Kenapa begitu indah?

674 65 2
                                    

Atlas menginjakkan kakinya sampai di rumah,ada wanita itu di depan pintu,hatinya menghangat,bahkan berdebar seolah dia sedang jatuh cinta dengan ibunya sendiri.

Lihatlah, senyumannya merekah sekali ketika Atlas turun dari taksinya,setelah kepergian taksi yang di tumpanginya dia melangkah gembira,lupa akan sakit kepalanya yang sejak tadi mendera,serta perut yang sejak tadi pagi menghantam jiwanya.

"Ma.."

"Daniel! Demian!" Serunya,melewati Atlas,ternyata ada abang kembarnya yang baru datang dari latihan.

Atlas cemberut,kecewa,atensinya yang begitu berharap wanita itu mengingatnya barang sejenak dia akan bahagia seumur hidupnya.

Atlas menyentuh dadanya yang ada luka tak kasat mata,dia berbalik lagi masuk kerumah,menaiki tangga masuk ke kamar Daniel,tepatnya ke kamar mandi.

Meringkuk di lantai,melirih tubuhnya seakan mati setengah,sakit segalanya,baru beberapa detik dia melupakan sakitnya ketika senyuman ibunda ke arahnya.

Atlas mengingat dirinya kembali, akhir-akhir ini dia tak membuat masalah di sekolah,dia kalem.

Atlas memeluk dirinya sendiri dengan erat bergumam sendiri menguatkan dirinya,"Las..Atlas..lo udah gede jangan manja,gini doang gak bisa sih?bangun yok,bangun gue minta bangun..lo cuma 3 doang penyakitnya,bangun yok cengeng banget lo gini.."

Hurck!!
Uhuk..
Uhuk..

Atlas

Menyerah,tangannya menopang lantai,dia menangis,menjerit tanpa suara akan sakit kepalanya yang menggorotinya.

Muntahan darah yang keluar dari mulutnya juga berantakan.

.
.
.
.
.
2 anak kembar kebanggaan Baskara duduk di meja makan dengan hidangan mereka untuk pagi ini.

Lihatlah wanita itu,dia berani mengoles roti selai dan mentega untuk kedua buah hatinya,bahkan menghidangkan kopi untuk suaminya.

"Ma, sering-sering ya buat sarapan buat kami."seru Demian sambil melahap rotinya,nasi goreng juga dia habiskan walau rasanya tak begitu enak,wajar saja..mamanya baru mulai masak setelah sekian lama.

Daniel juga lupa adeknya di kamar,dia juga haus akan perhatian mamanya,dia yang kuat dan ganas juga ingin melihat mamanya menyiapkan sarapan setelah sekian lama.

"Nanti mama boleh ikut nganter kalian gak?ke sekolah."

"Boleh boleh,anterin aja,nanti mama duduk di samping papa..pulangnya juga jemput sekalian."seru Baskara,tertawa sambil matanya tergenang air mata.

Daniel Demian siapa yang tak senang,setelah sekian lama papanya berani tertawa selain marah-marah di rumah,ini langka Baskara mohon anak yang di atas agar tidak turun hingga dia berangkat kerja.

"Hari ini..kami bakal tanding ma,tanding volly."kata Daniel.

"Volly?beneran?mama pengen nonton.."

Demian menyilangkan tangannya di dada,"Enggak! Mama harus istirahat di rumah,nanti kalo kita berdua udah pulang,sekalian papa ngajak jalan-jalan deh,kalo volly jangan ya ma,panas banget,nanti kalo mama nonton yang ada aku gak fokus,pengen liat mama terus jadinya.."kata Demian yang di sambut kekehan di meja makan.

Setelah acara sarapan, seperti janji, keluarga yang baru Cemara itu mengantar putranya hingga ke lapangan volly,kecupan ringan mendarat ke kening kedua putranya,Daniel tersenyum lantas memeluknya dengan erat.

Janitri,nama itu tiba-tiba berubah,Baskara mengubahnya dengan alasan yang masih di pertanyakan,bahkan segala aspek berubah dengan nama Janitri.

"Mau pulang sekarang?"tanya Baskara.

Atlas dan Semesta-nya ✔️Where stories live. Discover now