Tak masalah

1.4K 197 5
                                    

Kaoru mengalami masalah tidur serius. Dia tak dapat tidur tanpa memdengarkan lagu pengantar tidur yang diputar Carla. Dan hal itu juga diperburuk oleh kekhawatiran berlebihan yang dimiliki oleh Kaoru.

Tidur selalu menjadi hal tersulit untuk dilakukan oleh Kaoru. Kadang dia akan terbangun di tengah malam dengan pemikiran aneh yang malah membuatnya terkena serangan panik. Kondisinya menghawatirkan, tetapi Kaoru selalu bersikap acuh tak acuh. Kadang, jika lagu pengantar tidur tak dapat menidurkannya, dia akan mengkonsumsi obat tidur.

Dan belakangan ini, kebiasaan itu menjadi semakin sering. Lambat laun, lagu pengantar tidur tak lagi memiliki efek yang memuaskan. Kaoru mulai bergantung pada obat tidur untuk membuatnya terlelap. Bahkan, dosis obat tidur yang dikonsumsi nya semakin tinggi hari ke hari. Walaupu  dia sadar akan bahaya dari ketergantungannya, Kaoru tak tau lagi apa yang bisa dia lakukan demi mendapatkan tidur yang layak.

"Apa kau sakit?" Pertanyaan Kojiro membuat Kaoru mengangkat kepala nya dengan cepat. Tindakannya tersebut membuat sakit menyerang kepala nya. Kaoru mengerutkan keningnya karena sakit menusuk.

Kojiro mengulurkan tangannya, mengusap kerut yang muncul pada kening Kaoru dengan lembut menggunakan ibu jari nya, "Hei, apa yang terjadi?"

Kaoru menggelengkan kepalanya. Dia kembali fokus pada pekerjaannya. Mengabaikan pertanyaan dari Kojiro yang khawatir.

"Wajahmu terlihat pucat. Apa kau benar baik-baik saja?" Kojiro tak mau menyerah menanyai Kaoru.

Dan lagi-lagi Kaoru menggelengkan kepala nya. Menolak untuk menjawab. Membuat Kojiro semakin khawatir.

Kaoru memijat keningnya, rasa sakit yang sejak tadi dia rasakan tak kunjung menghilang. Bahkan dia merasa sangat lelah walaupun tak melakukan apapun. Semangkuk ribollita yang tadi dipesannya tak juga dia sentuh. Nafsu makannya menghilang begitu saja saat makanan telah tersaji.

"Aku akan pulang. Uang nya ada di meja." Kaoru berkata. Dia dengan cepat berdiri, mengabaikan rasa sakit menusuk pada kepalanya dan berjalan dengan cepat. Meninggalkan Sia la luce tanpa mempedulikan panggilan khawatir Kojiro.

..

Kojiro jelas tau ada yang salah dengan Kaoru. Sejak dia bertanya, Kaoru tak lagi muncul ke restorannya selama beberapa hari. Membuat Kojiro khawatir. Dia mencoba menghubungi Kaoru atau mendatangi rumahnya, tetapi Kaoru selalu beralasan jika dia baik-baik saja.

Ketika Kaoru muncul di 'S', dia tampak mengerikan. Reki dan Miya tak dapat berhenti bertanya tentang kondisi nya. Jujur saja, Kojiro juga setuju dengan perkataan kedua bocah itu. Kaoru tampak mengerikan. Wajahnya semakin pucat dan dia tak terlihat baik-baik saja.

Tetapi Kaoru selalu mengelak setiap kali ada yang bertanya tentang keadaannya.

Kojiro tak memperhatikan pertandingan, dia sibuk memperhatikan Kaoru. Setiap gerakan yang dilakukannya menunjukkan jika pria berambut merah muda itu tak baik-baik saja. Dari cara Kaoru berdiri dengan tidak nyaman, atau tangannya yang akan sesekali mengurut pelipisnya, atau cara keningnya mengerut dan tubuh nya yang bergetar seperti tremor. Kojiro bergegas mendekatinya, tepat waktu untuk menangkap Kaoru yang terjatuh karena kehilangan keseimbangan.

"Kaoru!" Nada khawatir dalam suara Kojiro tak dapat disembunyikan. Kaoru tak mengatakan apapun, dia bahkan diam saat Kojiro membantu nya untuk berdiri.

Jantungnya berdebar-debar. Pandangannya menjadi tidak fokus. Beberapa pemikiran acak yang membuat dirinya menjadi semakin buruk. Efek konsumsi obat tidur berlebihan mulai terasa, ditambah dengan kecemasan berlebih Kaoeu yang tak membantu sama sekali.

"Hei, bernafas dengan benar." Suara Kojiro hanya terdengar samar di telinga Kaoru. Tremor pada tubuh Kaoru semakin buruk. Kojiro takut Kaoru malah terkena serangan panik. Kojiro dengan susah payah melepaskan jaket yang dikenakannya, memakaikannya pada tubuh Kaoru sebelum mengangkatnya ala bridalstyle  dan berteriak memanggil Hiromi.

MatchablossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang