rintangan

37 4 0
                                    

Vania di sekolahnya menjabat sebagai ketua Dari eskul paskibra.
Itu bukan kemauan nya, hanya saja dia di tunjuk oleh pelatih nyh itu
Awalnya paskibra beranggotakan sedikit tapi sekarang anggota paskibra semakin banyak.

Pada suatu hari Vania mempunyai jadwal latihan untuk eskul nya itu. namun Vani juga tidak lupa terhadap penyakit yang ia derita selama ini.
Vania menderita penyakit gangguan pada sistem saraf pusat, tentu saja penyakit itu berbahaya. Jika tidak di obati sel otak akan mengalami kerusakan.

Vania membatalkan untuk pergi ke sekolah nya itu,karena Vani  sadar dia sedang sakit dan perlu istirahat
Setelah sakit demam yang telah ia alami beberapa Minggu lalu.

Vania pun berdiam diri di rumah nya sembari sibuk dengan handphone nya itu
Pesan:
Vania:
Bang Vani gak latihan hari ini humm

Abang:
Knapa lu, sakit?

Vania:
I-iyaah jangan kasih tau siapa - siapa ya sekali pun itu si Al yaa bang yaa

Abang:
Ya Tuhan Van,kenapa lu nyembunyiin penyakit yang selama ini lu derita,pasti GK mudah buat lu ya Van, bahkan gua serasa gagal jadi Abang

Vania:
Nggk bang,nggk Abang GK gagal Vani nyembunyiin ini agar kalian GK khawatir bang heheh

Abang:
Tapi tetep Vania, penyakit lu harus cepet²di obatin jangan bikin gua khawatir Napa

Vania:
Tenang bang,siyaap nanti Vani periksa.

Setelah mengabari Abang nya itu pun vania hanya rebahan saja di kasur nya ntah apa yang harus ia lakukan ia sangat bosan hari ini di rumah nya

Tak lama kemudian suara notip dari handphone nya pun bergetar
Pesan:
Angel:
Hallo Van apa kabar?
Dimana tanggung jawab kamu sebagai ketua?

Vania:
Maksudnya?

Angel:
Kenapa gak pernah latihan?

Vania:
Gak di bolehin dulu sama bunda

Angel:
Ketua tuh masih kamu kan ya?

Vania:
Mau rehat dulu,nanti juga latihan lagi

Setelah mendapat pesan dari angel salah satu anggota paskibra itu pun mood Vania langsung turun
"Kenapa,kenapa kalian pada GK ngertiin gua?gua lagi sakitt kenapa harus gua terus yang ngertiin kalian gua kalo gini terus juga cape". Ucap Vania dia hanya bisa meluapkan amarahnya pada diri sendiri dia sadar dia tidak punya siapa-siapa lagi untuk di ajak menjadi teman cerita.

Vania pun begitu tidak menyukai pelatih dari paskibra tersebut setelah perlakuan pelatih nyh itu di malam hari

Beberapa Minggu lalu pelatih nya datang ke rumah nya dengan alasan ingin memberikan eskrim kepada Vania waktu menunjukan pukul 11  malam, pelatih nya pun sampai di rumah gadis itu
Gadis itu pun membukakan pintu untuk pelatih nya
Mereka mengobrol beberapa saat
Tiba-tiba pelatih nya tanpa aba - aba dia mencium pipi gadis itu
Sontak Vania pun kaget dengan perlakuan pelatih nya itu
Vania yang hanya bisa diam saja dia tidak bisa melawan toh, daripada nanti kena hukum pikir gadis itu

Setelah beberapa saat pelatih nya itu pun pulang, setelah kejadian itu sikap pelatih nya mendadak beda kepada gadis itu,itu yang membuat gadis itu sangat marah dan benci terhadap pelatih nya itu

"Dasar pelatih mesum". Ucap Vania kesal dia sangat benar - benar hilang respect terhadap pelatih nya itu
Orang - orang tidak tahu kalo pelatih nya itu sebenarnya hanya bersembunyi saja di balik kata pelatih padahal asli nya mesum.

Perasaan Vania campur aduk dia masih memikirkan pesan yang di kirim angel .
"Kenapa,kenapa Vani GK seberuntung kalian vani cuma cewek penyakitan Vani memang gak pantes untuk di jadikan ketua". Ucap Vania sembari memukuli kepala nya itu,dia melampiaskan nya. Sungguh dia sangat kecewa kepada dirinya sendiri

"Kenapa Van kenapa,lu paling bisa peduli ke orang-orang sedang kan lu sendiri Van,gaada yang peduli sama lu Van,makanya jadi orang jangan terlalu memikirkan orang lain Van." Ucap Vania pada diri nya sendiri dia begitu sangat kecewa

Setelah memukuli kepalanya itu,Vania merasakan sakit kepala yang sangat hebat,dada nya begitu sakit dia sesak.
Dia di rumah nya sendirian di karena kan orang tua Vania mengunjungi rumah nenek nya itu.
"Apa gue bakalan mati?ahaha gue lemah banget ya". Ucap dia dengan posisi tangan nya yang masih memegangi kepalanya yang sakit itu .

Setelah menahan rasa sakit di kepalanya itu pun Vania kewalahan dia rasanya tidak sanggup lagi untuk membukakan matanya itu.
Dia pun kehilangan kesadaran.

Kita yang Beda Where stories live. Discover now