Bengkel4: Gubuk Ladang

11.2K 213 11
                                    

Bapak menarik Yanto ke gubuk. Setelah memastikan di sekitar gubuk aman, Bapak menurunkan celananya sepaha hingga memperlihatkan kontolnya yang sudah ngaceng keras.

Mata Yanto berbinar melihat perkakas Bapak yang begitu gagah. Selain gede dan panjang, Yanto kagum dengan urat-urat yang melingkar pada batangnya. Apalagi melihatnya saat langit masih cerah begini, makin jelas detail kontol Bapak yang pada pangkalnya dirimbuni rambut yang kriwel-kriwel keriting.

"Sepong kontol Bapak ya! Kontol Bapak kangen dimanjain Yanto," pinta Bapak pada Yanto yang sudah jongkok di depan selangkangannya.

Yanto yang sejak tadi memegangi kontol Bapak penuh kekaguman, mengangguk. Ia pun membuka mulut dan mulai mengemut kepala kontol Bapak.

"Ahhhhhhsss...."lenguh Bapak.

Yanto mencucup kepala kontol Bapak dengan bibirnya yang mengkerucut. Ia sedot beberapa kali sampai Bapak menggelinjang.

"Ouhhh, enak pisanhh, ahhhh," ucap Bapak saat kepala Yanto mulai bergerak menyepong kontolnya.

"Ahhh, ssshhh, uhhhhh...." Desahan Bapak terus terdengar. Ia takjub saat melihat pemandangan di bawah, anaknya sedang mengerjai kontolnya penuh nafsu. Pemandangan yang erotis.

Lidah Yanto menjilati lubang kencing kontol Bapak. Saking linunya, Bapak sampai memejamkan mata.

"Usssssshhh, edanhhhh, enak pisanhhhh, Nto..."

Permainan Yanto kali lebih bervariasi; menyedot, menjilat, dan mencucup. Bapak tau kalau anaknya sedang sangat bergairah. Dan ia harus bisa mengimbangi.

Bapak memukul-mukulkan kontolnya ke bibir, ke hidung, ke pipi, bahkan ke jidat Yanto. Lalu Bapak melesakkan kontolnya di mulut Yanto dan mulai mengentoti.

"Oek! Uhk! Uhk!" Yanto tersedak karena Bapak merojok terlalu dalam. "Tadi dalam pisan, Pak."

"Hehe, maaf, Nto, Bapak kelepasan pengen dimentokin,"ujar Bapak.

Bapak membiarkan Yanto menghirup udara. Dan setelah nafasnya tenang, Bapak kembali menyorongkan kontolnya. Yanto langsung melahapanya dan kali ini Bapak memainkan kontolnya dengan lebih lembut dan pelan. Sesekali ia lesakkan sampai tenggorokan tapi dalam mode yang aman dan tidak membuat Yanto kaget hingga tersedak. Mereka melakukannya dengan tatapan yang terkunci.

"Emphhh, emphhhh, ohhhpp...," Yanto memegangi paha Bapak agar tidak jatuh.

"Ooohhhhh, mulut kamu enak diewe begini, Nto, ahhhhhh, sama enaknya sama memek kamu itu," racau Bapak kotor. Pinggul Bapak bergerak lincah maju-mundur menggagahi mulut Yanto

"Emphhh, emphhh, shhhhh...." Yanto mendeham tertahan menjawab pujian Bapak.

Bapak bermain cantik. Kontolnya mulai bergerak agak cepat. Sesekali Bapak mendorong sampai mentok. Dan kalau hampir tersedak, Yanto langsung mengeratkan cengkraman tangannya di paha Bapak dan kepalanya mendorong ke belakang.

"Shhhhh, ahhhhh, ahhhh, uhhhhhh," Bapak melenguh mengentoti mulut anaknya. Terlihat dahinya mulai basah oleh keringat.

Bapak sudah sangat bernafsu. Ia tidak sabar ingin memasuki lubang anaknya. Bapak menarik keluar kontolnya dari mulut Yanto. Ia tarik Yanto berdiri dan segera ia serang bibirnya.

Yanto sempat agak kaget tapi ia bisa mengimbangi serangan ciuman Bapak yang tiba-tiba dan beringas. Dengan memegangi bahu bawah Bapak, Yanto pun membalas melumat. Kedua bibir beradu, lidah saling menyerang menyilang, ludah bercampur, birahi sedang sama-sama disalurkan.

"Ahhhh...."

"Mmppphhh..."

Berpagutan liar cukup menguras nafas sampai keduanya terengah-engah. Mereka saling pandang saat ciuman sudah terurai.

MONTIR KETAR-KETIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang