37#menyerah tanpa luka

74 8 0
                                    

Happy reading 🤗

Alzam menghela nafas,air matanya kembali menetes saat melihat seorang perempuan yang lemas tidak berdaya terbaring di hadapannya

"Bertahan Zara,aku mohon"
Bisik alzam sambil mencium kening Zara

Sampai kapanpun alzam akan mengingat ini sebagai pengalaman terburuk baginya,ia sama sekali tidak menyangka bahwa yang akan ia operasi adalah istrinya sendiri

Tiga dokter lainnya juga sudah bersiap Dan berada di posisinya masing masing

"Lo yakin"
Sean kembali bertanya,lelaki itu kembali di buat tidak yakin bahwa alzam baik baik saja dan bisa melakukan nya

Alzam menatap Sean dengan pandangan sendu
"Iya,gue yakin an"
Jawab alzam,
Ia mengalihkan pandangan nya pada sang ayah yang sudah bersiap di sana

"Bisa kita mulai"
Ucap Ilham

Emi mengangguk mengiyakannya
Dua orang perawat juga sudah bersiap membantu mereka

Operasi segera di mulai,suasana perlahan menjadi sangat menegangkan,alzam memejamkan matanya saat melihat dokter emi menyuntikkan cairan ke dalam tubuh zara

Tubuhnya tiba tiba bergetar saat mendengar Ilham meminta pisau bedah dari perawat yang berdiri di sampingnya

Ia mencoba menghela nafas panjang,menepis semua ketakutan yang menghantui dirinya

Namun baru saja melihat darah yang keluar dari tubuh Zara,seketika alzam mundur beberapa langkah kebelakang

Tubuh alzam langsung terduduk lemas ke atas lantai,tangannya yang memegang kain kasa bergetar hebat
Nafasnya naik turun menahan tangis

Ilham dan emi tidak bisa melakukan apa apa,mereka harus tetap melanjutkan operasi yang sedang berjalan

Begitu juga dengan Sean,ia hanya bisa menatap alzam dengan mata berkaca-kaca,sebelum fokus kembali

"Maafin aku sayang,aku benar-benar enggak sanggup untuk melakukan nya,aku gak kuat lihat kamu seperti ini"
Gumam alzam dalam hati

Dengan langkah berat alzam memilih keluar dari ruang operasi yang baru berjalan beberapa menit

Ia tidak ingin mangganggu fokus orang orang di dalam sana karena dirinya,apalagi saat melihat wajah khawatir Ilham tadi yang sempat menatap nya sekilas

Vina segera memeluk tubuh alzam saat melihat tangan bergetar putranya yang baru saja keluar dari sana

"Zara ma, alzam gak kuat"

"Kamu melakukan yang terbaik sayang,kamu hebat"
Vina mencoba menyemangati putranya, meskipun ia tidak bisa membendung air mata

Alzam menggeleng keras
"Aku takut ma,aku benar benar takut"

Suara berat alzam membuat Vina ikut terluka,namun perempuan itu masih berusaha memberikan alzam sandaran
"Istighfar sayang,husnudzan sama Allah,semua akan baik baik aja"

Ryan ikut  datang menghampiri alzam
"lebih baik kamu duduk dulu,tenangkan diri kamu"
Ucap lelaki itu menepuk pundak alzam

Empat jam lamanya sudah Zara berada di dalam ruang operasi dan belum ada tanda tanda operasi akan segera selesai

Alzam menggepal erat tangannya yang dingin,suasana begitu hening hanya terdengar kecil suara lafaz Al-Qur'an yang di bacakan Vina serta suara istighfar yang terus terucap dari bibir Zuhra

Sedangkan di samping kursi yang mereka duduki,terlihat Alya yang menagis dalam pelukan Airin sedangkan Hilman lelaki itu hanya berdiri mematung sambil terdiam

*
*
*
*

Alzam membatu di depan ruang ICU
Meski sudah menduga sejak awal bahwa ini akan terjadi,namun sungguh bukan ini yang dia harapkan

Vina hanya bisa terdiam,hatinya begitu teriris melihat putranya seperti itu

Ilham menarik nafas berat
Meski sudah hampir dua puluh tahun menjadi dokter dan telah menangani beribu pasien bagi Ilham ini adalah hari terberat baginya

"Alzam"
Panggil Ilham sambil menepuk pundak lelaki itu

"Alzam telah gagal pa"
Suara Isak tangis dari lelaki itu terdengar,Vina memeluk kembali putranya

Untuk pertama kali bagi Vina dan Ilham melihat putra mereka menangis seperti itu ,melihat alzam sehancur itu

"Alzam gagal ma,pa,aku gagal menjadi dokter yang baik,aku gagal menjadi suami yang baik,bahkan aku gagal..."
Alzam menghentikan perkataannya yang terbata bata

Dadanya terasa sesak untuk mengatakan nya
"Aku juga gagal menjadi ayah"
Tangis lelaki itu pecah dalam pelukan Vina

"Istighfar sayang,kamu gak boleh putus asa, semua ini terjadi atas kehendak Allah"
Vina mengelus pelan punggung alzam,hati ibu mana yang tidak sakit melihat anaknya seperti ini

Emi dan Sean yang baru datang hanya bisa menatap penuh prihatin

Emi menghela nafas berat,ia menyerahkan sebuah kertas putih yang berisi catatan hasil pemeriksaan nya barusan pada Ilham

Sean berjalan mendekati alzam,ia menepuk pundak alzam menguatkan,
Semuanya tidaklah mudah
"Lo harus iklhas al"
Hanya itu yang mampu terucap dari mulut Sean

Hal yang begitu sulit,tidak ada pilihan yang paling berat bahkan terasa sangat tega menyebutnya pilihaan di mana harus mengikhlaskan satu nyawa demi sebuah jiwa yang sangat berharga

Hal yang begitu sulit,tidak ada pilihan yang paling berat bahkan terasa sangat tega menyebutnya pilihaan di mana harus mengikhlaskan satu nyawa demi sebuah jiwa yang sangat berharga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_Cut Syifa AzZahra_

_Muhammad Alzam Al-Ghifari_

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_Muhammad Alzam Al-Ghifari_


Bersambung....

Jangan lupa vote dan coment

Love In Profession[End]Where stories live. Discover now