Sungguh ciptaan tuhan yang sangat sempurna. Tubuh dan wajah yang sangat di dambakan seluruh wanita di bumi. Tapi jika di suruh memilih, Axelle akan tetap memilih gadis itu untuknya mendampinginya.

Axelle mengendarai mobilnya kembali ke apartemennya. Pria itu sengaja lewat depan rumah Amber yang terlihat masih terang, tanda kalau gadis itu masih belum tidur. Axelle memutuskan mengintip kegiatan gadis itu. Axelle menghentikan mobilnya.

Axelle berjalan dengan bertelanjang dada menuju depan rumah Amber. Dia mengintip melalui jendela gadis itu. Dia bisa melihat Amber yang tengah sibuk makan mie dan menonton televisi sembari tertawa sendiri. Axelle tanpa sadar menyunggingkan senyumnya. Dia menyentuh dadanya yang sudah berdetak sangat kencang hanya dengan melihat gadis itu saja. 'Apakah perasaan ini benar? Aku mencintainya ...?'

Axelle tiba-tiba terduduk dan memegangi kepalanya yang berdenyut keras. Dia tahu jiwa serigalanya sedang protes dengan apa yang barusan ia pikirkan. Axelle berdecih dan mencoba berdiri dengan bantuan tembok. Lalu pria itu kembali memasuki mobilnya. "Siapa yang peduli tentang mate. Aku tidak peduli padanya! Aku akan menolaknya saat aku bertemu dengannya suatu hari nanti!"

Lagi-lagi kepalanya berdenyut keras seperti tadi. Dia reflek mengerem mendadak mobilnya itu. Dia tidak habis pikir, kenapa ia bisa mempunyai wolf yang kebanyakan protes padanya. Dia berdecih. "Kau pun tidak akan bisa menghentikanku, Jack! (Nama jiwa serigala Axelle). Dan berhenti banyak tingkah di sana, kau semakin membuat kepalaku berdenyut!"

Axelle mengunci Jack. Pria itu tancap gas menuju apartemennya yang tidak terlalu jauh dari sana. Jalanan sudah lumayan sepi, jadi dia bebas berkendara dengan kecepatan berapa pun, tapi masih patuh dengan peraturan lalu lintas tentunya.

Di lain tempat, tepatnya di kastil vampir. Para pelayan terlihat sibuk menyiapkan persiapan untuk acara penyambutan tamu istimewa sang raja, yaitu bangsawan Aaron dan istrinya Elizabeth beserta putri mereka, Beatrix. Dialah putri yang ingin Christ pasangkan dengan anaknya, Giovanni.

Terlihat beberapa mobil datang dan di sana ada keluarga bangsawan tersebut. Christ dan Annie menyambut mereka di pintu masuk kerajaan mereka. Penampilan Beatrix sangatlah anggun, benar-benar menyerupai seorang putri raja.

Christ segera mengajak keluarga bangsawan tersebut untuk menuju ruangan untuk mereka membicarakan masalah pernikahan kedua anak mereka. Annie meminta izin pada suaminya untuk pergi menemui anaknya.

"Sayang, kau sudah selesai? Ibu akan masuk." Tanpa menunggu balasan Giovanni di dalam sana, wanita itu langsung saja membuka pintu dan seketika mematung di tempat. Kamar anaknya kosong. Annie panik, dia memanggil penjaga yang sengaja ditugaskan di depan pintu kamar Giovanni. Penjaga itu memberitahukan tempat pangeran mereka berada saat ini. Annie langsung saja menuju tempat itu.

Benar saja, Giovanni tengah duduk di taman. Anaknya itu duduk dan memainkan setangkai bunga mawar merah di tangannya. Annie tidak menghampiri Giovanni, tapi justru ia kembali ke tempat di mana suami dan tamunya itu berada.

"Di mana anak itu?" Tanya Christ saat Annie baru memasuki ruangan itu seorang diri. Annie tidak menjawabnya, tapi malah berbisik ke telinga Beatrix.

Mata Beatrix langsung berbinar. Gadis itu tanpa lama-lama pergi meninggalkan mereka. Christ dan kedua orang tua Beatrix menatap Annie penuh tanda tanya. Annie duduk di samping suaminya dan membalas mereka dengan senyuman. "Mereka sedang bersenang-senang, tidak perlu khawatir. Mari, lanjutkan saja pembicaraan kita."

Beatrix berlari menuju taman yang dimaksud ratu vampir tadi. Giovanni masih berada di sana dan dia berjalan pelan menghampirinya. Gadis itu tanpa merasa malu, memeluk tubuh Giovanni dari belakang. Dia dapat merasakan tubuh Giovanni menegang sebentar, lalu tenang kembali.

Giovanni menyentuh tangannya lembut yang sedang melingkar di perutnya. Lembut tapi perlahan berubah menjadi cengkraman yang menyakitkan. Beatrix meringis dan mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Giovanni.

Giovanni membalikkan tubuhnya menatapnya. Pria itu menatap dingin Beatrix yang masih mencoba untuk membebaskan tangannya. "Lancang, memeluk seorang pangeran tanpa merasa malu sedikit pun! Ini kah yang diajarkan orang tuamu?"

Giovanni melepas cengkraman pada tangan Beatrix. Beatrix langsung mengelus tangannya yang memerah dan menangis. Dia menatap Giovanni dan memasang muka yang ia buat seimut mungkin, berharap dapat meluluhkan hati Giovanni yang melihatnya. "Aku calon istrimu. Jangan jahat-jahat padaku, Gio!"

"Bermimpi saja!"

"Kenapa? Memang benar itu kenyataannya karena kita sebentar lagi akan menikah!"

"Pernikahan itu tidak akan pernah terjadi, tidak akan. Aku jamin itu."

"Kenapa, kenapa tidak akan terjadi?! Orang tua kita sudah membicarakan pernikahan kita ini!"

"Karena aku sudah memilih ratuku sendiri, jelas itu bukan dirimu."

"TIDAK MUNGKIN, KAU BOHONG! AKU YANG AKAN MENJADI ISTRI JUGA RATU KERAJAAN INI!"

"Apa untungnya untukku berbohong padamu? Lebih baik, buang saja keinginanmu untuk menjadi ratuku. Berhenti berharap yang sia-sia."

Beatrix meninggalkan Giovanni dengan berderai air mata. Hatinya sangat hancur mendengar kata itu keluar dari mulut Giovanni. Gadis itu kembali ke tempat orang tuanya dan merengek untuk segera pulang. Christ dan Annie saling berpandangan. Annie mencoba membujuk Beatrix untuk tetap berada di sini dan bercerita tentang apa yang terjadi padanya. Tapi gadis itu sama sekali tidak menghiraukannya.

Aaron sebagai ayah Beatrix merasa tidak enak hati pada raja dan ratunya. Jadi ia berpamitan mengajak istri dan anaknya pulang. Pria bangsawan itu meminta maaf dengan sungguh-sungguh dan Christ sangat memahaminya  dia mengizinkan keluarga itu untuk kembali ke rumah mereka, meskipun pembicaraan mereka belum tuntas.

Setelah kepergian keluarga itu, Christ dengan emosi memuncak, hendak menemui Giovanni. Annie yang sadar akan situasi ini, buru-buru membujuk suaminya agar dirinya saja yang bicara dengan putranya. Dia takut apabila sang suami yang menemui Giovanni, maka pertengkaran tidak dapat terelakkan.

AMBER and the vampire prince (END)Where stories live. Discover now