa menggigitku, tapi aku mohon bicaralah dulu padaku. Bagaimana bisa kau jadi seperti ini?" Ucap Mew menghentikan Gulf. Ia melepaskan pelukannya dan menyatukan kening keduanya. Mew memejamkan matanya.
"Sudah aku bilang kau tidak boleh meninggalkanku lagi, aku mencarimu kemana-mana. Aku merindukanmu" Gulf hanya menatapnya. Ia tidak mengerti kenapa ia hanya diam saja sekarang. Mew membuka matanya dan langsung mencium bibir Gulf dengan lembut. Gulf terdiam, sementara Mew semakin memperdalam ciumannya.

Brukk
Mew terlempar menghantam tembok cukup keras setelah Gulf mendorongnya melepaskan ciuman keduanya.
"Sialan!! Manusia menjijikan!!" Teriak Gulf. Mew meringis menahan sakit di tubuhnya. Gulf mendekatinya, ia menginjak paha Mew yang masih duduk.
"Dengar!! Nafsu makanku sudah hilang sekarang. Sebaiknya aku apakan kau? Melepaskan kepalamu?" Ucap Gulf dengan jari yang menjelajahi leher Mew.
"Atau.... Kuhancurkan hingga tak tersisa?" Gulf menatapnya dengan smirknya. Seketika itu Gulf pun langsung menjauh terlempar ke sisi yang lain.
"Gulf!" Panggil Mew terkejut. Apo yang baru datang mencoba menjauhkannya.
"Lihat apa yang kau lakukan" Ucap Apo. Pete melihat Gulf dan Mew bergantian.
"Tuan hanya butuh waktu saja untuknya mengingat tuan Mew. Aku yakin dia bisa membuat Gulf kembali sadar" Pete menghampiri Mew membantunya untuk bangun.
"Kau tidak apa-apa?" Mew hanya mengangguk.
"Apa-apaan ini? Bukankah kalian membawanya kemari untuk aku makan?"
"Yang mulia dia orang terdekat anda. Kau tidak mengingatnya?" Tanya Pete namun Gulf mengacuhkannya.
"Bawa dia dan beri dia obat" Ucap Apo. Mew manatap Gulf yang tidak mempedulikannya bahkan sama sekali tidak berminat untuk memandangnya.

TBC

King GulfWhere stories live. Discover now