Mommy or Daddy?

1.8K 137 1
                                    

"Jeno, apa kau setuju semisal Papa menikah lagi?"

Jeno tersedak air susu yang sedang diminumnya. Kedua alat penglihatannya bahkan sampai membulat, menatap kaget ke arah pria yang diketahui bernama Lee Donghae itu.

"Papa serius, tidak sedang bergurau 'kan? Bersama siapa Papa ingin bersanding? Tolong Pa, aku tidak ingin untuk yang kedua kalinya Papa dikecewakan oleh orang yang mengaku 'mencintai Papa' namun kenyataannya hanya mengincar kekayaan Papa saja."

Donghae terenyuh mendapat kekhawatiran lebih dari sang anak semata wayang. Sifat Jeno mengingatkannya kepada sang istri yang telah meninggal jauh hari saat Jeno berusia 7 tahun. Saat itu Donghae sudah harus menjadi single Papa yang banyak menjadi incaran dari yang masih gadis hingga para wanita berstatus janda. Tak tanggung-tanggung para laki-laki pun terpikat oleh pesona duda satu anak itu.

Donghae pernah menikah lagi saat Jeno berusia 17 tahun. Pada saat itu Jeno memergoki istri baru Papanya yang sedang merencanakan rencana jahatnya yang ingin mengambil semua harta kekayaan Donghae. Perempuan licik itu mengajak kekasihnya untuk datang, bahkan berniat akan membunuh Donghae dan dirinya.

Beruntung pada saat perempuan itu akan menjalankan misi liciknya, sudah terlebih dahulu Jeno melaporkan dia ke pihak berwajib beserta bukti yang diambilnya dari CCTV. Tampaknya perempuan itu memang tak menyadari pantauan CCTV di belakang rumah saat sedang melakukan pemanggilan telepon bersama sang terkasih.

Perempuan itu ditangkap atas kasus pembunuhan berencana. Hingga saat inipun kehidupannya aman dan tentram.

Dan disaat kini usia Jeno menginjak 23 tahun, Donghae mengabarkan sesuatu yang kembali membuat Jeno overthinking. Jeno takut semisal calon yang akan menjadi pendamping Papanya ini termasuk jajaran orang tak beradap dan tak berpendidikan yang otaknya hanya dipenuhi oleh nafsu kekayaan. Orang-orang seperti itulah yang Jeno benci.

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan itu, sayang. Papa jamin kali ini calon Papa adalah pilihan terbaik. Dia merupakan pemimpin perusahaan sama seperti Papa, laki-laki cantik yang mempunyai sopan santun serta bukan termasuk seseorang yang berniat mengincar harta keluarga kita. Dia mempunyai hartanya sendiri dan Papa sudah mengenalnya selama setahun. Papa baru berani mengatakannya karena Papa yakin pada keputusan Papa yang ingin menikahinya."

Jeno menghela napasnya panjang. Benarkah kali ini calon pendamping sang Papa akan sebaik yang dipikirkan?

"Aku harus bertemu dengannya terlebih dahulu untuk melihat bagaimana tampangnya. Jika sewaktu-waktu dia adalah penipu, aku akan mencarinya hingga ke pelosok dunia dan memenjarakannya sampai dia membusuk di balik jeruji besi."

Donghae tersenyum lebar. Ia sangat beruntung mempunyai Jeno, sebab putra semata wayangnya itu rela menjadi pengacara hanya untuk menjadi pembelanya semisal orang-orang licik itu bertindak semena-mena, di mana malah memutarbalikkan fakta.

~~~

Jeno duduk manis menunggu kedatangan calon Mamanya. Sudah lewat 10 menit dari waktu yang telah ditentukan. Lelaki manis itu memandang dingin minuman yang sudah habis separuh saking lama menunggu calon Papanya.

"Pasti orang ini suka mengulur waktu dan tidak cekatan. Bagaimana Papa bisa menyukai orang yang bahkan telat di hari pertama dia ingin bertemu calon anaknya?"

"Dia mengirimi Papa pesan jika jalanan terhambat karena macet. Kau harus berhenti menilai sesuatu yang belum jelas informasinya, sayang."

Jeno mendengus tak suka. Entah mengapa dirinya menjadi begitu tak suka pada orang ini, padahal ia belum bertemu dan mencoba guna mengenal lebih. Jeno hanya paranoid, takut jika Papanya mendapatkan kekecewaan untuk yang ketiga kalinya.

Kling

"Maaf atas keterlambatan waktunya. Jalanan Seoul benar-benar mengalami kemacetan parah," seru seorang laki-laki yang baru saja melangkah masuk ke sebuah restoran tempat di mana keluarga Lee itu bersinggah. Sosok itu lekas duduk di hadapan Jeno.

Jeno menilik penampilan sosok yang mempunyai paras tampan nan juga cantik itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jeno menilik penampilan sosok yang mempunyai paras tampan nan juga cantik itu. Dalam batinnya, ia menyerukan kata lumayan untuk penilaian pertamanya.

"Omong-omong kau pasti Lee Jeno, 'kan? Namaku Ten Lee." Laki-laki itu mengulurkan tangannya ke depan. Jeno menatap sebentar lalu menjabat tangan Ten.

Sejenak Jeno merasakan ada sesuatu yang aneh dari laki-laki bernama Ten itu. Ia menatap Ten dengan tatapan penuh kecurigaan, sedangkan empunya yang ditatap hanya memasang tampang biasa dan tentunya penuh ketenangan.

"Baiklah, kau sudah bertemu dengan calon Mamamu. Bagaimana menurutmu?" tanya Donghae menyela situasi canggung diantara mereka.

Jeno berdehem singkat. Ia memperbaiki posisi duduknya dan mencoba sebijak mungkin.

Tentang Ten, ia rasa Ten memang berniat tulus. Laki-laki itu tak menunjukkan sikap mencurigakan seperti yang ditunjukkan oleh orang-orang ketika mendekati sang Papa ataupun dirinya.

Jeno menghela napas. "Baiklah aku juga setuju. Tapi aku akan terus mengawasi anda tuan Lee," tunjuk Jeno kembali memberi tatapan tak suka kepada Ten.

Laki-laki itu hanya tersenyum tenang. Berbeda dengan dibalik suara hatinya yang bersorak senang.

Tidak, bukan karena ia senang bisa menikah dengan Donghae dan akan mendapat kekayaan, ia sudah cukup kaya oleh usahanya. Melainkan Ten bersorak karena setelah ini, ia bisa berada lebih dekat dengan putra semata wayang Lee, yaitu Jeno.

AnythingWhere stories live. Discover now