1886 adalah sesuatu yang paling berarti bagi Jeno ketika sang kekasih datang bersama keluarganya untuk melamar dirinya.
Dihadapan kedua orangtua Jeno, laki-laki yang akan memasuki militer itu dengan gagah tangguh mengatakan akan mempersunting Jeno selepas dirinya dinyatakan sebagai salah satu anggota tentara.
Seluruh keluarga Lee sudah mengenal kepribadian baik Jaehyun semenjak sekolah menengah pertama saat Jeno dengan malu-malu mengatakan bahwa Jung Jaehyun adalah kekasihnya.
Sempat mendapat ketidaksetujuan dari sang Ayah, Jaehyun menunjukkan kepada pria yang menjabat sebagai Jenderal tentara itu jika dia tidak pernah bermain-main. Jaehyun sama sekali tak pernah mengeluh kala dibuat repot oleh hukuman Donghae, dan dari situlah Donghae mulai mempercayakan betapa bersungguh-sungguhnya Jaehyun yang ingin menjadikan Jeno sebagai miliknya.
Apalagi diusia muda Jaehyun antara kelas 8 dan 9, dia sudah harus mendapat hukuman lari keliling lapangan yang begitu luas selama 30 kali agar Jaehyun bisa mengajak Jeno jalan-jalan bersamanya. Dan yang Jaehyun lakukan adalah benar-benar melakukan perintah Donghae dengan sukarela.
Donghae mengakui kegigihan Jaehyun dan cara pemuda Jung itu memperlakukan putra semata wayangnya dengan kasih sayang yang penuh sampai ketika pulang bepergian sekaligus. Jeno dengan riang gembira menceritakan keseruannya saat pergi bersama Jaehyun, tanpa dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangi.
Kemudian di keluarga Jung, anggota keluarga juga sudah mengenal Jeno dengan baik. Bahkan Jeno pernah hampir menangis ketika mendapat tantangan membuat Frumenty (sejenis bubur sereal bertekstur kental dan padat yang dibuat dari gandum atau jelai barley) karena terlalu manis rasanya.
Krystal sempat mengatakan jika Jeno gagal, maka Jeno tidak boleh menjalin hubungan lagi dengan Jaehyun. Mengetahui semua keluarga Jung begitu pandai memasak dan peraturan memang diwajibkan.
Jeno bukannya tidak bisa memasak, tapi dia tidak sengaja melakukan kecerobohan karena mencampurkan terlalu banyak susu dan madu pada Frumenty.
Jeno merengek sambil memohon agar Krystal mau memberinya kesempatan untuk memperbaiki, dan tingkah menggemaskan itu membuat Krystal beserta seluruh anggota Jung termasuk Jaehyun juga tergelak tawa.
Kenyataannya, Krystal hanya menggoda Jeno saja. Tapi tak terlepas dari pernyataan pertama bahwa seluruh anggota Jung diharuskan bisa memasak juga tak luput.
Hingga pada akhirnya Jaehyun dan Jeno mendapat persetujuan ketika keduanya berada di bangku kelas 10 sekolah menengah atas untuk menjalin hubungan sehat tanpa melibatkan nafsu di dalamnya.
Untuk menunjukkan rasa kasih sayang, terkadang Jaehyun mengusap kepala Jeno atau hanya memeluk sepintas. Sejauh ini Jaehyun sama sekali tak pernah berbuat hak tidak senonoh kepada Jeno sesuai dengan janji mereka berdua meskipun ada keinginan, mengingat laki-laki dominan lebih tinggi hormonalnya sehingga sulit untuk dikendalikan. Tapi Jaehyun bukanlah tipikal orang yang seperti demikian.
Hingga tahun demi tahun mereka berdua lalui bersama-sama, dari berbagai permasalahan yang kadangkala dapat diluruskan dengan berpikir dewasa, hubungan mereka sudah berjalan 5 tahun.
Kini Jaehyun akan mulai memasuki dunia kemiliteran di mana masa seleksi dirinya menjadi tentara seperti Donghae.
Jeno mengantar sang tunangan ke stasiun kereta api yang akan membawa Jaehyun ke sebuah pelatihan yang jaraknya cukup jauh dari rumah.
Agak menyedihkan sejujurnya sebab Jeno pasti akan sangat merindukan Jaehyun, tapi Jeno juga harus berjuang supaya dapat masuk ke dunia medis. Impian terbesarnya sejak kecil yakni menjadi dokter dan membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan.
"Sering-sering hubungi aku," pesan Jeno. Lelaki manis itu menatap sang tunangan dengan mata berkaca-kaca, siap menumpahkan lahar hangat dari kedua mata cantiknya.
"Itu harus."
"Jika tidak sempat mengangkat teleponku, sering-sering berbalas surat," tuturnya lagi.
"Itu juga harus."
"Jika tidak bisa keduanya, kau harus segera pulang."
Jaehyun terkekeh renyah lalu dengan gemas mencubit pelan kedua pipi Jeno yang memerah akibat terlalu lama terkena paparan sinar matahari. "Jika aku pulang, aku akan terkena hukuman dari Jenderal Donghae dan pernikahan kita akan dibatalkan."
"Pokoknya, jika terjadi sesuatu, kau harus segera melarikan diri."
"Jeno, aku hanya akan dilatih, bukan ikut perang. Jikapun aku diikutsertakan, aku tidak akan melarikan diri dari medan pertempuran. Laki-laki pemberani tidak akan mundur karena satu rintangan yang tidak tahu akan membawa nasib ke mana, aku akan tetap mempertahankan negeri kita dan juga kau."
"Kenapa aku juga?"
"Karena saat aku berusaha mendapatkanmu, paman Donghae seringkali memberikanku rintangan. Tapi jika aku berusaha dan tetap mempertahankan keyakinan, pada akhirnya aku bisa membawamu tanpa lagi rintangan melelahkan. Benar bukan?"
Kedua pipi Jeno bersemu merah. Dia membuang muka guna menyembunyikan wajahnya yang memerah.
"Kau tersipu?"
"Diam!"
"Kesayanganku sedang tersipu rupanya~"
"Diaaaam!"
Jaehyun terkekeh geli. Lucu rasanya bisa melihat Jeno tersipu karena malu, tapi untuk ke depannya, sepertinya Jaehyun takkan bisa lagi menggoda Jeno. Mereka akan melakukan hubungan jarak jauh.
"Itu, kereta tujuanmu sudah datang," seru Jeno.
Jaehyun mengangguk. "Aku akan sangat merindukanmu. Tolong tunggu aku hingga selesai baru kita akan menikah. Aku menyayangimu, Jung Jeno." Jaehyun dengan berani mencium kening Jeno. Ini merupakan satu langkah kemajuan karena sebelumnya Jaehyun tak pernah mencium Jeno.
"Aku juga."
Jaehyun menenteng tas besar berisikan seluruh pakaian dan perlengkapannya menuju salah satu gerbong kereta api. Untuk yang terakhir kali sebelum kereta pergi, Jaehyun sempatkan untuk melambai. Jeno yang melihat itu langsung ikut melambaikan tangannya.
Sampai kereta itu mulai berjalan, membawa seseorang yang amat Jeno sayangi setelah keluarganya pergi untuk beberapa tahun menjalani pelatihan militer.
Jeno tersenyum penuh arti memandangi kereta yang semakin menjauh dari mata memandang. Ia hanya berharap semuanya lekas selesai agar dirinya dan Jaehyun bisa bersama-sama untuk selamanya.
