40#Penyembuh luka

86 7 0
                                    

Happy reading 🤗

Gumpalan awan hitam yang sejak tadi menjadi kegelisahan bagi Zara,kini berganti dengan birunya langit,mata sayunya memandang jauh keindahan cahaya matahari yang mulai tampak.
Menjadi pertanda bahwa langit menunda tangisnya

Dari jendela rumah sakit yang terbuka lebar,Helaan dan hembusan nafas terdengar sayup dari seorang wanita yang menggunakan baju pasien

Sebuah pelukan dari belakang mengalihkan perhatiannya
"Kak alzam"
Zara membalikan badannya, senyum indahnya mengembang saat lelaki berjas hitam tersebut memberikan  ijazah dan sebuah buket bunga untuknya

"Selamat sayangku"
Ucap alzam mencium kening Zara lama

"Terimakasih sayang, terimakasih udah mewakili aku"
Zara segera memeluk tubuh alzam,

Zara fikir akan wisuda tahun depan,namun ternyata pihak kampus mengadakan acara wisuda kali kedua di tahun ini karena mengingat jumlah mahasiswa byang begitu banyak

Zara begitu lega bisa melihat hasil perjuangannya  selama ini,meskipun dirinya  tidak bisa menghadiri acara wisuda nya sendiri,tapi zara sangat bahagia

Cita citanya untuk meraih gelar tersebut akhirnyabisa tercapai,rasa lelah dan sakit nya seolah terbayarkan
cita cita seorang AzZahra, meskipun saat gelar tersebut ia dapatkan,namun sang ayah putra  sudah tidak ada lagi di dunia ini ,sekali lagi ia begitu bahagia setidaknya ia sudah mewujudkan amanah putra untuk tetap berkuliah meskipun sempat menunda di pertengahan.

Ia juga sangat bersyukur memiliki suami seperti alzam yang terus mendukungnya hingga Ahir

Zara melepas pelukannya,ia menatap lekat alzam,rambut lelaki itu sudah terlihat rapih di bandingkan beberapa hari lalu

"Istri terhebat kuh"
alzam tersenyum bangga

Ia mengangkat tubuh Zara,dan kembali menundukan perempuan itu di atas ranjang

Alzam memperhatikan wajah pucat istrinya,bibir perempuan itu juga  terlihat begitu pucat dan  kering

"Kamu belum makan Ternyata"
Ia mengambil kembali buket dan ijazah dari tangan Zara sambil bertanya ,saat melihat makanan istrinya belum terlihat di sentuh sama sekali.

"Zara nungguin kak alzam"

Alzam duduk di hadapan Zara
"Bismillahirrahmanirrahim"
Ucap alzam menyuapi bubur tersebut untuk sang istri

Zara memejamkan matanya di setiap suapan,entah mengapa makanan yang ia lahap Ahir Ahir ini saat masuk ke mulut tidak hanya hambar namun juga pahit

"Udah kak Zara gak sanggup lagi"
Ucap Zara saat suapan ketiga alzam berikan

"Tapi sayang,ini baru dua sendok"
Alzam memberikan Zara minum

"Pahit kak,mulut Zara pahit"
Jawab Zara dengan rengekan

Alzam menghela nafas pelan,ia meletakkan bubur tersebut kembali ke atas nakas
"Pahit"
Tanya alzam yang di balas anggukan kecil

Lelaki  mencondongkan tubuhnya ke arah Zara,dan seketika melumat pelan bibir istrinya, yang membuat Zara sedikit kaget untuk beberapa saat

Alzam melepas ciumannya,dan  mengulas senyum sambil menatap Zara yang terlihat bingung
"Masih pahit"

"Masih"
Jawab Zara dengan polos,sambil mencoba menetralkan detak jantungnya

Alzam menyibak rambut panjang Zara kesamping,lelaki itu kembali mendekat namun Zara segera menggeleng keras

"Gak pahit lagi"
Alibi Zara mendekap mulutnya dengan tangan,saat melihat lelaki itu akan menciumnya kembali

Love In Profession[End]Where stories live. Discover now