1 (Mencintamu)

5.3K 187 28
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.

#Louis P.O.V

Hari ini seperti hari biasanya, aku menontonmu bermain basket dari bangku penonton. Memberimu sorakan semangat walau suaraku hampir habis. Aku tak tau mengapa aku begitu mencintaimu. Kau hanya lelaki konyol, hobby melawak dan usil. Tetapi tanpa kehadiranmu sehari saja...

Hidupku sangat sepi.

Aku terbiasa dengan suaramu, teriakanmu, tingkah usilmu, dan candaanmu. Aku selalu merasa beruntung karena hanya aku yang bisa paling dekat denganmu dan paling mengenal semua kebiasaanmu.

Walau statusnya.... sebatas sahabat terbaik.

Mungkin ini salah, tidak seharusnya perasaanku berubah menjadi cinta yang gila seperti ini. Namun aku tak bisa mengendalikannya. Entah sejak kapan jantungku berdegup kencang bila didekatnya, dan entah sejak kapan aku begitu bahagia ketika dia hanya melihatku. Kami selalu bersama sejak kelas X dan duduk dibangku yang sama sampai saat ini dikelas XII. Hampir tiga tahun bersamanya, tentu saja aku selalu terbiasa dengan segala tingkah lakunya.

Aku tau dia sama sekali tak mencintaku, dia memang menyayangiku namun hanya sebatas sahabat baik. Tidak apa-apa selama aku bisa didekatnya.

Neo....

Namanya NEO anak basket di sekolah dengan nomor punggung 15. Dia salah satu siswa berbakat dibidang itu bahkan di pilih menjadi atlet basket nasional. Ya... Walau konyol tapi dia sangatlah populer.

Bukan hanya aku yang diam-diam jatuh cinta padanya, masih banyak yang lain dan aku hanya bernasip beruntung bisa menjadi sahabatnya.

Tapi...

Ada yang lebih beruntung dariku.

Ya Phuwin anak kelas XI adik kelasku yang juga populer. Dia memang jauh lebih imut, putih mulus dan banyak yang juga mencintainya. Bahkan seorang Neo begitu jatuh cinta padanya. Aku cukup sadar diri untuk membandingkan diriku dengannya. Phuwin juga sangat baik siapapun akan dengan mudah berteman dengannya.

"Terima kasih" senyum Neo saat ia menuju kearahku dan mengambil botol minumnya yang memang aku pegang dari tadi untuknya
"Apa pertandingannya sudah selesai? " tanyaku melihat wajah tampannya yang berkeringat
"Ini sudah selesai, kau melamun ya? sekolah kita menang" senang Neo karena mendapat medali emas lagi
"Bukankah kau atlet nasional? Ini tak adil untuk pertandingan antar sekolah" ucapku berusaha tenang saat ia menarik tangan kananku, seolah memintaku untuk menghapus semua keringat diwajah dan lehernya dengan handuk kecil yang ia berikan.

Aku menghapus keringatnya dengan pelan sedangkan dia mengatur nafas yang tak beraturan karena habis berlari bermain basket. Bahkan menghapus keringatnya saja ia begitu malas dan hanya mengandalkanku.

Neo tersenyum kearahku, saat wajahnya kini bersih tanpa keringat lagi, bagaimana aku tak bisa jatuh cinta padanya bila dia selalu memperlakukanku seperti ini.

Aku tau aku salah....

Salah karena jatuh cinta padanya.

#End Louis P.O.V#

"Lui makan yuk" ajak Neo"Loh? kau tak merayakan kemenanganmu bersama teman-temanmu yang lain?" tanya Louis"Oh katanya nanti malam perayaannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lui makan yuk" ajak Neo
"Loh? kau tak merayakan kemenanganmu bersama teman-temanmu yang lain?" tanya Louis
"Oh katanya nanti malam perayaannya. Kelamaan. Aku udah lapar. Yuk kekantin" jawab Neo menarik tangan lembut Louis.

Louis tersenyum saat Neo selalu mengenggam tangannya seperti ini. Rasanya ia tak ingin pernah melepaskannya.

Namun itu hanyalah keinginannya saja. Karena genggaman itu bahkan tak sampai lima menit. Saat mereka sampai di kantin, Neo melepaskan genggamannya saat melihat Phuwin.

"Nong Phuwin!" teriak Neo semangat melihat sosok yang ia cintai itu, mencoba menarik perhatiannya. Phuwin tersenyum melihat Neo memanggilnya.

Louis melihat kebahagiaan dimata Neo setiap kali melihat Phuwin. Rasanya ia tak bisa menghalangi kebahagiaan Neo.

Neo berjalan kearah Phuwin yang duduk sendiri di sudut kantin, ia kini melupakan Louis, pada hal dialah yang mengajak Louis bersamanya. Namun, hal itu sudah biasa, Louis sudah sangat terbiasa. Pada akhirnya kaki putihnya mundur berlahan, sambil tersenyum menahan perih ia keluar dari kantin tak ingin menganggu Neo yang berusaha melakukan pendekatan pada Phuwin.

.

Louis kembali ke kelas, dan duduk di bangkunya. Ia melihat bangku Neo yang kosong tepat disampingnya. Mata bulat indahnya melihat ukiran nama mereka, yang Neo pernah ukir disana sebagai tanda bahwa itu adalah meja milik mereka berdua.

'NeoLouis'

Louis tersenyum, mengukir nama dimeja adalah larangan tapi Neo nekat melakukannya. Telunjuknya menyentuh ukiran itu. Andaikan Neo juga memiliki perasaan yang sama dengannya.

Cukup lama Louis melamun hingga tak sadar Neo telah kembali dari kantin
"Apa yang kau lamunkan? Kau belum pulang ?" tanya Neo. Sebenarnya selesai pertandingan tadi, bell pulang sudah berbunyi namun Louis malah melamun dikelas.

"Oh aku tadi mau pulang" jawab Louis menarik tasnya dan Neo juga mengambil tasnya untuk pulang
"Kita tak bisa pulang bersama hari ini, Phuwin ingin pulang bersamaku, dia menungguku di halaman sekolah sekarang" ucap Neo dan Louis mengangguk mengerti
"Iya aku tau, aku akan menelpon ayahku menjemputku"
"Sip! Bye~" senyum Neo lalu berjalan senang keluar dari kelas.

Louis menghela nafas, menenangkan perih dihatinya. Ia sadar ia tak berhak untuk cemburu.

'Mencintai sahabat sendiri sangatlah menyakitkan, bukan?'

.
.
.

Tbc

Secret love (Neo_Louis) Where stories live. Discover now