Painting - Akashi Seijuro

1.4K 48 2
                                    

Akashi Seijuro x Readers

Kuroko No Basket / Kuroko No Basuke © Tadatoshi Fujimaki

Story © Dear Fairy


(Fullname POV)

Aku menghela nafas untuk kesekian kalinya saat memandang punggung seorang pria sudah jauh dari jangkauan penglihatannya. Ini bukan pertama kalinya hal ini terjadi, sudah sekitar seminggu ini aku melihat pria bersurai merah itu seperti pergi menjauh dariku. 

Biasanya aku selalu mengadukan hal ini pada satsuki tentang hubungan pernikahan kami yang serasa semakin renggang karena seijuro selalu saja bertingkah aneh. Seperti hari ini, disaat aku menyiapkan sarapan pagi, ia enggan untuk menyentuh dan hanya bilang 

"Maaf, hari ini aku ada klien yang harus ditemui lebih pagi, aku akan makan di kantor saja ya"

Aku sedikit terkejut dan tersenyum sendu tanda memahami situasi itu, dan memutuskan untuk sarapan seorang diri seperti sekarang. Setelah menyelesaikan makan pagi ku, aku langsung membereskan rumah dan menyusun berkas yang berserakan di meja seijuro yang belum sempat ia bereskan tadi malam.

Saat aku membereskan berkas itu, mataku seketika tertuju pada selembar lukisan kecil yang di dalamnya ada seijuro dan seorang wanita.

'Apakah ini yang membuat dia berubah?' gumamku dalam hati. Kegiatanku berhenti sejenak dan menatap sendu benda yang ada ditangan. Tanpa sadar air mata meluncur dalam diam di keheningan ruangan itu. 

'Sepertinya kali ini aku tidak ingin menceritakan hal ini pada satsuki...'

Waktu berlalu dan sekarang menunjukkan pukul 4 sore, seijuro tidak mengabariku ia akan pulang jam berapa, tapi biasanya dia akan pulang sebelum jam makan malam. Tapi entah kenapa aku berharap ia pulang cepat hari ini-dan bisa menyelesaikan kegundahan hati ini-.

<><><><><><>

"Aku pulang" 

Aku menoleh kearah suara dan menyambut kepulangannya, ia memberikan tas nya padaku sembari ia membuka sepatunya.

"Bagaimana pertemuan dengan kliennya?" Ia menoleh pada ku saat setelah melepas sepatunya. 

"Lancar, mereka menyetujui kesepakatan dengan perusahaan tanpa ada gangguan" Ia tersenyum kecil padaku dan melanjutkan langkahnya kedalam rumah. 

Sepertinya... Karena kegundahan hatiku, aku merindukan senyuman itu.

"Kamu sudah makan? Kalau belum aku sudah memasak" Tanyaku padanya

"Aku akan mandi dulu baru makan. Boleh?" Aku mengangguk tanda menyetujui permintaannya, dan ia berjalan menuju kamar kami.

Setelah ia beres dengan kegiatannya, ia berjalan ke meja makan untuk menyantap makanannya, hanya ada keheningan. Seijuro bilang kalau sedang makan harus diam dan jika ingin bicara, lakukan itu setelah makan selesai. 

Tapi sepertinya kebiasaan itu tidak berlaku malam ini.

"[name], ada yang ingin kamu katakan?". Aku menoleh kearahnya dan terdiam sejenak

"Umm... sejak seminggu ini sei selalu terasa jauh... mungkin perasaan ku saja, tapi sei seperti menghindariku" Ucapku sedikit takut.

Aku melihat kekehan kecil dari mulutnya, kenapa dia seperti itu?.

"Maaf, aku tidak ada niat untuk itu sayang, seminggu ini aku harus menuntaskan pekerjaan kantor yang berlipat dari biasanya karena ayah menyuruhku untuk menyelesaikan beberapa hal di kantornya"

"Jadi pekerjaan sei sudah selesai sekarang?". 

Seijuro mengangguk sambil tersenyum kecil padaku, "Oh iya sei boleh aku bertanya?"

"Apa itu?"

Aku meremas sedikit tanganku saat ingin bertanya perihal lukisan kecil yang kutemukan diatas mejanya.

"Lukisan kecil... aku menemukan sebuah lukisan yang didalamnya ada dirimu dan seorang wanita yang aku tidak ketahui, sepertinya ia bukan temanku ataupun satsuki"

Aku mendengar helaan nafas darinya, dan hal itu semakin membuatku takut. Meski aku sudah dekat dengannya dari semasa sekolah dan sekarang sudah menikahinya, aku masih saja belum terbiasa dengan sifatnya yang kelewat dominan dengan lawan bicaranya. Seperti sudah hal mutlak.

"Sepertinya ada kesalah pahaman yang kubuat"

"Aku ingin memberitahu mu hal ini, tapi karena seminggu ini aku sibuk, aku jadi lupa memberitahukannya, maaf ya. sepertinya aku membuatmu kepikiran dengan hal itu" Lanjutnya

Aku hanya memandang seijuro disebrang sana, saat aku ingin bertanya lagi. Ia berdiri dari kursi meja dan berjalan mendekat setelahnya ia memelukku erat.

Aku terkejut melihat hal ini, ia memang tipe pria yang memberi perhatian yang luar biasa untuk orang yang ia sayangi. Tapi entah kenapa kali ini beda, seperti pelukan merindukan seseorang.

"Sei, ada apa? apa ada masalah di kantor? kalau ia salah satu klien mu di kantor aku tidak masalah, mungkin itu-" Aku bertanya  kepadanya, tapi seketika ucapan ku berhenti dan melihat ke sisi seijuro.

Pelukannya semakin erat dan genggamannya sedikit bergetar.

"Itu... didalam lukisan itu tergambar seseorang yang sangat penting di hidupku. Seminggu sebelum aku lembur di kantor, aku mendatangi seorang pelukis yang direkomendasikan oleh reo-san. Pelukis itu bisa melukiskan suatu hal yang sekarang tidak mungkin terjadi".

Aku hanya diam sambil mendengarkan penjelasannya.

"Aku meminta pelukis itu melukis diriku bersanding dengan ibuku yang telah tiada. Aku hanya ingin merasakan... bagaimana rasanya memiliki sebuah kenangan saat aku dewasa sekarang saat bersama dengan ibu ku..." Ucap seijuro.

Seketika diriku menegang dan seperti kehilangan kata - kata. Yang saat ini aku bisa lakukan sekarang, berganti memegang erat tangan nya dan mengelus pelan lengannya. Seketika aku seperti orang yang sangat bersalah.

"[name] tidak perlu merasa bersalah. Aku memahami keganduhan hati mu... dan aku juga minta maaf sudah membuatmu menangis"

"Da...darimana sei tau aku menangis?" Tanyaku gugup.

"Aku sangat mengetahuinya sayang... tidak ada yang terlewat tentangmu dari ku"

Aku melepas pelukan eratnya, dan berdiri menghadap kearahnya. Bergantian kali ini aku yang memeluknya erat, dan aku merasakan jika seijuro tersenyum lembut padaku dan membalas pelukanku.

"Besok... bagaimana kalau kita mengunjungi ibu? sudah lama juga kita tidak memberi salam ke ibu" Ucapku yang masih memeluk erat tubuh seijuro.

"Boleh, sekalian juga aku ingin cuti selama 3 hari"

Aku melepas pelukanku dan memandang heran padanya.

"Cuti? untuk apa? apa sei ingin istirahat?" Tanyaku bertubi - tubi padanya.

Aku mendengar kekehan kecil lagi dari nya dan ia mengusap kepalaku dengan lembut dan setelahnya mengusap pipiku.

"Aku rindu dengan mu. Sangat rindu. Aku ingin menghabiskan 3 hari itu hanya untukmu, sayang."

Aku tersenyum manis padanya dan merasakan mataku sedikit basah karena ungkapan hati seorang akashi seijuro.

Sepertinya aku harus membiasakan sikap manis dari seijuro meskipun kami sudah menikah.





Note:

Halo, semua ini pengalaman pertamaku membuat buku tentang anime x reader

Jadi mohon maaf jika karakter yang digambarkan akan terlihat OOC :')

Jadi buat kalian yang tidak suka, aku benar - benar minta maaf :")

Terima kasih atas dukungannya untuk buku ini ♡

Aku menerima saran dari kalian. Terima kasih~

Story With You (Anime x Reader) [Close Request]Where stories live. Discover now