22. hero ⚠️

1.6K 121 60
                                    

Hold me in your arms tonight

(Dekap aku malam ini)

I can be your hero, baby

(Aku bisa menjadi pahlawanmu, sayang)

I can kiss away the pain

(Aku bisa mencium rasa sakitmu)

I will stand by you forever

(Aku akan bersamamu selamanya)


•••

Bagaimana bisa tidak kecanduan kalau begini caranya? Di setiap hentakan, daging pantat Jimin yang benar-benar empuk dan kenyal akan membal-membal. Jungkook tidak bisa berhenti menggempur lubang ketat yang menggepit kesejatiannya sejak satu jam lalu.

Tubuh Jimin berbaring menyamping, membelakangi Jungkook yang menidurinya dengan posisi duduk. Dari posisi ini Jungkook memang tidak leluasa melihat wajah Jimin, tapi punggung mulus yang sesekali melenting diikuti kepalan lubang itu sangat memuaskan untuk dipandangi.

Belah bibir Jungkook terbuka mengeluarkan napas panas dan geraman berintonasi rendah. Satu tangannya mencekal pinggang Jimin agar tidak menjauh dan tetap bertabrakan dengan pinggulnya. Hingga bunyi tamparan dari kulit ke kulit setia mengisi ruang.

"Nghhh Jungh... Ahhh aku-- hampir sampai," Jimin meringis kuat.

Kerut lingkaran kembali mengepal ketika Jungkook merendahkan tubuh dan memperdalam jejalan penis, sambil membuat tanda di sekujur lengan Jimin. Pemuda pirang kewalahan sebab titik manisnya kembali digenjot.

Jimin mencari pelampiasan. Tangannya meraba-raba sprei dan kemudian mencengkeramnya sambil menjerit-jerit. Jimin takut kalau saja cengkeramannya melonggar, hidupnya tamat.

Gerakan Jungkook melambat. Ia mengintip wajah Jimin dari balik bahu sempit sang kekasih. Seringai tampan terbentuk. Melihat Jimin kacau karenanya memberikan sensasi puas dan bangga.

Sebab mengetahui Jimin hampir sampai, Jungkook mengaitkan jemarinya dengan milik Jimin yang sedang meremas sprei. Sejenak ia mengagumi perbedaan ukuran jemari mereka yang begitu kentara.

Kemudian, pinggul Jungkook menghujam penis dalam-dalam, memutarnya dengan tenaga lebih, sampai paha dan betis Jimin bergetar di luar kendali.

"Akhhh! Nghhh fuckkh Jeon!"

Rahang dan leher Jimin mengencang. Spermanya muncrat dan kembali mengotori sprei untuk ketiga kali. Jungkook benar-benar memiliki tenaga binatang, meski pria itu tidak lagi sebrutal di dapur.

Jungkook masih setia mengamati ekspresi Jimin yang kepayahan menerima nikmat. Bola mata Jimin berputar menyisakan putih, mulutnya mendesah dan melenguh tiap kali penis besar menyentuh titik sensitif.

Jimin mengejang.

"Diamh dulu, mhhh... Sebentar..."

Jimin menarik tangan Jungkook yang sedang menggenggamnya, memeluk lengan besar itu di dada seperti guling. Ia bersyukur ketika Jungkook mau berhenti sejenak untuk membiarkannya menikmati pelepasan. Pria pengacara menahan diri sekuat mungkin, karena Jimin dapat merasakan batang di dalamnya berkedut-kedut.

cingulomania | KookminWhere stories live. Discover now