#11 Don't

153 24 0
                                    

Hari-hari berlalu, Rose sudah tidak lagi bertemu dengan Rio. Kejadian terakhir saat mereka bersama dan berpura-pura meninggalkan rasa bersalah yang mendalam. Ia secara tidak langsung melimpahkan satu tanggung jawab pada orang asing yang tidak seharusnya ikut campur dengan kehidupannya.

Rio adalah orang asing, gadis itu baru mengenal lelaki yang tinggal di sebelah apartemennya baru-baru ini, kenapa bisa terlintas di benaknya rencana konyol seperti ini?

Tok.. Tok.. Tok..

Rose segera berdiri dan menoleh ke pintu unitnya yang di ketuk oleh seseorang, kepalanya mengingip keluar sambil membukakan pintu, Jennie sudah berdiri sambil menggendong seekor anjing kecil.

"Masuklah.." Jennie masuk ke dalam unit Rose dan segera melihat-lihat ke dalam unit apartemen milik adiknya itu di ikuti oleh Jisoo yang masuk sambil menenteng sebuah kargo yang sepertinya untuk anjingnya.

"Ini cukup besar untuk kau tinggali sendiri, Chaeyoung-ah.." Jennie menurunkan anjing itu di lantai, membiarkannya berlari-lari dan bermain.

"Dia lucu sekali!!" Rose memang sangat menyukai binatang, apapun binatangnya ia akan selalu merasa gemas.

"Itu untukmu, kau bisa bebas menamainya apa." ucap Jennie datar, gadis itu belum selesai berkeliling unit Rose.

"Ini untukku? Ohh.. Dia menggemaskan.. Dia baik sekali!" Kepala dan pipi anjing itu di remas-remas bahkan Rose memeluknya dengan erat, senyuman tidak menghilang dari wajahnya, Jennie merasa puas kalau adiknya suka dengan pemberiannya. "Aku akan memberikan nama Hank untuknya."

"Hank?"

"Iya, Hank." anjing bernama Hank itu tidak lepas dari pelukan Rose mau kemana pun Rose pergi, Hank selalu berada di pelukannya.

Jennie memberikan secangkir kopi pada Jisoo kemudian duduk di samping lelaki itu sambil mengaduk susu vanilanya.

"Kemana kekasihmu itu?" sindir Jennie.

"Siapa?" tanya Rose polos, Jennie dan Jisoo saling bertatapan.

"Limario?" Jisoo berusaha menebaknya tapi Rose hanya tersenyum simpul dan menggeleng lemah. "Kalian tidak benar-benar memiliki hubungan?" lagi-lagi Rose hanya menjawab dengan gelengan pelan.

"Tentu saja tidak Jisoo-ya, mereka tidak akan mungkin bisa memiliki hubungan secepat itu." Jennie menyeruput susu vanilanya, "Jangan bilang kau memaksanya untuk datang makan malam ke rumah." kini tatapan menatap Rose dengan tajam.

"Aku sudah bosan dengan pertanyaan ayah, terus membahas hal-hal yang tidak perlu, dia saja tidak membahas hubungan kalian yang tidak pasti juga kejelasannya kan?"

"Yakk, Park Chaeyoung!" pekik Jennie dengan wajah yang langsung memerah sambil melirik ke arah Jisoo.

"Iya maksudku, ayah tidak ambil pusing dengan kehidupan kalian tapi kenapa selalu aku yang di bahas olehnya, ya sudah aku bilang saja pada ayah kalau Rio adalah pacarku.." nadanya melemah, "Aku memaksakan sesuatu yang sebenarnya Rio tidak perlu ikut campur, aku saja belum terlalu kenal dengannya."

Jisoo teringat setiap kali ia bertemu sahabatnya itu, mereka selalu membahas tentang Rio dan Rose meskipun selalu di akhiri dengan bantahan kalau mereka berdua tidak memiliki hubungan yang lebih dari kenalan semata.

"Aku benar-benar merasa bersalah.."

"Itu adalah hal yang sangat konyol." Jennie tidak bisa berkata-kata lagi, kelakuan adiknya benar-benar bodoh, tapi ia menganggap kalau ini hanyalah sesuatu yang bisa mereka selesaikan secepatnya, "Setidaknya kau hanya memanfaatkannya sekali saja tidak berkali-kali, Chaeyoung-ah."

Ini benar-benar bodoh dan Rose pun setuju apa yang dikatakan kakak perempuannya, ia berpikir untuk berhenti memanfaatkan Rio dan menganggapnya sebagai orang asing saja mulai lagi semuanya dari nol.

***

Adanya Hank di kamarnya kini membuat Rose lebih banyak menghabiskan waktunya bersama dia, tidak ada lagi pikiran bagaimana kalau... atau apapun itu, kini hanya ada dia dan Hank. Jisoo bilang kalau ia membawa Hank dari sebuah tempat penampungan hewan dimana hewan liar terlantar dan jarang ada orang yang mau mengadopsi mereka tapi Jisoo melihat kalau Hank sangat menggemaskan untuk Rose jadi ia membawanya dan memberikannya.

"Aku tidak tau makanan kesukaanmu apa, minuman kesukaanmu apa, aku harus membelikanmu apa?" tanyanya pada Hank yang hanya di jawab oleh keheningan karena tubuh kecil Hank hanya bersandar manja di dekat kaki Rose, "Apakah kau mau makan makanan yang biasa aku makan? Aku suka makan tapi aku tidak suka memasak, sebentar..." Rose pun beranjak dari duduknya dan mencari makanan yang sesuai untuk ia berikan pada Hank tapi sepertinya dog food saja tidak cukup untuk anjing itu, Rose ingin memberikannya makanan yang lain.

"Aku akan ke petshop sebentar dan melihat apakah mereka menjual makanan lain selain dogfood biasa ya, aku akan segera kembali." Rose mengambil hoodienya dan segera pergi keluar, berharap apa yang ia inginkan bisa ia dapatkan.

Sambil menggunakan masker Rose masuk ke dalam petshop dan ia sudah di sambut dengan ramah oleh sang pemilik, "Apa kau punya makanan anjing yang lain selain makanan yang kering?" tanya Rose yang tatapannya tak berhenti mencari barang yang ia cari.

"Kalau kau mencari wet food itu ada di lorong sebelah, kalau dry food biasa ya seperti yang sudah kau lihat." tunjuknya pada sebuah rak yang berisi berbagai macam merk dan rasa, "Atau kau ingin mencoba makanan lain seperti telinga kelinci, leher bebek, lidah atau hati babi, ada banyak makanan lain yang bisa kau lihat." Rose yang baru saja mendengar penjelasan lelaki itu hanya bergidik ngeri dan terdiam sambil masih memperhatikan isi freezer dimana semua makanan aneh itu di letakan.

Wet food adalah makanan yang pertama ia cari, mulai dari bentuk kaleng yang berukuran kecil sampai dengan yang paling besar dan mahal juga tersedia disana, sambil melihat-lihat Rio yang sama-sama datang ke petshop itu pun melewati rak yang Rose singgahi.

"Kau sedang mencari makanan untuk Hank?" tanyanya yang sudah berdiri di samping Rose dan ikut melihat-lihat. Rose yang terkejut segera mendongak dan melihat ke arah Rio, senyuman lelaki itu terlihat ramah.

"Darimana kau tau aku memiliki peliharaan bernama Hank?"

"Jisoo?" 

Rose hanya merespon dengan dengusan kasar dan Rio mendengarnya, "Aku tidak berniat untuk mencari tau tentangmu hanya saja kami..."

"Kalian apa? Kalian membicarakan aku?"

"T-tidak bukan..." Rose membawa dua kaleng wet food dan segera membayarnya, gadis itu berjalan pulang dengan perasaan kesal, "Roseanne...!" Rio merasa tidak enak karena rasa penasarannya dan tidak beraninya untuk bertanya langsung pada Rose membuat gadis itu risih.

"Bisakah kita berhenti melakukan ini?"

"Melakukan apa?" raut wajahnya yang emosi bisa dengan jelas Rio lihat.

"Berhenti mencari tau tentang diriku dari setiap orang yang kau kenal, jangan karena kau kenal dengan mereka membuatmu harus mengetahui hidupku seperti apa dan apa saja yang aku lakukan." 

Perdebatan mereka terjadi di pinggir jalan, meskipun tidak ada yang memperhatikan mereka tapi tetap saja suasana ini sangat tidak nyaman.

"Tidak aku tidak berusaha mencari tau tentangmu aku hanya berbincang saja dengan mereka."

"Harus aku yang kalian bicarakan?" Rio terdiam, baru kali ini dia gagal bersosialisasi dengan orang lain.

"Aku hanya menyukaimu dan aku ingin tau tentang dirimu Roseanne, maaf karena aku tidak langsung bertanya padamu." tatapan sendu dari lelaki itu membuat Rose iba.

"Tapi aku tidak menyukaimu."

***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 30, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Side to SideWhere stories live. Discover now