Happy reading 🤗
Maaf bila typo bertebaranDengan nasal kanul yang terpasang di hidung,serta jarum infus tertancap di punggung tangannya,saat ini Zara terlihat begitu rapuh
Alzam menghela nafas panjang,sudah hampir dua jam lebih ia duduk di samping Zara,menunggu perempuan itu sadar
Kini hanya ia sendiri yang menjaga Zara,karena Vina dan Ilham keluar sebentar untuk solat
Sedangkan Sean harus kembali bertugas mengingat pasien di RS sangatlah padatSedangkan Zuhra dan Ryan sedang dalam perjalanan,saat Vina menelpon tadi
Alzam memejamkan matanya sejenak,Ia mencoba untuk kuat menghadapi semua ini
"Kak alzam"
Suara lembut yang memanggil namanya,membuat alzam segera membuka mata"Sayang"
Alzam mendekati wajahnya pada Zara
"Alhamdulillah,kamu udah sadar"
Ucap alzam merasa lega saat melihat Zara membuka mataPerempuan itu mengangkat tangannya menyentuh wajah alzam
"Maaf udah buat kak alzam khawatir"
Zara meenarik nafas pelan,bau obat obatan menembus insdra penciumannyaAlzam menggeleng,ia memegang erat tangan Zara
Air mata lelaki itu perlahan mengalir,ia tidak mampu berkata kata lagi ,melihat Zara sadar sudah lebih dari cukup sekarangZara mencoba menyeka air mata di pipi alzam
"Jangan nangis kak,Zara mohon"
Ia tidak tega melihat keadaan alzam seperti ini, ketakutan Zara ternyata sudah menjadi nyata ,lelaki itu sangat rapuh"udah minum obat,damam kamu belum juga turun"
Tanya zaraAlzam menggeleng,ia tidak habis pikir pada Zara,bisa bisanya Zara masih mengkhawatirkan ke adaan dirinya,sedangkan perempuan itu sendiri juga sedang sakit
Alzam mengecup singkat kening Zara
"Kamu harus sembuh"
Bisik alzam singkat"Kak alzam juga harus sembuh"
Jawab Zara dengan cengiran,yang membuat alzam sedikit kesal*
*
*
*Zara hanya bisa tertunduk , Vina dan Zuhra berdiri sambil melipat kedua tangan mereka di dada
Pidato panjang dari mereka berdua Sepertinya tidak akan usai pagi ini
Zara melirik kearah pintu,berharap alzam muncul sekarang juga untuk menyelamatkan nasibnya"Maaf ma,kak Zuhra,Zara gak bermaksud menyembunyikan ini semua"
Zara menghela nafas berat,ia semakin merasa bersalah apalagi saat Vina,ibu mertua nya itu menangisZuhra mengelus punggung vina ia juga sangat khawatir,tapi lebih ke kesal melihat Zara sikap keras kepala adiknya
"Udah ma,kasian Zara,dia juga belum makan tapi udah kalian ceramahin"
Sambung Ilham yang duduk di atas sofaVina menatap tajam ke arah Zara
"Mama kesel pa,kamu tau kan rasanya Zuhra"
Sahut Vina meminta persetujuan Zuhra tentang apa yang mereka rasakanZuhra ahirnya duduk di samping Zara,sambil mengambil semangkuk bubur dari atas nakas
"Zuhra kasih makan duluma,nanti kita lanjutin lagi ceramahya"
Celutuk Zuhra asal,yang membuat Zara tersedak dengan bubur yang baru saja kakaknya suapkan"Ya Allah tega banget sih"
Zara merengek,menatap Zuhra dan Vina"makannya hati hati"
Vina segera menyodorkan Zara segelas air"Zara udah pelan makannya,tapi kata kata kalian aja yang nyebelin"
Sahut Zara dengan kesal
Yang membuat Ilham tertawa pelan mendengar perkataan menantunya tersebutSedangkan Zuhra dan Vina saling bertatapan merasa bersalah karena membuat wanita itu tersedak
Sebelum akhirnya perhatian mereka teralihkan pada ketukan pintu
Alya dan Hilman muncul dari sana
DU LÄSER
Love In Profession[End]
Allmän skönlitteratur-Cerita ringan dan enggak berbelit,semoga suka -Belum di Revisi Cut Syifa Azzahra adalah seorang mahasiswi kedokteran yang terpaksa harus berhenti mencapai impiannya dan menjadi guru di sebuah desa kecil yang jauh dari hiruk pikuk kota lalu bagaima...