8. Love Sign

48 8 0
                                    

"Lee Haechan, bisa bicara sebentar?" Tanya Mark kepada Haechan, yang tengah memakan makanannya.

"Tidak bisa. Kau buta? Aku sedang makan!" Tolak Haechan.

Bagi Haechan, makanan nomor satu. Sedangkan Mark? Tidak ada nomor di dalam hidup Haechan.

"Ini penting Lee Haechan!" Geram Mark.

Haechan yang tidak suka makannya di ganggu, ia pun langsung mengangkat wajahnya.

Haechan mendelik ketika melihat Mark yang membawa 4 anteknya. "Bagi diriku, makan itu sangat penting daripada dirimu! Jadi, kalau kau ingin bicara dengan aku? Biarkan aku selesaikan makan aku!"

"Sekarang Lee Haechan!" Titah Mark, yang tidak ingin di bantah oleh Haechan.

Haechan memang sering bercanda, dan tidak pernah serius, atau menunjukkan kemarahannya. Namun jika kesabaran, dan kemarahannya di pancing? Jangan harap orang itu bisa lepas dari Haechan.

Saat ini, kemarahan Haechan sudah ada di level satu, serta kesabarannya telah hilang satu. Haechan memiliki 3 tingkat kesabaran, dan kalau sudah mencapai tingkat 3 kesabaran Haechan habis? Haechan akan meledak, dan tidak ada orang yang bisa meredam kemarahannya, sampai ia puas melampiaskan-nya.

"Aku bilang tidak ya tidak! Apa kau tuli?!" Teriak Haechan yang sukses membuat Mark tersentak kaget.

Mark baru pertama kali mendengar teriakan Haechan, yang sangat berbeda dengan teriakan Haechan yang biasanya. Mark juga merasakan aura yang sangat berbeda dari Haechan.

Namun ya namanya Mark itu seorang senior. Dia tidak akan pernah menuruti perintah Haechan! Haechan yang notabennya seorang junior? Harus menuruti perintah senior!

"Turuti perintah aku, sebelum kesabaran aku habis!" Titah Mark.

Wajah Haechan langsung berubah menjadi sangat datar. Tatapannya juga langsung berubah menjadi lebih tajam.

"Pergi, sebelum kesabaran aku habis! Aku mempunyai 3 tingkat kesabaran! Kau sudah menghabiskan 1 kesabaran milikku. Jangan sampai kau menghabiskan semua kesabaran yang aku punya!" Titah Haechan yang tidak pernah bermain akan perkataannya, ketika ia sedang menahan amarahnya.

Mark yang mendengar itu pun tertawa. "Wow wow wow! Adik kelas yang sangat kurang ajar!" Teriak Mark, yang sukses membuat atensi seluruh orang yang ada di kantin, semakin menatap mereka berdua.

Oke, dua kesabaran Haechan telah lenyap. Aura Haechan semakin menggelap, menatap Mark beserta keempat anteknya.

"Hey yo whats up guys!" Teriak seseorang yang baru saja masuk ke dalam kantin.

Hendery, orang yang baru saja masuk ke dalam kantin, bersama dengan Lucas dan juga Renjun.

Hendery langsung melihat tatapan para siswa, yang sedang menatap adiknya bersama dengan Mark.

Hendery yang mengerti akan tatapan Haechan sudah sangat menggelap, ia langsung menghampiri Haechan, dan membawa Haechan pergi.

Namun, baru saja Hendery memegang tangan Haechan. Tangannya sudah di sentakkan Haechan.

'Shit! Jangan sampai kesabaran Haechan habis.' Batin Hendery panik.

Pasalnya kalau kesabaran Haechan habis? Haechan bisa menghabisi Mark saat ini juga. Bukan hanya itu, kantin berserta isinya bisa hancur.

Hendery bukan asal bicara. Ia pernah membuat kesabaran Haechan habis! Dan kalian tau hasil dari itu semua? Kamarnya benar-benar hancur karena Haechan.

Bukan hanya itu saja! Wajahnya juga babak belur karena Haechan. Serta kening Hendery yang berdarah karena lemparan Haechan.  Haechan benar-benar sangat ganas ketika sudah meledak.

"Renjun, bawa Haechan pergi." Bisik Hendery.

Hendery berharap penuh kepada Renjun. Kali saja dengan Renjun yang bertindak, Haechan bisa pergi dari hadapan Mark, sebelum kesabaran Haechan habis.

"Ku mohon, bawa Haechan pergi, sebelum bocah itu mengamuk di kantin." Pinta Hendery.

Renjun menatap Haechan. Dapat Renjun rasakan kalau Haechan terlihat sangat marah.

Tanpa tunggu lama, Renjun langsung menarik Haechan secara paksa, dan membawa Haechan pergi dari kantin.

Setelah sampai di halaman belakang sekolah mereka, Renjun langsung menaruh Haechan di atas bangku taman yang berukuran panjang, hingga muat untuk 2 orang sampai lebih.

"Yak! Kau mengapa menangis?!" Tanya Renjun, yang sangat panik ketika melihat Haechan sudah mengeluarkan air mata di kedua sudut matanya.

Haechan memang seperti itu guys! Dia bakalan nangis, kalau rasa kesal  dan amarahnya tidak tersalurkan.

Renjun semakin panik ketika tangisan Haechan tambah besar.  "Aduh, apa yang harus aku lakukan agar kau berhenti menangis? Mau coklat? Makanan? Balon? Ah tidak! Tidak ada yang menjual balon di sini!" Desah Renjun frustasi, memikirkan berbagai cara agar tangisan Haechan meredah.

"Kau tunggu sini ya! Aku akan membelikan banyak makanan untuk diri-mu! Kau--"

*cup* ciuman di bibir Renjun, sukses membungkam ocehan Renjun. Renjun membelalakan matanya, begitu melihat bibir Haechan menempel di bibirnya. Bukan hanya itu! Haechan juga sedikit melumat bibir-nya.

"Makasih." Ucap Haechan, lalu pergi meninggalkan Renjun sendirian.

---

Setelah merasa tenang, Haechan langsung pergi mencari keberadaan Mark dan kawan-kawannya.

Sampai akhirnya ia menemukan Mark, di ruang basket. Langsung aja Haechan ngetuk pintu sebagai formalitas kesopanan, lalu masuk setelahnya. Dia tidak perduli apakah di izinkan masuk atau tidak.

"Mau bicara apa?" Tanya Haechan to the point. Menatap Mark, dan kawan-kawannya yang habis latihan, mungkin. Haechan tidak perduli.

Mark, dan kawan-kawannya yang melihat keberadaan Haechan. Ia pun langsung beranjak dan menyudutkan Haechan.

Haechan yang di sudutkan pun langsung berdecih. Tapi tidak ada rasa takut yang menghampiri Haechan.

"Jauhin Renjun." Satu kata yang keluar dari mulut Mark.

"Gak mau." Tolak Haechan dengan mentah-mentah.

"Eits, kalian mau apa? Mau menganiaya diriku? Silahkan! Tapi jangan salahkan aku kalau besok kalian semua udah di keluarkan dari sekolah." Ucap Haechan dengan seringaiannya.

"Jadi cowo kok murahan banget ya? Padahal kan semua orang tau kalau Renjun itu punya-ku. Kenapa kau malah deketin Renjun?" Tanya Mark.

"Baru pacar aja kok ribet buat ngatur Renjun deket sama siapa aja. Takut kalah saing?" Balas Haechan.

"Kalah saing? Sama modelan hitam, pendek nan gendut kayak kamu?" Tanya Mark, dengan tatapan tidak percaya. Mark langsung tertawa ketika selesai berbicara seperti itu.

Haechan terkekeh mendengarnya. Haechan bakalan insecure? Sakit hati? Jangan harap.

"Tampan, menggoda, sexy, nan ekostis. Iri ya gak punya apa yang Haechan punya? Iri boleh, menghina jangan sayang." Ralat Haechan.

"Iri? Hello! Sadar diri! Renjun itu gak suka modelan seperti dirimu." Peringat Mark.

"Kalau Renjun ini gak suka modelan kayak aku? kenapa kau mesti takut? Takut seleranya Renjun berbeda? Tenang saja! Aku yang akan membuat selera Renjun beda dari wanita lain."

"Aku tau kalau para wanita sangat menyukai pria kurus seperti tengkorak, tinggi kayak jalangkung, dan putih serta bening kayak bihun, sama seperti dirimu. Menjadi wanuta yang menyukai pria yang lebih berisi, tidak tinggi namun tampan, punya kulit bersih namun tan eksotis seperti diriku. Coba kalian pikir, mana ada pria yang menyukai pria tengkorak seperti kalian? Ck! Renjun seperti memiliki hubungan dengan para banci, yang tidak mempunyai payudara, dan bokong sintal seperti diriku." Ucap Haechan.

"Dan kalian lihat tidak bibirku yang terlihat bengkak ini? Ini salah bukti tanda cinta dari Renjun."

TO BE YOUR BOYFRIEND - HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang