Danlin

717 64 3
                                    

Ringkih tubuhnya membuat orang-orang melihatnya yang begitu pucat,menyeret tas kesana kemari dengan dirinya yang menutup mulut dengan gemetar.

Bermodal uang sejuta yang dia ambil dari ATM atas kirimin Namu juga,dia masuk ke sebuah apotek.

Membeli obat sakit kepala dan sakit perut biasa,walau dia tau jika obat ini tidak terlaku berefek untuk sakitnya,namun..dia ingin setidaknya reda sedikit saja.

"Apa gue balapan lagi aja ya?"gumamnya sendiri melihat jemarinya yang kian menyusut.

"Tapi..kemana gue bakal cari arena balapan?"

Tiba-tiba saja jiwanya membara,dia ingin balapan dan menang,tentunya karna tak memiliki motor dia harus membuat kerja sama dahulu atas sebuah keuntungan dan kerugian nanti.

Sampai akhirnya dari media sosial dia bertemu dengan seseorang yang cukup di kenal di gengnya.

Pria itu tak begitu tinggi,namun dia mengaku berumur 25 tahun untuk tahun lalu.

Hari ini,setelah seminggu kenal lewat obrolan chat,mereka berencana bertemu di depan sebuah cafe mall plaza.

Atlas sedikit syok,pria itu bernama Danlin.
"Kenalin,saya Danlin."ucapnya menjulurkan tangan dan dengan ragu Atlas menjabatnya juga.

"Atlas,kamu kak Danlin?"

Danlin tersenyum,walau dia mengaku seorang pembalap,kenapa dia terkesan berkharisma dengan pakaiannya,serta rambutnya mirip idol K-Pop.

"Iya,kamu Atlas yang di Dm Instagram kan?"

Atlas menjadi sedikit gelisah,dia seolah ketipu, bagaimana pembalap liar bisa berwajah seperti Danlin,terlalu perfect.

"Saya pengen ke intinya aja,kamu sanggup gak?mungkin malam ini ada pertandingan juga."

"Beneran malem ini?"

Danlin tertawa renyah,"Apa wajah saya menipu?"

Atlas mengangguk polos, diikuti gelak tawa Danlin yang semakin menjadi,Danlin tak biasa dengan otak anak kecil.

"Ikut saya ke mansion, saya pengen tunjukin ke kamu semua kekayaan saya."ucap Danlin,meraih tangan Atlas berjalan ke mobil dengan buru-buru.

Selama di mobil,Atlas agak meragukan dirinya,dia takut orang di sebelahnya menjadi pedofil tiba-tiba,bahkan menyimpang.

"Kak,kenapa mau ngajak saya kerja sama?"

Danlin tersenyum smirk, pertanyaan ini sudah dia pelajari sejak dahulu,"Mau kerja sama?saya hanya sedang bosan,dan kebetulan kamu suka balapan kan?saya juga suka balapan, setidaknya kadang-kadang saya datang ke arena balapan untuk ikut balapan."

"Oh ya,selama kerja sama berlangsung,terus kamu panggil saya Kak Danlin."

Sampai di mansion megahnya..Danlin keluar bersama Atlas yang celingak celinguk untuk melihat mansion yang Danlin bicarakan, begitu menakjubkan.
"Nanti malem kakak bakal ke arena?"

"Iya,kamu mau coba nanti malem?"

Danlin menoleh dan di angguki oleh Atlas,dia tidak akan menolak ajakan ini,dia terlalu bengal untuk di perintah, apa yang dia mau maka lakukan saja.

Tepat malam ini juga,Danlin dan satu buntut barunya,si Atlas sudah di arena balap, seperti dugaan Danlin,dia akan di tanya-tanya siapa pria mungil kurus yang dia ajak.
Danlin akan tertawa,"Hanya anak iseng yang ingin mencoba."

Atlas gemetar,selalu saja seperti ini,ketika acaranya penting,ada saja yang kambuh.

"Bocah!! Kamu mampu kah?"teriak Danlin yang di tertawakan seluruh orang di arena balap.

Atlas dan Semesta-nya ✔️Where stories live. Discover now