2. Bundahara

9 3 0
                                    

"BAYAR KAS WOY! BAYAR KAS!!"

Yaya yang tadinya asyik mode rank bareng Haechan jadi mendengus. Haechan sendiri sudah memicingkan mata menatap tajam cewek yang menendang kursinya tadi.

"Perasaan Bendahara nya bukan lu deh, kenapa lu mulu sih yang nagih?"

"Karena gue adalah perwujudan dari kekesalan Lioni dalam nagih kas sama manusia gak tau diri macam kalian!" Balas Susan tajam.

Haechan menggerak-gerakkan bibirnya, sengaja meledek cewek itu. Ia merogoh sakunya kemudian mengulurkan uang.

Susan pun tersenyum senang dan mengangsurkan uang tersebut pada Lioni yang ada disampingnya.

Ia beralih pada cowok disamping Haechan. "Heh, bayar!"

"Aduhh.. gue harus bayar iuran ekskul nanti," kata Yaya sambil mengalihkan pandangannya agar tak menatap mata gadis itu.

"Ajiii!!! Lo futsal nanti bayar iurannya berapa???" Susan bertanya nyaring.

Aji yang tadinya fokus pada HP jadi tersentak. "Hm? Iuran apa??"

Susan kembali menatap Yaya tajam, sedangkan Yaya sudah mengumpat kesal.

"Harusnya elo bantuin gue, sat!"

"Aji goblok!!" Yujin yang duduk diseberang meja juga diam-diam mengatai.

Kesal karena cowok yang paling muda dikelas itu terlalu polos. Kalo tadi Aji gak ngaku, kan dia ada alasan buat gak bayar kas juga!!

"Besok lagi lah, Ni.."

"Elo udah nunggak sebulan, Yayaaa!!! Enak bener idup lo!" Omel Susan.

"Ck, kan bukan elo bendahara nya Susanaaa!!! Ngapain lo yang repot?!" Balas Yaya sewot.

Susan menatap Yaya datar. "Barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk menangani urusan umatku, lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah hidupnya. Dan barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk mengurusi umatku, lalu ia memudahkan urusan mereka, maka mudahkanlah hidupnya. H.R. Muslim. Intinya gue cuma mau bantuin temen sekaligus nyari pahala," ujar Susan membuat Yaya langsung kicep. "Sekarang cepet bayar utang lo!!"

"Mampus, hadist nya langsung dikeluarin.." kekeh Yuki.

Yaya menyerahkan uangnya dengan raut tak ikhlas. "Sisanya besok!"

"Cih, udah nagihnya susah. Sekalinya bayar masih ngutang," cibir cewek itu membuat Yaya mengerang kesal.

"Udah-udah gak papa, yang penting bayar!" Lerai Lioni.

"Tuh, dengerin kata Bundahara tuuhh!!!"

"Ni, lo tuh jangan terlalu baik sama orang gak tau diri kaya dia. Dibaikin ngelunjak nanti!"

"Ini nih jiwa-jiwa rentenir yang model begini nih," gerutu Yaya.

"Ini nih jiwa-jiwa manusia gak modal model begini nih!" Balas Susan tak mau kalah.

Yaya mendengus mendengar perkataan cewek itu.

"GUE DOAIN SUSAN KENA KARMA NAKSIR GUE, AAMIIN!!!!" Katanya keras-keras sambil beranjak dari sana.

Tapi sampai disamping meja Galih, dirinya mengumpat karena hampir tersungkur.

"KAKINYA KONDISIIN DONG, LAT! MENTANG-MENTANG PANJANG SAMPE NGALANGIN JALAN. NANTI KE INJEK, NGAMUK!" Protesnya.

Galih hanya menaikkan sebelah alisnya. "Kalo lo injek, tinggal gue injek balik!" Ucapnya datar.

Lioni hanya bisa menghela nafasnya pasrah. Bingung harus bereaksi bagaimana.

Cinderella WishesNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ