Meet the Delta

49 3 0
                                    

Sementara itu, dua puluh mil dari Coldfold.

Truk-truk serta tank tersebut berhenti untuk sementara waktu dan beristirahat. Beberapa orang tampak sedang menyiapkan beberapa perangkat elektronik berhasil mereka dapatkan secara licik dari SF. Collins tampak keluar dari truk dengan hanya mengenakan celana pendek. Bau-bau aneh pun sedikit tercium dari tubuhnya ketika melewati beberapa pasukannya.

''Hei, aku baru kali ini mencium bau seperti ini. Kenapa bos baunya seperti itu ya?'' Tanya salah satu pasukan SPITE kepada rekannya yang sedang mengutak-atik sensor dan radar anti-personel.

''Halah, sok nggak tahu saja kau ini. Mau kuberitahu sesuatu kah?'' Tanggap temannya tersebut.

''Hah? apaan?'' tanya rekannya tersebut sambil mendekatkan telinga ke bibir rekannya tersebut.

''Menurutku, sepertinya ia baru bersetubuh dengan wanita berambut putih yang selalu ia banggakan itu.'' bisik rekannya.

Rekannya pun memasang wajah terkejut bukan main. ''Hah? yang benar?''

''Terserah mau percaya atau tidak. Sejujurnya, aku kasihan dengan mereka.''

Mungkin pembicaraan kedua prajurit SPITE itu terdengar seperti lelucon yang sedikit melenceng, tapi, itulah kebenarannya. Didalam bak truk yang tertutup tersebut, Yorktown bernafas berat dalam keadaan terikat dan pakaiannnya dilucuti. Ia benar-benar sudah tidak bisa apa-apa lagi saat ini selain pasrah. Tak ada pilihan lain untuk hidup selain menjadi budak seks Collins. Tapi, disamping itu, ia bersyukur bahwa Hornet, berhasil melompat dari truk ketika hendak berangkat tadi. Ia seharusnya bisa membocorkan tujuan SPITE. Tak lama, Alicia masuk dan menatap Yorktown penuh dengan senyum kebencian. ''Bagaimana? kamu menikmatinya malam yang membahagiakan ini, Yorktown?'' Tanyanya dengan tawa jahat.

''Persetan kau!'' Umpat Yorktown dengan nada yang kesal sudah melebihi batas.

''Ohohoo...... berani sekali kau menghinaku ya....?'' Kata Alicia sambil mengangkat wajah Yorktown yang sedari tadi tertunduk lesu.

BUAKK!!

Segenggam tinju pun melayang dan menghantam kepala wanita tersebut dengan keras. Seketika, darah keluar dari mulut Yorktown. Tapi Yorktown hanya membalas dengan senyum tenang, tapi terlihat jahat. ''Tsk, kupikir yang baru saja menghajarku ini orang berakal. Rupanya tidak ada bedanya dengan Ikan Cupang.''

''APA KATAMU?!''

Sekali lagi, mungkin berkali-kali tinjuan tersebut menghantam kepala Yorktown. Tapi, ia tetap tegar menahan rasa sakit tersebut. Sementara itu, di sebuah bukit yang agak jauh dari sana, terlihat terlihat tiga orang prajurit. Dua wanita dan satu laki-laki dengan perlengkapan tempur dan sebuh komputer jenis X220 sedang menyala dihapan mereka. Salah satu dari mereka terlihat mengetik-ngetik sesuatu di laptopnya. Yang satu lagi, sedang mencoba memecahkan sandi komunikasi dari SPITE yang sedang beristirahat tersebut. ''California-chan, kau sudah berhasil membobolnya?'' Tanya salah satu dari mereka.

''Belum, masih ada selapis lagi dan ini yang paling rumit. Kakak, apa benar unit marinir di GnK bukan hanya kita?''

''Emm... aku kurang tahu soal itu. USSOC dikabarkan berkhianat kepada AS. Tapi kau tahu sendiri kan, orang-orang SLR itu bagaimana?'' Tanya sang kakak sambil mengutak-atik pemecah sandinya. ''Tennessee, you have to see this.'' Kata prajurit yang laki-laki sambil memberikan teropongnya ke Tennessee. Prajurit wanita berkulit coklat tersebut pun mengambil teropong tersebut dan mencoba memerhatikan apa yang sedang mereka lakukan. Tampak beberapa tiga truk mulai berangkat.

Tak lama setelah itu. Sang adik memberitahu bahwa salah satu komputer SPITE berhasil disambungkan ke laptop mereka dan pembicaraan mereka tertangkap oleh mereka. Sang kakak pun mencoba mendengarnya. Dari awal hingga akhir, wajahnya hanya terlihat semakin serius.

 Marine's Shipgirl - Girls Frontline and Azur Lane FanficWhere stories live. Discover now