'Lucu sekali ekspresi anak ini'

'Kenapa aku bisa membaca pikiran tua bangka ini?! Bukankah kemampuanku itu sudah hilang setelah aku pindah ke dunia ini?' batin Gane.

"Aku ingin ke kamar mandi," ucap Gane tiba-tiba.

"Lalu?" tanya Rowen menaikkan satu alisnya.

"Lepaskan borgol ini, Pak Tua."

"Santai bocah, tidak baik bersikap seperti itu pada orang tua dan jangan panggil aku Pak Tua. Panggil aku uncle atau papi? Mungkin aku bisa mempertimbangkanmu untuk menjadi anakku. Bagaimana terdengar menarik bukan?"

"Cih tidak sudi," ujar Gane memalingkan wajahnya. Ia muak menatap wajah menyebalkan di depannya.

Gane merasakan sebuah tangan mencengkram wajahnya membuatnya mau tak mau menatap Rowen.

"Aku sudah mencoba sabar Gane."

"Gane?" tanya Gane bingung karena biasanya ia dipanggil Prince.

"Bukankah itu namamu? Dengar, kesabaranku ada batasnya jadi jangan coba-coba melawan atau membantah, mengerti?!"

Gane menganggukkan kepalanya saja. Saat marah Rowen terlihat seperti naga penjaga gunung utara yang pernah dilawannya di dunianya dulu, cukup mengerikan sampai membuat raga ini bergetar takut.

"Bagus kalau kau menurut."

Rowen melepaskan borgol Gane. Membuat Gane langsung bangkit menuju sebuah pintu yang ia yakin jika itu adalah kamar mandi.

***

Gane tengah mematut dirinya di depan kaca. Ia berdiri tegak mencoba berkonsentrasi, lalu mengepalkan  tangan kirinya kemudian membukanya. Munculah seberkas cahaya dari tangan itu. Remaja itu berpikir keras, kenapa kekuatannya tiba-tiba muncul? Yah walaupun masih sangat lemah.

Karena penasaran Gane mengarahkan cahaya itu ke kaca.

Pyar

Kaca di depan Gane jadi retak.

"Apa yang terjadi?!" teriak Rowen dari luar dengan menggedor pintu.

"Tidak apa-apa."

Gane memusatkan pikirannya lagi, seketika kaca itu kembali utuh tanpa retakan sama sekali.

Brak

Pintu kamar mandi dibuka paksa oleh Rowen. Rowen terkejut kala melihat hidung Gane yang tengah mengeluarkan darah. Rowen menarik Gane keluar dan memanggil anak buahnya.

"Ada apa tuan?" tanya Ashley, sang asisten setia Rowen.

"Panggilkan dokter kemari."

"Baik, Tuan."

Rowen mengambil tisu dan mengarahkannya ke hidung Gane membuat Gane menjauh.

"Kenapa?"

"Hidungmu mimisan."

Gane menyeka hidungnya, lalu menatap jarinya yang terdapat darah disana. Ia bahkan tak sadar kalau dirinya mimisan.

Rowen menarik Gane memaksa remaja itu mendekat padanya dan dengan telaten menyeka darah anak itu.

"Aku baik-baik saja."

"Siapa yang bertanya?" tanya Rowen membuat Gane mendengus kesal.

Tak lama dokter datang memeriksa keadaan Gane.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tuan, mungkin ini akibat terlalu banyak beraktivitas dan memang tubuhnya yang lebih rentan terhadap penyakit daripada orang normal pada umumnya."

"Jadi menurut dokter saya tidak normal?" tanya Gane datar.

"Bukan begitu Tuan Muda," ucap dokter itu panik, ia masih ingin hidup saat ini.

"Jadi apa yang harus dilakukan?" tanya Rowen.

"Rutin meminum vitamin dan jangan biarkan tuan muda kelelahan," jawab sang dokter.

"Baiklah, kau boleh pergi."

"Baik tuan, saya permisi dulu."

Dokter itu keluar diantarkan oleh Ashley.

"Dengar itu anak nakal."

Brak

Pintu terbuka dengan tidak santainya. Munculah seorang pemuda dengan wajahnya yang sangar.

"Anak siapa yang kau bawa?"

"Anak siapa yang kau bawa?"

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

***

Dah double up ya 😉 bcs udah lama juga gak up 🌜

Don't forget to vote and comment ✨

100 vote baru next wkwk *ketawa jahat

See ya!

24/09/22

SWITCH PRINCE [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora