"Assalamualaikum"
Ucap mereka  yang langsung di jawab oleh Vina dan yang lain nya

"Masuk sini "
Ajak Vina dengan ramah

Alya langsung berlari memeluk Zara,sontak membuat Zuhra kaget,Alya  mengabaikan tatapan aneh yang mereka berikan

"Yaudah kita tinggal keluar ya,biar kalian nyaman ngobrol nya"
Ucap Vina menarik tangan Zuhra yang masih kaget
"Ayo pah"
Tidak lupa memanggil Ilham suaminya untuk keluar dari sana

Zara menghela nafas lega, syukur saja sahabatnya datang,kalau tidak,bisa jadi Vina dan Zuhra kembali berpidato setelah ia selesai makan

"Lepas deh Al,badan aku sakit nih"
Zara mencoba melepas pelukan Alya,yang membuat ia sulit bernafas

"Kamu baik baik aja kan Ra"
Tanya Hilman sangat khawatir

"Kalian tenang aja,Zara baik baik aja"
Jawabnya mengulas senyum

Alya menggelang
"Bohong,kamu gak baik baik aja"
Alya memperhatikan wajah pucat pasi sahabatnya itu

Zara kembali menggeleng,dan mengatakan bahwa dirinya baik baik saja
Ia berusaha menjawab semua pertanyaan Hilman dan Alya ,berusaha meyakinkan mereka agar tidak perlu terlalu mengkhawatirkan kondisi nya

*
*
*
*

Alzam meremas kasar map hasil diagnosa Zara yang di berikan dokter emi lelaki itu keluar dari ruangan emi dengan langkah gontai

Pikiran berkecamuk tidak tentu, setelah mendengar langsung penjelasa emi barusan membaut dadanya kian sesak

"Kamu harus selalu mengawasi keadaan Zara,bila perlu jangan biarkan dia sendirian,karena sewaktu waktu ia bisa saja tidak sadarkan diri secara tiba tiba dan kita harus melakukan tindakan operasi secepat mungkin"

Begitulah sekilas bayang bayang penjelan dokter emi yang sangat melekat di benak alzam

Ia menyeka air matanya,sebelum masuk kembali kedalam ruang rawat Zara
Ia tidak boleh terlihat lemah sekarang,ia harus menyemangati Zara bagaimanapun keadaannya

Alzam menghela nafas pelan dan mengulas senyuman saat mendapati wanita itu sedang duduk bersandar menatap ke arahnya

"Darimana aja"
Tanya Zara dengan bibir mayun,pasalnya sejak siang tadi ia menunggu lelaki itu namun baru kembali sore hari

Alzam memasukan map tersebut ke dalam nakas,sebelum duduk di samping istrinya
"Mau lihat sunset"
Tanyanya sambil membenarkan hijab Zara yang menampakan beberapa helai rambut

Zara segera mengangguk

"Bentar ya"
Alzam bangkit dari duduknya,ia keluar beberapa menit ,sebelum kembali dengan sebuah kursi roda

Lelaki itu mengangkat tubuh zara dan mendudukkannya di atas kursi  tersebut
"Istri aku mulai berat"
Bisik alzam mencium pipi perempuan itu,sambil membenarkan selang infus yang harus tetap terpasang

Zara terkekeh pelan
"Karena ada yang numpang tinggal di dalam sini"
Perempuan itu menunjukan perutnya yanng memang sudah terasa ada sesuatu disana

Alzam mendorong kursi roda yang Zara duduki menyusuri koridor rumah sakit

Udara sore ini begitu cerah,angin bertiup lembut menggoyangkan beberapa tumbuhan di sana Dan juga
Beberapa bunga terlihat gugur berjatuhan,di sertai daun daun kering

Zara menghirup udara segar di sekeliling nya,taman RS tampak bersih dan indah

Mereka berhenti di  tempat yang sepi juga dataran nya sedikit tinggi

Alzam kembali mengangkat tubuh Zara untuk duduk di sampingnya,diatas hijaunya rumput yang tumbuh subur

"Indah banget ya kak"
Ucap Zara,menatap matahari yang sebentar lagi akan tenggelam
Zara menyandarkan tubuhnya di lengan alzam

"Kamu tau siapa orang pertama yang ngajak aku lihat sunset"
alzam menatap Zara yang menggeleng

"Siapa emangnya"
Tanyanya penasaran

"Orangnya sangat menyebalkan,dan juga keras kepala, hari itu aku memaksa dia untuk mengajak aku keliling desa dan dia malah bawa aku lihat matahari terbenam di atas bukit"
Jelas alzam Sambil tertawa pelan ,begitu juga dengan Zara ia langsung tau siapa orang yang lelaki itu maksud

"Itu aku kak"

"Iya memang kamu sayang"

"Wah,aku gak nyangka"
Zara mengulas senyum mengingat kembali saat dirinya pertama kali mengenal alzam
"Kamu juga nyebelin banget waktu itu"
Timbalnya

Alzam mengangguk
"Lalu sekarang"
Ia menaikan satu alisnya menunggu jawaban Zara

"Sekarang...."
Zara menatap memandang wajah alzam, ketampanan lelaki itu bertambah saat terpapar cahaya senja
"Sangat menyebalkan"
Jawab Zara kembali tertawa

Alzam mengulas senyum tipis, perasaan sedih yang ia rasakan sedikit pudar melihat Zara bisa seceria ini

Alzam sangat bahagia berada di sisi perempuan itu
Ia menarik satu  tangan zara, meletakkan nya di dada

Zara terdiam,merasakan detak jantung lelaki itu yang sepertinya berdegup sangat kencang

"Beginilah rasanya setiap kali aku berada di sisi kamu, setiap hari aku merasakan  jatuh cinta berkali kali"
Ucap alzam,lelaki itu mendekat kan wajahnya pada Zara
"Aku janji gak akan nyakitin kamu lagi,aku sangat mencintai kamu"

Zara menelan salivanya,ia menaggguk pelan,selama ini Zara pikir hanya jantungnya saja yang tidak normal bila di perlakukan lembut oleh alzam
Alzam tersenyum, lelaki itu mengecup singkat  bibir zara

"Malu ah kak,di liat orang"
Alibi zara,karena nyatanya tidak ada siapapun di sana melainkan mereka berdua

Alzam menyengir,sambil membawa perempuan itu dalam pelukannya
"Biarin,biar mereka tau kalau kamu istri aku".

Bersambung

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.


Bersambung....

Jangan lupa vote dan coment 🤗

Love In Profession[End]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن