"Lep ... As ...!" Axelle melepas penyatuan bibir mereka karena dirasa Amber mulai kehabisan nafas akibat ciuman ganasnya. Benar saja, gadis itu langsung menghirup udara sebanyak-banyaknya. Axelle mengambil kelopak bunga yang jatuh di atas kepala Amber dan menyelipkannya di telinga gadis itu. "Cantik," Gumamnya.

"APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN, HAH!?"

"Aku? Aku hanya menikmati maduku."

" .... "

"Kenapa diam? Masih kurang?"

"Dalam mimpimu! Cepat menyingkir dariku!"

" .... "

"Kenapa diam saja, cepat minggir!"

"Masih kurang. Aku sudah menahan ini sejak tadi, asal kau tahu saja."

"TIDAK MAU! Kalau kamu tidak mau menyingkir, aku akan berteriak agar Celine terbangun!"

"Baiklah, baik. Aku menyerah!"

Axelle melepaskan kedua tangan Amber dari cengkramannya. Amber menatap tajam padanya sebentar dan meninggalkannya memasuki mobil. Axelle mengikutinya dan tertawa kecil. 'Ah, milikku. Amberku ....'

Axelle kembali melajukan mobilnya. Dia melirik Amber yang terlihat masih marah padanya. Dia terkekeh pelan. Terdengar lenguhan kecil dari gadis di sampingnya. Celine perlahan membuka matanya. "Hoam ... Kenapa aku merasa tadi mobil ini berhenti?"

"Tidak, Nona Celine. Itu mungkin mimpimu."

"Ah, bisa jadi. Masih berapa jam lagi kita akan sampai?"

"Tidak lama kalau kau tidur lagi. Tidur saja nanti aku bangunkan saat sampai. Nona Amber? Kau juga silahkan tidur dulu."

" ... Bukan urusanmu!"

Celine menatap Amber tajam. Amber hanya memalingkan muka kesal dari mereka berdua. Celine menghela nafasnya dan meminta maaf kepada Axelle atas ucapan Amber yang menurutnya ketus itu. Axelle hanya tersenyum karena ia tahu penyebab kekesalan Amber padanya.

Tinggal beberapa menit lagi mereka akan sampai pada pantai tujuan. Amber dan Celine sudah terlelap dari tadi. Axelle mempercepat sedikit mobilnya. Suara ombak mulai terdengar. Axelle menyentuh bahu Celine dan membangunkannya. "Lihat itu. Lautnya indah, bukan?"

"Wah ... Itu sangat indah sekali! Kau luar biasa dalam memilih tempat ini Axele! Aku belum pernah datang ke sini saat aku pertama kali pindah ke kota. Terima kasih, Axelle!"

Axelle ikut tertawa kecil mendengar ucapan Celine yang terlihat sangat senang. Tapi perlu di garis bawahi, tawa itu hanya palsu darinya. 'Gadis bodoh. Berkat dirimu rencanaku berhasil.'

Axelle memakirkan mobilnya di tempat parkir yang sudah disediakan. Axelle turun lebih dulu dan membukakan pintu untuk Celine, lalu menuju bagasi mobil untuk mengeluarkan barang bawaan mereka.

Celine membangunkan Amber. Amber sama sekali tidak terusik justru gadis itu semakin lelap dengan memeluk dirinya sendiri. Celine terlihat mulai kesal, Axelle menghampirinya dan menyuruhnya untuk terlebih dulu pergi ke villa. Kamar mereka sudah Axelle siapkan beberapa hari yang lalu.

Celine patuh dan mengambil barang-barangnya. Gadis itu melangkah terlebih dahulu menuju Villa meninggalkan Amber bersama Axelle di mobil. Axelle menatap wajah Amber yang tertidur. Tanganya mengelus lembut wajah gadis itu hingga sang empu mulai sedikit terganggu.

Amber membuka matanya perlahan dan menguceknya untuk memperjelas pandangannya yang buram. Sebelum nyawanya kembali terkumpul penuh. Axelle mendorong tubuh gadis itu hingga terbaring di kursi mobil.

Axelle menindih tubuh Amber dan menutup pintu mobilnya. Amber terkejut. Gadis itu mencoba mendorong tubuh yang lebih besar darinya itu. Axelle tidak bicara apapun juga tidak berbuat apapun. Pria itu hanya diam menatapnya. Amber menatap balik Axelle dengan tajam. Tangannya ia angkat hendak menampar pria itu namun dirinya kalah cepat dengan Axelle yang sudah mengenggam lebih dulu tangannya.

"Apa yang kamu lakukan?!"

" .... "

"Aku bicara padamu, Axelle! Menyingkir dari atasku sekarang juga! Celine ... Di mana dia?!"

"Dia di Villa."

"Lalu, kenapa justru kita masih di sini. Ayolah, menyingkir dari atas tubuhku!"

"Biarkan aku sebentar. Aku hanya ingin lebih memandangimu."

"Aku tidak mau, puas?! Menyingkir!"

"Aku mencintaimu."

" .... "

Suara ombak yang keras membuat Amber tidak terlalu bisa mendengar apa yang Axelle katakan. Axelle bangkit dari atas tubuhnya dan keluar dari mobil. Ia mengulurkan tangannya untuk membantu Amber berdiri. Mereka berjalan menuju Villa dengan Axelle yang membawakan barang-barang Amber. Amber melirik Axelle yang berjalan di sampingnya. 'Dia tidak membawa apa-apa? Dia tidak ingin ganti bajunya sampai besok?'

"Axel. Di mana barang-barangmu?"

"Ah, aku tidak membawanya."

"Lalu, kamu mau berenang nanti menggunakan bajumu ini?"

"Tidak. Aku akan membeli di toko baju nanti."

"Oh."

Mereka berdua kemudian berjalan ke tempat Villa itu berada. Axelle berjalan menuju meja resepsionis guna mengambil kunci kamar mereka. Amber dan Celine satu kamar, sedangkan kamar Axelle berada tepat di samping kamar mereka.

Pemandangan yang disediakan dari balik kaca villa itu adalah hamparan laut yang luas. Baru juga Amber memasuki kamar sewanya, sudah terpesona saja oleh keindahan lautan luas ersebut. Dia meletakkan tasnya di samping ranjang dan berdiri di depan kaca.

Pundaknya tiba-tiba disentuh seseorang yang membuatnya terkejut. Lantas dirinya berbalik dan menatap Celine dengan terkejut pula. Dia menatap Celine dari atas sampai bawah dengan mulut terbuka dan mata melebar. Celine juga menatap heran temannya ini yang menatapnya sampai segitunya. "Apa? Ada yang salah dengan penampilanku?"

"Mungkin, pakaianmu terlalu terbuka ...."

"Ha, kau ini bicara apa? Ini pakaian yang biasa dipakai orang jika pergi ke pantai. Memangnya kau mau memakai apa untuk berenang? Gaun pesta?"

"T--tidak juga. Tapi ... Tidak merasa malu jika dilihat laki-laki di luar sana?"

"Kenapa harus malu, Amber. Ini normal. Beda lagi kalau kau pergi ke pesta pernikahan menggunakan pakaian seperti ini!"

"Kalau begitu, aku juga mau. Tapi aku tidak punya pakaian seperti itu. Aku hanya membawa kaos tanpa lengan dan celana pendek pemberianmu."

"Hah, jangan khawatir. Kita akan beli nanti di toko baju di dekat sini."

"Benarkah?"

"Iya, kau tenang saja. Ayo, sekarang bersiap-siaplah dan segera temui aku di luar. Aku sungguh tidak sabar!"

"Baiklah, silakan pergi dulu selagi aku bersiap."

Celine mengangguk dan berjalan keluar dari kamarnya dan Amber. Amber terdiam sejenak. Gadis itu membongkar tasnya untuk mencari pakaiannya itu dan pergi ke kamar mandi untuk berganti. Beberapa menit, gadis itu telah siap. Dia melirik penampilannya di cermin meja rias dan terlihat sedikit murung. 'Konyol sekali diriku. Orang-orang memakai pakaian seperti yang Celine gunakan, tapi aku justru memakai pakaian yang biasa aku gunakan untuk olah raga ... Huft.'

AMBER and the vampire prince (END)Where stories live. Discover now