Enak?

554 76 6
                                    

Hari yang cerah dan biasa saja bagi seorang Nanjo Kojiro. Restorannya ramai dengan orang-orang dan dirinya disibukkan dengan rutinitas sebagai seorang chef. Sejujurnya semua biasa saja sampai pertengahan hari.

Matahari bersinar dengan terik di luar, Kojiro tengah berpikir untuk menutup restorannya sementara dia pergi mencari es krim sambil berbelanja bahan-bahan untuk restorannya. Dia baru saja melepaskan apron nya ketika pintu restoran yang telah bertanda 'tutup', terbuka. Memunculkan seorang remaja dengan rambut gelap.

Miya Chinen.

Anak laki-laki yang terlalu dimanjakan oleh Kaoru.

Anak itu terlihat ragu-ragu sejenak sebelum dia melangkah masuk. Pipi nya memiliki rona merah dan dia bergerak dengan canggung. Kojiro telah memperhatikan gelagat anak itu dan tau ada sesuatu yang dia inginkan.

"Ada sesuatu yang bisa aku bantu?" Kojiro bertanya. Sedikit geli akan tingkah canggung dari remaja tersebut.

Miya tersentak pada pertanyaan Kojiro. Remaja yang biasanya tampil percaya diri dan sedikit sombong itu kini bergerak dengan gelisah. Kepalanya tertunduk dan Kojiro bisa melihat jelas rona merah yang semakin menjalar dari wajah remaja tersebut.

"A-aku.. tolong ajari aku memasak!" Miya berkata, membungkukkan tubuhnya pada Kojiro yang hanya mengangkat alis dengan bingung.

..

..

"Apa yang membuatmu sangat berbaik hati memberiku makan gratis hari ini?" Tanya Kaoru. Matanya menyipit sinis pada Kojiro.

"Aku selalu memberimu makan gratis." Kojiro membalas tak kalah sinis. Dia bertepuk tangan dua kali seolah memberi isyarat pada siapapun.

Tak lama kemudian, Miya keluar membawa sepiring carbonara. Wajahnya memiliki rona merah dan dia terlihat sangat gugup. Kaoru masih belum mengatakan apapun dan hanya memperhatikan Miya dengan tatapan terkejut. Bahkan setelah makanan tersaji di depannya, yang Kaoru perhatikan masihlah Miya.

"A-aku.. ingin berterima kasih untuk semua yang kau lakukan. Te-terima kasih sudah mengajariku banyak hal dan menjagaku... bahkan memanjakanku.." suara Miya semakin kecil pada akhirnya, namun Kojiro yakin Kaoru tetap mendengarnya dengan baik. Bukti nya mata Kaoru yang berkaca-kaca dipenuhi dengan rasa bangga dan terharu. Seperti Miya benar-benar anaknya sendiri dan telah membuatnya bangga.

Kaoru berdiri dari tempatnya duduk, menarik Miya dalam pelukannya. Tangan pria itu mengusap kepala Miya dengan sayang.

Mereka nampak seperti orang tua dan anak.

Kojiro tersenyum akan pemandangan di hadapannya. Terlebih saat Miya memberikan acungan jempol diam-diam padanya.


07 November 2022

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 06, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MatchablossomWhere stories live. Discover now