32. MEMENDAM ATAU MENGUNGKAPKAN?

Start from the beginning
                                    

Ergi mengangguk, lalu mengusap rambut Citra. "Lo mau makan? Biar gue pesenin."

"Gue masih kenyang."

"Yaudah gue ke kantin dulu, ya." Ergi pamit dan meninggalkan Citra di kelasnya.

Setelah Ergi pergi, Citra mengambil obatnya lagi. Obat pencegah kehamilan. Entah ini akan berguna atau tidak. Tapi ia tidak mau sampai hamil.

"Lo gak ke kantin?" Gracia datang dengan membawa sebotol air mineral di tangannya yang sudah ia campur dengan obat pencegah kehamilan, sama seperti yang diminum Citra.

"Lo sendiri ngapain ke sini?"

"Salah kalo gue nyamperin sahabat gue sendiri?" Gracia berpura-pura baik. "Nih, cuma air mineral, gue takut lo haus, makanya gue bawain."

Dengan ragu-ragu Citra mengambil air pemberian Gracia. "Makasih. Tapi gue gapapa."

"Oke, gue mau ke kantin lagi." Gracia pergi dengan senyum licik yang muncul di sudut bibirnya.

Tanpa curiga Citra meminum air itu hingga sisa setengahnya saja. Ia tidak mood kemana-mana saat ini. Terlebih lagi ia tidak ingin melihat kemesraan Bian dan Alora. Yang harus ia pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya memisahkan mereka.

Citra tidak percaya kalau Bian secepat itu melupakannya. Ia sangat-sangat tahu bahwa Bian begitu mencintainya.

Seharian ini Citra tidak bisa melabrak Alora karena dia selalu bersama Bian, Citra tidak mau ambil resiko dengan menyakiti Alora di depan cowok itu. Ia harus menunggu kesempatan untuk memberi Alora pelajaran.

•••

"Mentang-mentang udah punya pacar jadi lupa sama temen," sindir Shena ketika melihat kedatangan Bian dan Alora.

"Jangan mulai deh, Na," balas Alora.

Sementara di meja sudah ada Nevan dan Haikal. Mereka berdua tidak berniat menyapa Bian.

Alora dan Bian duduk bersebelahan, dan Nevan melihat itu, padahal biasanya Alora selalu duduk di sampingnya, tapi kali ini berbeda.

"Gak perlu gue perkenalin lagi, kan? Kalian pasti tau dia siapa," kata Alora.

"Kenalin gue Shena, sahabat baik Alora." Shena dengan riang mengulurkan tangannya.

"Bian," balas cowok itu tampan ekspresi.

Karena Haikal dan Nevan diam saja. Shena berinisiatif untuk memperkenalkan mereka. "Ini Haikal si playboy cap kaki tiga, dan di sebelahnya Nevan si kulkas berjalan," ucap gadis itu.

Bian hanya mengangguk malas. Apalagi ketika Nevan terang-terangan menatapnya dan Alora.

"Jangan kaya kanebo kering," bisik Alora.

"Gue gak terbiasa ramah sama orang asing," jawab Bian juga berbisik.

"Mereka sahabat gue, bukan orang asing."

"Hmm oke."

"Gue udah pesenin makan buat lo, tapi cuma satu, gue gak tau Bian bakalan ikut lo ke sini." Shena menyodorkan sepiring nasi goreng seafood pada Alora.

"Sepiring berdua bisa," ucap Bian membuat mereka semua terkejut. Pasalnya ucapannya terlihat datar namun memiliki makna yang dalam.

"Kenapa natap gue begitu? Lo gak mau berbagi sama gue?" tanya Bian ketika Alora menatapnya aneh.

"Lo, kan bisa pesen sendiri."

"Buang-buang makanan, takut gak habis," kata Bian sembari menarik piring Alora.

Obsesi AsmaraWhere stories live. Discover now