Alzam terkekeh pelan,ia mengambil beberapa tablet obatan dari dalam laci dan membukanya
"Mau ke suatu tempat"
Tanya alzam."Untuk pergi ke balkon aja di larang,apalagi pergi ke satu tempat"
Zara melepas nafas pasrah,minat dirinya yang mengkin sudah hampir satu bulan tekurung di rumah sakit iniAlzam menyuapi satu persatu obat tersebut, Zara menelan nya dengan susah payah meskipun dengan air,
Membuat alzam merasa kasihan sekaligus gemas dengan ekspresi wajah istrinya"Enggak sekarang,kondisi kamu masih belum pulih"
Zara lagi lagi menghela nafas berat nya,ia sudah sangat jenuh saat alzam tinggalkan sendiri ketika lelaki itu berkerja apalagi di saat alzam memiliki jadwal operasi yang bisa menghabiskan waktu berjam jam
Walaupun Vina dan juga zuhra sering datang tetap saja kedatangan mereka hanya sebentar
"Terus kapan dong"
Zara kembali berbaring,saat alzam menurunkan kepala ranjangLelaki itu ikut tidur di sampingnya,memberikan lengan kirinya sebagai bantal Zara
"Di saat kondisi istri aku sudah lebih baik dari ini"
Ujar alzam mengelus puncak kepala zaraZara menghembuskan nafas kasar
"Bahkan setelah ini akan lebih sulit"
Ia menatap wajah teduh suaminyaMeskipun tubuhnya sudah tidak sesakit dulu,meskipun rasa sesak di dadanya sudah pulih,meskipun sudah melakukan operasi,namun sel kanker di tubuh Zara belum sepenuhnya hilang ,ia masih harus menjalani serangkaian pengobatan salah satunya kemoterapi yang akan di lakukan bulan depan
Alzam menopang kepalanya dengan satu tangan, memperhatikan wajah istrinya
"Aku akan membuat nya menjadi tidak sulit,aku akan merawat kamu dengan penuh cinta sampai rasa sakit itu tidak akan kembali lagi sedikitpun"Zara mengangkat tangan nya mengelus wajah alzam
"Makasih ya sayang,untuk semuanya"
Ia tersenyum"Istri aku harus kuat"
lelaki itu menidurkan dirinya kedalam pelukan ZaraZara mengalihkan pandangannya pada jendela memperhatikan hujan yang telah turun sambil satu tangannya menepuk nepuk pelan punggung alzam ,tidak lama suara dengkuran kecil terdengar yang membuat bibirnya melengkungkan senyum
Alzam telah tertidur.*
*
*
*Pagi ini matahari terbit dengan cerah
Mobil Hilman terparkir tepat di dipan gedung Rumah Sakit Al-Ghifari,rumah sakit terbesar di Jakarta yang merupakan salah satu rumah sakit milik dari Ilham Al-Ghifari ayah dari suami sahabat ZaraHilman terkekeh pelan saat melihat wanita di sampingnya terlihat begitu gugup,perempuan itu terlihat sedang memejamkan matanya sambil menadahkan tangan ke langit
Sedang berdoaAlya meraup wajahnya sebelum menoleh kesamping melototi Hilman yang menertawakan dirinya
"Kak Hilman,aku lagi takut kamu malah ketawa"
Ujar Alya dengan bibir mayun kedepanHilman menggeleng,ia membenarkan kerudung hitam milik Alya yang terlihat tidak rapih
Jantung Alya berpacu untuk beberapa detik,sebelum menepis kasar tangan Hilman
Yang membuat lelaki itu mengerutkan alisnya"Maaf,ada nyamuk di tangan kamu"
Alibi Alya saat melihat wajah Hilman yang terlihat kesalHilman kembali melempar senyum
"Ya udah masuk sana,hari terakhir gak boleh telat"
UjarnyaAlya menghela nafas pelan ,ini adalah hari pertama nya bekerja di rumah sakit setelah hampir dua bulan menganggur dengan gelar
"aku takut kak"
Ia menatap wajah hilman dengan gelisah
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Profession[End]
General Fiction-Cerita ringan dan enggak berbelit,semoga suka -Belum di Revisi Cut Syifa Azzahra adalah seorang mahasiswi kedokteran yang terpaksa harus berhenti mencapai impiannya dan menjadi guru di sebuah desa kecil yang jauh dari hiruk pikuk kota lalu bagaima...
40#Penyembuh luka
Mulai dari awal