7. So? You Must

52 6 0
                                    

"Aw aw pak sakit! Jangan tarik telinga Haechan mulu!" Teriak Haechan di sepanjang jalan, begitu telinganya di tarik oleh Pak Minho, guru bimbingan konseling.

"Hai Renjun!" Sapa Haechan, begitu melihat Renjun yang tengah sibuk merapihkan buku, mungkin. Haechan juga tidak tau Renjun lagi apa.

"Ah Renjun, sudah selesai datanya?" Tanya Minho.

Renjun menganggukkan kepalanya. "Sudah pak. Kalau begitu saya pamit pergi." Ucap Renjun, tidak ingin berurusan dengan Haechan.

"Renjun tunggu dulu!" Tahan pak Minho, yang berhasil membuat Renjun mendesah frustasi. Ia tau apa yang akan di lakukan Pak Minho, kalau memanggil dirinya.

"Ada yang bisa di bantu Pak?" Tanya Renjun, yang masih berusaha bersikap sopan kepada guru yang ada di hadapan-nya.

"Bapak akan menghukum Haechan lari keliling lapangan sebanyak 5 kali. Tolong kamu awasi Haechan ya." Pinta Pak Minho.

"Saya tidak bisa menolak kan Pak?" Tanya Renjun, yang sudah sangat pasrah, berharap kalau dia bisa menolak perintah pak Minho.

"Tentu saja tidak. Haechan! Cepat jalani hukuman-mu." Titah pak Minho.

Haechan mencebik kesal. Ia langsung keluar dari ruang bimbingan konseling. Malas sekali ber-urusan dengan pak Minho.

"Renjun, tolong lihatin Haechan ya! Jangan sampai dia tidak menjalankan hukuman-nya." Pinta Pak Minho.

Renjun hanya menjawab anggukan kepala, atas permintaan pak Minho. Setelah itu, Renjun langsung keluar dan menyusul Haechan.

"Aish! Itu anak apa jenglot sih? Cepet banget hilangnya!" Rutuk Renjun kesal kepada Haechan.

Baru saja Haechan keluar, tapi Renjun sudah tidak melihat keberadaan Haechan. Renjun yakin pasti pria itu tidak mau menjalani hukuman.

"Lee Haechan!" Geram Renjun, lalu bergegas mencari Haechan.

Ia itu tipe orang yang amanah. Walaupun dirinya menanggapi permintaan pak Minho dengan malas. Tapi Renjun akan menjalani perintah pak Minho dengan tuntas. Jadi, ia akan terus mencari Haechan, dan tidak akan melepaskan Haechan, sampai Haechan menjalani hukuman yang di berikan pak Minho.

Renjun terus mencari keberadaan Haechan. Mulai dari kantin, rooftop, dan tempat Haechan bersembunyi lainnya. Namun keberadaan Haechan susah di temukan.

"Ck! Seperti mencari bunglon saja!" Racau Renjun, yang sama sekali belum menemukan Haechan.

Sampai pada akhirnya, Renjun mendengar suara bising dari halaman belakang. Langsung saja Renjun menghampiri asal suara itu.

Sampai di halaman belakang sekolah, Renjun langsung membelalakan matanya, begitu ia melihat Haechan yang tengah bersusah payah memanjat tembok halaman belakang.

"Lee Haechan!" Teriak Renjun, yang sukses membuat Haechan terkejut.

Haechan yang sedang memanjat pun segera menoleh. Ia langsung merutuk di tempat, ketika melihat Renjun yang tengah memergoki dia yang sedang ingin membolos sekolah.

"Eh Renjun." Ucap Haechan dengan cengiran yang khas.

"Turun sekarang." Titah Renjun, penuh penekanan di setiap kalimat-nya. Seakan perintahnya tidak ingin di bantah.

"Gak besok aja, Njun?" Tawar Haechan. Masalahnya Haechan sudah kepalang tanggung. Tidak mungkin dia berhenti di tengah jalan, sedangkan kedua temannya sudah ada di bawah.

Siapa lagi kalau bukan Hyunjin dan juga Jay. Teman seperbolosan Haechan. Tidak mungkin Haechan ajak Jeno. Jeno itu anak yang patuh, dan tidak mau mencari masalah, serta terlalu nyaman di zona aman. Jadi untuk urusan bolos, Hyunjin dan Jay bisa di ajak kerjasama.

"Sekarang Lee Haechan." Titah Renjun, yang saat ini sudah berada tidak jauh dari Haechan.

"Renjun mau ngintip ya?!" Pekik Haechan ketika Renjun mulai mendekat.

"Lo itu cowo Chan! Ngintip gimana sih anjing? Pake rok aja juga enggak!" Rutuk Renjun, yang udah gak bisa nahan rasa kesalnya.

"Woy Haechan! Buru turun!" Titah Hyunjin yang masih setia menunggu Haechan.

Aish! Haechan sangat dilema saat ini. Entah Haechan harus ke mana? Saat ini posisi Haechan tinggal turun ke bawah, akan ada Jay dan Hyunjin yang siap menangkap dirinya. Sedangkan satu sisi, saat ini Renjun tengah menunggu dirinya untuk turun, di sertai tatapan tajamnya.

"Njun, besok aja ya. Janji ini terakhir." Pinta Haechan dengan tatapan memohon.

"Mau pakai caramu sendiri, atau pakai caraku?" Tanya Renjun, memberikan Haechan dua pilihan.

"Aish! Ren--"

"Sekarang Lee Donghyuck!" Oke, kesabaran Renjhn sudah sangat habis menghadapi Haechan.

Haechan yang tau kesabaran Renjun telah habis, ia langsung merenggut kesal. "Iya iya! Ini turun!" Final Haechan.

"Kalian berdua saja. Aku tidak jadi!" Ucap Haechan, kepada Jay dan Hyunjin. Setelah mengatakan itu, Haechan pun turun.

*brak* Haechan pun terjatuh, begitu kakinya salah menapak.  Haechan meringis, merasakan perih di bokong-nya, karena telah mencium rerumputan halaman sekolah. Walaupun rerumputan? Haechan bisa merasakan sakit di bokongnya.

Haechan kira, Renjun akan menolong dirinya begitu melihat Haechan terjatuh, layaknya film yang sering Renjun tonton. Tapi nyatanya ia salah! Renjun hanya diam menatapi Haechan.

"Renjun! Tidak ada niatan untuk membantu diriku?!" Teriak Haechan kepada Renjun yang hanya diam saja.

Tanpa tunggu lama, Renjun langsung memapah Haechan, dan langsung membawa Haechan ke ruang uks.

"Aku sudah bilang daritadi bukan? Turun! Ini akibatnya bila tidak menuruti ucapan-ku." Oceh Renjun, di sepanjang jalan.

Haechan mendengarkan ucapan Renjun? Jangan harap! Saat ini Haechan tengah menenggelamkan kepalanya di pundaknya Renjun, yang saat ini tengah memapahnya jalan.

"Ck! Kenapa kamu gak ngerasain salah tingkah atau apapun sih? Kamu ini manusia sungguhan atau bukan?!" Sunggut Haechan kesal, ketika tidak bisa melihat respon Renjun saat ini.

Padahal kata Jeno, kalau dia bisa melihat Renjun yang salah tingkah, ketika sedang berdekatan kayak gini, ketika mereka sedang melakukan adegan romantis seperti di film? Berati Renjun menyukai-nya. Tapi apa? Tidak ada respon sama sekali pada Renjun.

"Aku ini juga manusia Lee Haechan! Tapi, untuk apa aku salah tingkah kepada dirimu? Aku bukan pertama kali mengenal dirimu!"

"Stop mengendus diriku Haechan! Kau bukan doggie!" Peringat Renjun.

Jujur saja, Renjun dapat merasakan deru nafas Haechan yang terasa di perpotongan leher Renjun.

"Kenapa sih? Haechan suka wangi tubuhnya Renjun. Renjun pakai sabun sama parfum apa sih? Kenapa wanginya bisa seenak ini?" Tanya Haechan yang masih meneruskan aksinya.

Haechan tidak tau saja kalau sedari tadi Renjun menahan hawa nafsunya, ketika Haechan melakukan hal itu.

Namun apalah daya Renjun yang sudah memperingati Haechan. Tapi Haechan tidak pernah mendengarkannya. Jadi yang bisa Renjun lakukan saat ini adalah, menahan dirinya sendiri, sampai mereka tiba di ruang UKS.

Sampai di dalam ruang UKS, Renjun langsung membaringkan Haechan di ranjang UKS.

"Karena kau sedang sakit, maka hukuman aku anggap selesai." Ucap Renjun, setelah menaruh Haechan di atas ranjang.

Tentu saja Haechan senang mendengar hal itu. "Karena Haechanie sedang sakit, berati Renjun harus menemani Haechan di sini! Ingat! Eomma dan Appa Haechan menitipkan Haechan kepada Renjun!"

TO BE YOUR BOYFRIEND - HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang