38#ke ikhlasan

74 8 2
                                    

Happy reading 🤗

"Ketika kita ikhlas menerima keadaan di situlah letak ketenangan"

**
""
**
""
**
""
**
_Muhammad Alzam_

Hujan turun dengan derasnya membasahi kota,angin bertiup kesana kemari dengan lembut,melambaikan pepohonan di sekitar pinggiran jalanan yang telah sepi

Alzam berteduh di bawah payung sambil memandangi gundukan tanah dengan bunga bunga indah yang bertabur basah di sana

"Assalamualaikum"
Ucap alzam mengulas senyum yang tidak akan pernah mendapat jawaban

"Lama rasanya alzam gak datang bersama Zara kesini"
Alzam berjongkok di samping makam putra ,air mata lelaki itu mengalir tanpa sadar

"Maafkan alzam pah,Alzam datang sendiri tanpa Zara, maafkan alzam yang pernah mengabaikan rindu Zara saat dia ingin mengjak alzam kesini"

Dada alzam sesak penuh penyesalan,saat mengingat hari itu diana Zara berkata rindu pada abinya tapi alzam diam tidak menjawab karena mengingat waktu itu ia sangat sibuk

"Maafkan alzam pah,alzam enggak menjaga Zara dengan baik seperti yang papa harapkan,maafkan alzam karena menyakiti nya,,maafkan alzam pah"

Alzam menyeka air matanya,ia berusaha menghela nafas pelan, walaupun percuma alzam menangis ,karena semuanya telah terjadi namun lelaki itu merasa sedikit lega bisa melepas kan apa yang ia sesalkan selama ini

Alzam kembali berdiri merasakan udara dingin yang menembus jaket tebalnya ,ia memperhatikan hujan yang semakin deras , sebenarnya ia ingin lebih lama berada disana ia ingin mengungkapkan banyak hal, meskipun akan terlihat bodoh

Namun melihat cuaca yang tidak mendukung alzam memilih mengurungkan niatnya

*
*
*
*

"Sip,udah keren banget nih"
Puji Sean saat melihat sahabatnya sudah tampak rapih menggunakan jas berwarna hitam pekat

Rambut lelaki itu di sisir rapih kebelakang,namun alzam melihat Sean dengan tatapan tidak nyamannya

"Gue risih anjrot"
Ucap alzam, sambil membenarkan dasinya yang miring ke kanan

"Norak banget sih lo,ininih jas mahal,gue beli waktu liburan ke Paris bulan lalu"
Jawab sean dengan bangga ,melihat jas mahalnya terpakai di tubuh alzam

Alzam memukul pelan lengan Sean
"Paris yang lo maksud bukan gerbang neraka kan"
Tanya alzam dengan senyum sinis

setahunya sejak dua bulan terakhir mereka hanya menghabiskan waktu di RS ,memeriksa banyak pasien,berada di ruang operasi,dan mengerjakan tugas praktik untuk gelar  dokter spesialis,dan pastinya membaca ratusan buku tebal

Yang syukur saja tidak membuat minus kacamata Sean bertambah

Sean menyengir
"Tahun lalu maksudnya"
Jawabnya dengan nada malas

Alzam menghela nafas pelan,ia menatap keluar jendela kamar yang terlihat begitu mendung

"Gue cabut, jaga apartemen gue dengan baik,jangan sampai ikutan pindah ke Paris"
Ucap alzam menyindir yang di balas gerutuan tidak jelas dari Sean

Tidak butuh waktu lama Dalam perjalanan,kini Lelaki itu menghentikan mobilnya di depan kampus yang berdiri megah ,papan bunga ucapan selamat tampak tersusun rapih di samping lorong menuju aula

Para calon wisudawan dan wisudawati universitas kedokteran terlihat sudah duduk rapih sesuai kursi dan baris yang telah di tetapkan, menunggu  upacara wisuda yang segera di mulai

Akhirnya Satu persatu nama di panggil kedepan

Alzam tersenyum haru saat nama Zara di panggil menjadi salah satu wisudawan yang mendapat nilai terbaik

Seluruh mahasiswa bertepuk tangan penuh haru ketika  alzam naik keatas Panggung  mewakilkan istrinya
Menerima  ijazah serta pemindahan tali toga yang di lakukan langsung oleh Vina sang mama yang merupakan ketua Rektor sekaligus dosen Zara di universitas

Vina memberikan senyuman bangganya  pada alzam saat wanita itu memindahkan tali toga ke kekanan
Meskipun ia tidak dapat menyembunyikan rasa sedihnya

Hal yang tidak pernah alzam bayangkan sebelumnya,rasa bahagia dan juga sakit begitu ia rasakan

Bahagia melihat Zara berhasil lulus dan juga sakit menerima kenyataan bahwa perempuan itu tidak berada disini ,alzam tidak bisa membayangkan bagaimana bahagianya Zara ,jika bisa hadir di acara wisuda yang ia nantikan selama ini

"Lo hebat ,suami idaman para ciwi cowi "
Ucap Sean menepuk bahu alzam dari belakang

Alzam tertawa pelan saat menyadari kehadiran Sean di sana padahal lelaki itu bilang tidak ingin ikut

Alzam juga merasa bahagia melihat kehadiran Hilman ,Alya dan juga Airin di sana

"Semangat kak alzam"
Teriak alya mengepal kan tangganya ke udara Yang dengan segera Hilman
Menutup mulut perempuan itu dengan kedua tangannya

"Malu gila,suara Lo gede banget"
Bisik hilman dengan rahang mengeras saat melihat hampir seluruh pasang mata memperhatikan Meraka karena Alya berteriak

Yang membuat alzam menyengir sambil memberikan kode jempol pada Alya

Setelah menunggu beberapa jam lamanya,ahirnya acara selesai dan mereka bisa keluar dari dalam aula dengan perasaan suka duka

"Kita gak  mau makan dulu nih"
Tanya Alya yang langsung di balas gelengan oleh ke empat orang di hadapannya

"Aku masih harus memburu para  tikus, sebelum keburu di gigit kucing atau gak kembali ke lubang"
Jawab Hilman dengan santai

Alya menatap Airin yang berdiri di samping Hilman,mereka terlihat seperti perangko yang tidak bisa terpisahkan meski membuat hati alya sakit
"Dokter Airin"

"Aku juga sama, siapa tau  tikusnya di gigit kucing,jadi aku harus stay di RS"
Ujar Airin dengan cengiran

tatapan Alya kembali teralih pada sean
"Sorry Al,saya sibuk harus  kejar tayang"
Sean langsung menyahuti sambil mengedipkan satu matanya pada Alya

Alzam segera menggeleng saat perempuan itu juga menatap dirinya

Alya bercak kesal,ia menatap mereka dengan tajam
"Dasar sok sibuk,coba aja Zara ada dusini"
Gerutu Alya dan langsung pergi dari sana perempuan itu berjalan menyebrangi jalan yang sedikit padat

"Makanya Al,cari kerja jangan menghayal mulu"
Teriak Sean yang tertawa

Mereka tertawa puas melihat Alya kesal,terutama Hilman

"Aku susul Alya dulu,bahaya kalau di biarin sendiri"
Ucap Hilman pada Airin yang di balas anggukan oleh perempuan itu

Meskipun baru satu bulan menjalin hubungan dengan Hilman dan dekat dengan Alya,rasanya Airin tidak bisa menyangkal bahwa Hilman sepertinya menyangi Alya melibihi anggapan sebagai sahabat dan seorang adik

Airin mengehela nafas panjang, Sepertinya ia harus secepatnya menyelesaikan permasalah ini pada Hilman

"Woy malah bengong"
Sean menyadarkan Airin yang melamun di tempat dan waktu yang tidak tepat
"Gak jadi obatin tikus yang di gigit kucing"
Lelaki itu menggandeng  tangan Airin agar pergi dari sana

Saat melihat alzam yang sudah menghilang  karena terburu buru ingin segera ke Rumah Sakit



Yang penasaran Zaranya ada di alam yang mana😅yuk lanjut baca sampai ending.

Bersambung.....
Jangan lupa vote dan coment

Love In Profession[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang