"Mau bermain catur denganku?"
Daiva, dulunya ia hanya anak beasiswa dari salah satu akademi ternama di kota nya.
Menjelang akhir semester, satu persatu teman sekelasnya menghilang, ditemukan meninggal atau menjadi korban pembunuhan.
Banyak rahasi...
Pintu tinggi yang berdiri kokoh dengan ukiran mewah yang melekat sempurna pada setiap sisinya terbuka lebar saat seorang wanita dengan high heels berwarna cokelat muda melangkah masuk ke dalam ruangan yang ternyata sudah di penuhi oleh banyak orang.
Gaun berwarna ke-emasan yang ia kenakan menjuntai sampai menyentuh lantai. Setiap langkah yang ia ambil terlihat begitu tegas, namun tidak mengurangi aura anggun dan misterius yang menguar dari dirinya.
Seluruh pasang mata mengarah padanya. Meski wajah dari wanita itu tak bisa terlihat sepenuhnya karena topeng yang menutup setengah bagian wajahnya dari bagian mata sampai batas hidung. Rambut indahnya yang berwarna hitam sedikit kecoklatan yang terurai sebatas pinggang nya juga semakin menambah kharisma yang ia miliki.
"Maaf atas keterlambatan nya, Tuan tuan sekalian." Wanita itu berucap dengan suara yang mengalun lembut begitu ia tiba di bagian terdepan dari ruangan besar itu.
Sebelah tangan nya ia letakkan di depan dada, tubuhnya ia bungkuk kan sedikit sebagai tanda permintaan maaf. Bibirnya bahkan tak lupa menampilkan senyum.
Sebuah senyuman yang tak terlalu lebar, namun bisa dilihat oleh semua orang yang berada di hadapannya.
Selesai dengan basa basi nya, wanita itu mulai melangkah ke arah salah satu meja yang terlihat sedikit berbeda dari meja lainnya yang ada di dalam sana. Wanita itu kemudian mendudukkan dirinya.
Di hadapannya atau lebih tepatnya di seberang meja yang memisahkan keduanya, seorang pria yang mengenakan topeng berwarna perak tampak begitu tenang menyambut kedatangan nya.
Hal itu sontak membuat wanita dengan topeng berwarna cokelat tua itu tertawa pelan. Ia lantas bergerak, meletakkan kedua tangannya ke atas meja, menjadikannya penopang untuk dagu nya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
*Pict ilustrasi by Pinterest*
Dengan kepala yang ia miringkan serta manik mata yang menatap lurus pada sosok pria di depannya, wanita itu lantas membuka suaranya.
"Mau bermain catur lagi denganku, Tuan." Senyum miring tersemat indah pada wajah wanita itu.
"My pleasure, Lady."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.