4 (Luka)

1.5K 160 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Louis sibuk membantu Neo mencatat tugasnya, Neo memang begitu malas mengerjakan PR, selalunya membutuhkan Louis
"Bahkan menyalin PR saja kau begitu malas" omel Louis walau tangannya tetap saja mencatatkan Neo, ia tak mau Neo dihukum apa lagi mendapat nilai rendah
"Lagian kenapa sih guru hobby memberi PR, udah gak jaman" timpal Neo yang duduk di sebelah Louis, dia datang pagi-pagi sekali karena PRnya belum ia kerjakan
"Bukan guru yang salah, kau yang terlalu malas".

Neo menopang dagu dan menatap Louis yang sibuk mencatatkan tugas matematikanya, Louis adalah siswa pintar dikelas bahkan dia termasuk siswa berprestasi disekolah. Kalau bukan karena Louis mungkin nilainya semua sudah merah.

Neo terus menatap Louis, melihat wajah imut nan mulus itu,  ukiran hidung dan bibir yang sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Neo terus menatap Louis, melihat wajah imut nan mulus itu,  ukiran hidung dan bibir yang sempurna. Serta sorot matanya yang lembut
"Lui"
"Hum?" Jawab Louis menoleh menatap Neo yang ternyata dari tadi menatapnya
"Kalau dilihat-lihat kau sangat imut, tampan dan cantik. tak heran banyak yang menyatakan cinta padamu. Tapi kenapa kau tak ingin menjalin hubungan? Apa kau tak pernah jatuh cinta?" tanya Neo.

"Aku tak ingin memikirkan soal seperti itu, aku memikirkan ujian kelulusan yang hampir didepan mata" jawab Louis menatap sendu Neo. Mana mungkin ia jujur bahwa ia mencintainya, sedangkan Neo tergila-gila pada Phuwin.

"Ohoo kau terlalu serius sekolah" ejek Neo
"Dan kau hanya bermain-main" balas Louis kembali fokus menyelesaikan PR Neo hingga akhirnya PR itu selesai dengan cepat, sedangkan Neo masih tak bosan menatap wajah sahabatnya itu, wajah Louis memang manis dan tak membosankan.

"Kenapa kau menatapku? Nanti kau jatuh cinta padaku" ucap Louis sambil tersenyum mengembalikan buku PR Neo yang sudah selesai ia kerjakan
"Aku hanya mengagumi wajahmu, tidak mungkin jatuh cinta. Aku sudah memberikan seluruh cintaku pada nong Phuwin" ucap Neo tersenyum senang, Louis turut tersenyum walau ucapan Neo menyakiti hatinya
"Kau harus mengejarnya lebih dari ini sebelum dia diambil orang" nasehat Louis, telah berdamai dengan perasaannya sendiri
"Aku sedang berusaha tau"

"Louis" Neo dan Louis menoleh saat seorang siswa dari kelas sebelah masuk memanggil Louis
"Oh AJ? Ada apa?"
"Nih buku kimiamu ketinggalan dirumahku kemarin" ucap AJ memberikan catatan kimia Louis.

Neo menatap AJ dan Louis bergantian dengan ekspresi bingung
"Oh Terima kasih, aku lupa soalnya kemalaman kemarin" sesal Louis
"Tidak apa, aku malahan senang kau kau menjadi teman belajarku" senang AJ dan Louis mengangguk
"Aku kembali kekelas dulu, nanti kita ketemu lagi.. Bye" ucap AJ lalu keluar dari kelas mereka.

"Sejak kapan kau dekat dengan AJ?" tanya Neo
"Ohh sejak sebulan yang lalu dia memintaku mengajarinya mata pelajaran perhitungan dan bahasa Inggris" jawab Louis
"Kau mengajarinya sampai di rumahnya? " tanya Neo dan Louis mengangguk polos
"Sampai malam?" tanya Neo lagi, dan Louis mengangguk
"Kau tak takut diperkosa olehnya? Heh tak baik malam-malam ditempat orang"
"Hussstt!! Jangan bicara aneh-aneh Nemo! Kau pikir aku ini apa. Jauhkan pikiran  anehmu itu. Kami hanya belajar"
"Aku hanya memperingatkanmu saja" Gumam Neo namun Louis hanya mengeleng pelan akan otak negativ Neo.



.
.




Neo meminum air mineral yang Louis berikan padanya, tengorokannya terasa kering dan haus karena pelajaran olahraga pagi ini, mereka duduk di pinggir lapangan untuk istirahat sejenak namun mata Neo tak sengaja melihat Phuwin berjalan bersama Pond teman kelasnya di lorong Koridor sekolah, mereka tertawa bersama bahkan terlihat sangat dekat. Louis penasaran apa yang Neo lihat hingga lelaki pelawak itu terdiam, kini ia pun melihat Phuwin dan Pond.

"Itu Nong Phuwin, aku dengar-dengar Pond mendekatinya"

"Bukankah mereka dekat sejak Phuwin masuk disekolah ini?"

"Banyak yang bilang mereka cocok"

"Aku pernah memergoki mereka berpelukan"

Louis dan Neo bisa mendengar bisik-bisik di antara siswa yang melihat Phuwin dan Pond. Kini Louis bingung bagaimana menghibur Neo, ia yakin suasana hati sahabatnya itu sedang sangat buruk. Neo melempar botol minuman ditangannya dengan kesal dan berlalu dari sana.

Kalau keadaan seperti ini, Neo benar-benar tak ingin diganggu. Ia membiarkan Neo menenangkan pikiran dan suasana hatinya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.


Malam ini Louis tak tenang, entah mengapa ia memikirkan Neo. Setelah kejadian Neo melihat Phuwin dan Pond, Neo langsung bolos sekolah tanpa membawa tasnya, dan sampai sekarang Louis tak tau keadaan Neo.

Louis melihat tas Neo yang ia bawa pulang karena ditinggalkan pemiliknya begitu saja tadi. Sebenarnya ini sudah hampir jam 10 malam, mau tak mau ia memutuskan untuk menganggu Neo demi memberikan tasnya kembali. Kalau tas Neo tak kembali, maka anak itu besok beralasan tak kesekolah, mana mereka sudah akan ujian. Louis tak mau masalah ini akan menganggu aktivitas sekolah Neo dikelas tiga.

Walau ia tau, Neo akan emosian saat ini karena suasana hati yang buruk, ia sudah siap menghadapinya. Dengan keputusan yang ia buat, Louis mengambil tas Neo ia memakai sweater besarnya dan keluar dari kamar menuju rumah Neo.

.
.

Louis memencet bell rumah Neo hingga ibu sahabatnya itu membukakan pintu
"Oh nak Luis" sendu ibu itu, melihat ekspresi sedihnya membuat perasaan Louis tak enak
"Ada bu, kenapa sedih?"
"Untung kau datang, aku tak tau mencari Neo dimana lagi, ayahnya sedang keluar kota"
"Neo hilang?"
"Salah satu temannya menelfon ke rumah bahwa ia mabuk di sebuah klub tapi ibu tak tau dimana klub itu. Ibu takut Neo kenapa-kenapa" Paniknya.

"Tenang bu, aku akan mencarinya kesana"

.
.
.

Tbc

Secret love (Neo_Louis) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang