40#Penyembuh luka

Mulai dari awal
                                    

Alzam terkekeh pelan,ia mengambil beberapa tablet obatan dari dalam laci dan membukanya

"Mau ke suatu tempat"
Tanya alzam.

"Untuk pergi ke balkon aja di larang,apalagi pergi ke satu tempat"
Zara melepas nafas pasrah,minat dirinya yang mengkin sudah hampir satu bulan tekurung di rumah sakit  ini

Alzam menyuapi satu persatu obat tersebut, Zara menelan nya dengan  susah payah meskipun dengan air,
Membuat alzam merasa  kasihan sekaligus gemas dengan ekspresi wajah istrinya

"Enggak sekarang,kondisi kamu masih belum pulih"

Zara lagi lagi menghela nafas berat nya,ia sudah sangat jenuh saat alzam tinggalkan sendiri ketika lelaki itu berkerja apalagi di saat alzam memiliki jadwal operasi yang bisa  menghabiskan waktu berjam jam

Walaupun Vina dan juga zuhra sering datang tetap saja kedatangan mereka hanya sebentar

"Terus kapan dong"
Zara kembali berbaring,saat alzam menurunkan kepala ranjang

Lelaki itu ikut tidur di sampingnya,memberikan lengan kirinya sebagai bantal Zara
"Di saat kondisi istri aku sudah lebih baik dari ini"
Ujar alzam mengelus puncak kepala zara

Zara menghembuskan nafas kasar
"Bahkan setelah ini akan lebih sulit"
Ia menatap wajah teduh suaminya

Meskipun tubuhnya sudah tidak sesakit dulu,meskipun rasa sesak di dadanya sudah pulih,meskipun sudah melakukan operasi,namun sel kanker di tubuh Zara belum sepenuhnya hilang ,ia masih harus menjalani serangkaian pengobatan salah satunya kemoterapi yang akan di lakukan bulan depan

Alzam menopang kepalanya dengan satu tangan, memperhatikan wajah istrinya
"Aku akan membuat nya menjadi tidak sulit,aku akan merawat kamu dengan penuh cinta  sampai rasa sakit itu tidak akan kembali lagi sedikitpun"

Zara mengangkat tangan nya mengelus wajah alzam
"Makasih ya sayang,untuk semuanya"
Ia tersenyum

"Istri aku harus kuat"
lelaki itu menidurkan dirinya kedalam pelukan Zara

Zara mengalihkan pandangannya pada jendela memperhatikan hujan yang telah turun sambil satu tangannya menepuk nepuk pelan punggung  alzam ,tidak lama suara dengkuran kecil terdengar yang membuat bibirnya melengkungkan senyum
Alzam telah tertidur.

*
*
*
*

Pagi ini matahari terbit dengan cerah
Mobil Hilman  terparkir tepat di dipan  gedung Rumah Sakit Al-Ghifari,rumah sakit terbesar di Jakarta yang merupakan salah satu rumah sakit  milik dari Ilham Al-Ghifari ayah dari suami sahabat Zara

Hilman terkekeh pelan saat melihat wanita di sampingnya terlihat begitu gugup,perempuan itu terlihat sedang memejamkan matanya sambil menadahkan tangan ke langit
Sedang berdoa

Alya meraup wajahnya sebelum menoleh kesamping melototi Hilman yang menertawakan dirinya

"Kak Hilman,aku lagi takut kamu malah ketawa"
Ujar Alya dengan bibir mayun kedepan

Hilman menggeleng,ia membenarkan kerudung hitam milik Alya yang terlihat tidak rapih

Jantung Alya berpacu untuk beberapa detik,sebelum menepis kasar tangan Hilman
Yang membuat lelaki itu mengerutkan alisnya

"Maaf,ada nyamuk di tangan kamu"
Alibi Alya saat melihat wajah Hilman yang terlihat kesal

Hilman kembali melempar senyum
"Ya udah masuk sana,hari terakhir gak boleh telat"
Ujarnya

Alya menghela nafas pelan ,ini adalah hari pertama nya bekerja di rumah sakit setelah hampir dua bulan menganggur dengan gelar

"aku takut kak"
Ia menatap wajah hilman dengan gelisah

Love In Profession[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang