7 (Hati yang retak)

1.5K 163 15
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.

Louis menatap wajahnya dan tubuhnya dicermin kamar mandi, matanya bengkak, bibirnya lecet, leher, dada, perut, pahanya berkas kissmark yang banyak. Ia tak pernah membayangkan, tubuhnya akan berakhir seperti ini ditangan sahabatnya sendiri.

"Tidak apa-apa lui, tidak ada yang taukan. Hidupmu akan baik-baik saja" Louis kembali menangkan dirinya saat keputus adaan kembali menghantui pikirannya.

.
.

/skip/

Setelah tiga hari kejadian itu, Louis kembali masuk sekolah. Sebenarnya ia menyusun mentalnya kembali, dia harus lulus dibangku kelas 3 ini. Neo sedikit legah melihat Louis memasuki kelas dan duduk di bangkunya
"Aku khawatir kau tak masuk selama tiga hari" ucap Neo dan Louis hanya bisa tersenyum tipis
"Aku hanya perlu waktu untuk memilihkan diri, dan aku sudah baik-baik saja nemo" lagian siapa yang berani kesekolah dengan banyak bekas kissmark.

"Phi Neo" sapa Phuwin senang memasuki kelas mereka hingga anak-anak sekelas bersorak mengoda Neo. Baru juga masuk, hati Louis makin teriris perih. Ia masih bisa menahannya. Ia mengepalkan tangannya dibawah meja hanya sekedar menahan luka di hatinya.

Neo melirik Louis, ia tak tau harus seperti apa. Namun ia juga tak mungkin mengabaikan Phuwin
"Ya nong" jawab Neo saat Phuwin menghampirinya
"Kau jadi mengantarku membeli buku Biologi jilid terbaru itukan? Aku dengar nanti kau ada latihan basket" tanya Phuwin memastikan
"Kita akan pergi nanti pulang sekolah, aku akan izin latihan untukmu" jawab Neo
"Aaaa maksih phi" senang Phuwin, setelah memastikan Neo akan menemaninya, Phuwin keluar dari kelas setelah dengan polosnya tersenyum kearah Louis. Phuwin menang tak tau menahu apapun, dan Louis tak pernah menyalahkannya.

"Ohooo lihatlah sahabatmu itu Luis, selama kau tak masuk sekolah dia jadian dengan Nong Phuwin tanpa memberi takkan mudah kan?  " ucap salah satu teman kelasnya, mereka hanya bercanda dan tak berfikir itu akan melukai hati Louis.

Louis memandang Neo dengan sorot mata penuh rasa sakit
"Nemo, kau benar-benar telah pacaran dengan Phuwin?" tanya Louis menahan getaran di suaranya, Neo terdiam sesaat. Ia ragu untuk menjawab namun berlahan ia mengangguk pelan mengiyakan pertanyaan Louis itu.

Sakit... Terlalu sakit untuknya. Kali ini bagaimana bisa Louis mengatasi hatinya yang hancur tanpa sisa. Ia bahkan tak bisa menahan air mata yang jatuh dari kedua bola matanya yang indah.

"Sejak kapan?" tanya Louis dengan suara bergetar dan pelan. Ia sudah tak tau malu lagi, dunianya serasa hilang. Tak ada yang tersisa lagi untuk hidupnya
"Kemarin" jawab Neo pelan, ia mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata Louis, ia tak suka Louis menangis seperti ini. Namun Louis menjauhkan wajahnya dari tangan Neo.

"Tapi lui...aku.."
Louis berusaha tersenyum perih diantara tangisnya dan menghentikan ucapan Neo yang akan makin menyakitinya
"Oh selamat ya Neo... semoga kalian bahagia. Aku turut senang" ucap Louis dengan air mata yang tak berhenti mengalir, ia tak bisa fokus lagi dan keluar dari kelas begitu saja.

"Apa yang kau lakukan pada Luis?"

"Neo! Luis kenapa?"

"Sial! Anak sebaik Luis kau buat menangis?"

"Ya ampun Luis"

Teman-teman sekelas langsung menghakimi Neo yang kini terdiam. Dikelas mereka semua menyayangi Louis. Bagaimana tidak? Louis adalah teman yang sangat baik untuk mereka semua.

.

Louis berlari keatas lantai atap sekolahnya, dan bediri di pembatas lantai itu. Ia menangis sekuat yang ia bisa, sekarang entah mengapa dia membenci hidupnya sendiri. Ini terlalu menyakitkan dan ia tak tau bagaimana akan menanganinya.

Sekarang Louis tidak yakin apakah dia masih waras sekarang. Dia sendirian, dan tak punya siapapun untuk berbagi. Rasanya hidupnya benar-benar berantakan. Ini bukan maslah percintaan lagi, tapi hati, fisik dan mentalnya sudah benar-benar hancur.

Louis menatap kebawah, melihat lapangan basket yang sepi karena pagi ini seluruh siswa dan guru berada didalam kelas.

"Lui!" Neo menarik tangan Louis agar turun dari pembatas atap dan memeluknya saat Louis terjatuh dilantai atap itu. Tadi ia mengejar Louis  sampai kesana.

"Lui, aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf" ucapnya namun Louis hanya bisa menangis pilu dalam pelukannya.

"Luis" Aj juga sampai disana. Ia tadi melihat Louis berlari hingga ia mengikutinya juga, entah mengapa ia terluka melihat Louis yang selalu baik padanya itu menangis seperti ini
"Ini pasti gara-gara kau lagi kan?!" teriak Aj kesal pada Neo dan melepas paksa pelukan Neo pada Louis
"Jangan ikut campur" kesal Neo
"Aku akan selalu ikut campur bila itu urusan Luis! Brengsek!"

Bukannya menjadi tenang, Neo dan AJ malah berkelahi membuat kepala Louis makin pusing
"Bisakah kalian berhenti?" pinta Louis membuat Neo dan AJ berhenti berkelahi dan saling menatap tajam.

"Ayo pergi dari sini Luis" AJ menarik pelan tangan Louis dan membawanya pergi dari sana, mengabaikan Neo yang berdiri diam dengan segala perasaannya yang kini tak karuan.

.
.
.

Tbc

Secret love (Neo_Louis) Where stories live. Discover now